Lha kok gak kerasa kalau hampir semua tarikan nafas kita berbau import :-D

Kalau rupiah melemah, harga kedelai naik konskwensinya tahu/tempe anda beli di 
pasar ukurannya mengecil.

Harga BBM non subsidi akan bergerak dengan sendirinya.

Subsidi BBM Premium akan membengkak dengan sendirinya. Dan pemerintah segera 
membuat kebijakan kenaikan harga BBM. Akan diikuti kenaikan harga lainnya.

Terus dimana tidak terpengaruhnya daya beli masyarakat ?
Lagi pula penguatan itu hanya menguntungkan Pengusaha, bukan karyawan 
berpenghasilan tetap meski dia karyawan eksportir itu sekalipun :-(

Salam

RM



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave <dfa...@...> wrote:
>
> Pelemahan mata uang = pelemahan daya beli, hanya kalau kita belinya barang 
> impor semua. Kalau barang dibuat di Indonesia semua, matauang kita melemah 
> seberapa pun dibanding barang impor, maka daya beli masyarakat seharusnya 
> sama saja.
> 
> Dengan pelemahan daya beli impor, diharapkan ada penguatan daya produksi 
> lokal, yang ujung-ujungnya berarti penguatan daya beli impor juga nantinya. 
> 
> Maka dibandingkan dengan saran anda, yang menggunakan subsidi untuk 
> menyarukan daya beli seolah lebih kuat (padahal daya produksi lokal lemah), 
> mending di lemahkan supaya daya produksi lokal semakin kuat. Lapangan kerja 
> makin besar dan artinya nanti konsumsi lokal juga semakin kuat.
> 
> --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M <rachm...@...> wrote:
> 
> From: Rachmad M <rachm...@...>
> SPerlemahan mata uang sebenarnya adalah pelemahan daya beli, pelemahan 
> pendapatan perorang pertahun karena semua kita ukur dengan mata uang asing ie 
> US $
> 
> 
> 
> Salam
> 
> 
> 
>   
>   Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
> 
> 
> 
> 
>    
> 
>   
>   
>   
> 
> 
> 
>      
> 
> 
> 
> 
>      
> 
>   .
> 
> 
>    
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke