Saya dulu sama pendapatnya dengan Anda. Tetapi ternyata tanah didaerah 
yang namanya sabuk hijau lebih subur dari kawasan tropis basah, karena 
pertama hujan yang intensitasnya besar melarutkan banyak mineral, sebab 
itu tanah daerah tropis seperti Kalimantan dan sebagian besar Sumatra 
umumnya miskin zat hara. Jawa dan Bukitbarisan merupakan kekecualian 
karena banyaknya gunung api yang mengirim debunya.
Kedua (paling penting) padi2an pada suhu tinggi daunnya mulai kuning dan 
memberi signal untuk berhenti mengisi bulir dan mulai masak. Sebab itu 
padi2an daerah yang panas kecil2 sehingga hasil per hektar bisa sama 
dengan lahan yang diberi pupuk sedikit saja didaerah sabuk hijau.

Mungkin akan ada terobosan2 besar dalam produksi padi2an, tetapi masalah 
kita bukan itu. Masalah kita tetap masih perkembangan infrastruktur 
kawasan pertanian dan pendidikan pertanian yang macet. Hanya sebagian 
kecil saja lahan pertanian yang punya akses terhadap air. Tanpa air 
bersih, tanpa listrik agroindustri, produksi buah kering, kerupuk, 
makanan kaleng dsbnya sulit dikembangkan. Agroindustri akan menjadi 
kegiatan perkotaan.
Program jaman Belanda seperti irigasi dan edukasi tetap penting dan 
kalau mau tegas merupakan bentuk subvensi yang diarahkan untuk daerah 
pertanian.

Salam

Hok An
 
Bali da Dave schrieb:
>  
>
> Teknik dan teknologi pertanian tentu tambah maju. Tapi kalau melihat 
> perkembangan teknologi makanan yang arahnya pada 'pengawetan', 
> modifikasi genetika, dan formulasi nutrisi/chemical compound, maka ini 
> arahnya jelas lain dengan yang kita ambil/asumsikan.
>
> Pertanian tradisional yang berdasarkan tanah dan iklim yang baik sudah 
> semakin sedikit. Menurut saya daerah terbaik untuk cocok tanam adalah 
> daerah tropis sub tropis yang tidak punya 4 musim. Dibandingkan 
> panjang ekuatorial 360derajat, maka panjang sabang sampai merauke ini 
> (tidak menghitung laut dan gurun yang biasanya ada di tengah dunia), 
> maka ekuatorial tanah kepulauan kita adalah aset yang sangat-sangat 
> berharga. Afrika dan Mesir, juga Amerika (barangkali) memiliki daerah 
> tropis. Tapi berhubung benuanya yang sangat besar, penguapan laut 
> tidak pernah sampai ke tengah benua tersebut sehingga sering kali 
> daerah besar macam afrika, amerika australia tengah-tengahnya nyaris 
> tidak bisa dihuni apalagi ditanami karena tidak ada airnya. 
> Dibandingkan dengan kepulauan kita, daerah kering pun masih adalah 
> hujannya sedikit-sedikit karena jarak tengah pulaunya dengan laut 
> masih tidak terlalu besar..
>
> NAh dari 360derajat garis ekuatorial dunia ini, yang banyak pulaunya 
> dan tropis cocok untuk padi dan makanan penduduk indonesia mana lagi? 
> Vietnam dan thailan kalau sudah semakin maju tentu tidak akan mau lagi 
> menjual beras murah ke indonesia. Perluasan wilayah tanam menurut 
> teori pertanian tradisional sudah tidak mungkin lagi. Arahnya sudah 
> mulai ke makanan kaleng dan makanan tablet, juga makanan beku. Tapi 
> kalau harga makanan tidak diperbolehkan naik, maka tentu inovasi untuk 
> produk makanan juga akan terhambat.
>
> --- On Thu, 12/8/10, Hok An <ho...@t-online.de 
> <mailto:Hokan%40t-online.de>> wrote:
> From: Hok An <ho...@t-online.de <mailto:Hokan%40t-online.de>>
>
>  
>
> Kalau pasar Indonesia tertutup pendapat Anda benar.
>
> Tetapi ada produsen2 barang pertanian lain yang besar dan lebih murah
>
> produksinya dari Indonesia. Sebab itu ada tekanan pasar menuju stagnasi
>
> harga bahan makanan.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 

Kirim email ke