yauw, kita bikin mobil tapi blok mesin bikinan jepang dan thailand, kita
punya bbm, tapi yg dijual di indonesia adalah hasil refinery punya timur
tengah, kita punya hp nexian, tapi suku cadang import dari china, kita punya
monitor tv, lcd computer, kulkas, ac, sparepart dari luar negeri juga.

jadi produk kita, bahan baku tergantung sebagiannya dari import.  maklum
ekonomi global.

lha wong lensa carl zeiss jaman sekarang aja produksinya cosina jepang, dan
mobil ford bikinan korea (yg pabriknya ada di karawang juga).

makanya lebih aman, rupiah menguat, jadi bayar buat suku cadang import bisa
dengan lebih leluasa.  toh, produksi kita banyakan buat konsumsi lokal :))
yang buat di ekspor jadi berat sih, soale harga jadi kurang bersaing. :p

2010/8/12 Bali da Dave <dfa...@yahoo.com>

>
>
> Saya buat cerita perumpamaan saja...
> Dikisahkan ada bapak dan anak. Sang bapak bekerja sangat berat tiap hari
> jadi kuli di pasar sampai akhirnya bisa punya segudang uang emas yang
> disembunyikan sedikit di sini dan sedikit di sana. Peta harta karun ini
> kemudian pada saat meninggalnya diberikan kepada sang anak.
>
> Sang anak, alih-alih bekerja di pasar (entah jadi kuli atau jadi apa kek),
> tiap hari hanya memperhatikan peta harta karun warisan bapaknya. Begitu
> ketemu, langsung saja bahagia dan berpesta pora. Demikianlah sampai akhirnya
> seluruh peta harta karun sang bapak dipecahkannya dan tidak ada lagi
> sisanya. Begitu selesai, ia tidak punya uang dan mau kerja di pasar pun
> sudah tak bisa. Semua orang bilang sang anak adalah pemimpi dan cuma mencari
> enaknya/jalan gampangan saja.
>
> Nah sekarang perhatikan saja neraca ekspor impor kita. Yang namanya ekspor
> murni dari produksi kita sendiri ini berapa persen (kerja kuli) dan berapa
> persen lagi dari eksploitasi bahan berharga tak terbaharukan (mencari harta
> karun warisan bapak). Kalau kita menganggap menggali bahan tak terbaharukan
> sebagai produksi yang sehat....  saya tidak bisa berargumentasi lagi.
> Barangkali ada pemerhati milis yang bisa lebih menunjukkan 'logika' saya
> bahwa produksi kita sekarang ini masih kurang produktif/kurang efisien. Kita
> masih menganggap bahwa ongkos mengangkat logam/minyak sebagai biaya dasar
> minyak. Kita tidak melihat bahwa yang namanya minyak tak terbaharukan itu
> dulunya melalui proses ribuan tahun yang tak bisa diganti begitu saja (kerja
> keras sang bapak jadi kuli seumur hidup - kalau menurut perumpamaan tadi).
> Dan kalau kita hitung 'menemukan warisan bapak' sebagai hasil kerja keras
> 'saya' sendiri....  saya jadi bingung mau lebih menjelaskannya
> bagaimana caranya lagi.?
>
> Dan menurut saya, penguatan dolar yang didasari masukan dana investasi
> asing (investasi real maupun terlebih lagi dana panas), adalah penguatan
> yang dibuat-buat. Penguatan yang didasari penerimaan penjualan aset tak
> terbaharukan juga adalah penguatan yang dibuat-buat. Kalau sudah habis
> sumber daya alam kita, mau jualan apa lagi kita?
>
> Negara Dubay yang kaya raya dengan minyak saja tidak mau mengandalkan
> penerimaan minyaknya sampai ribuan tahun lagi. Memangnya tower yang luar
> biasa dan pulau buatan palem yang megah, hotel bawah laut, semua itu cuma
> buat prestige saja? Mereka ingin jadi kuli dengan memanfaatkan harta karun
> dari bawah tanah mereka. Mereka ingin mengubah negara mereka menjadi negara
> maju tempat parkir dana-dana minyak negara timur tengah lain, berikut tempat
> pariwisata. Lah kalau mereka yang lebih kaya dan penduduknya lebih sedikit
> berpikir pintar, masakan kita yang kekayaannya lebih sedikit dan mulut yang
> harus dikasih makan lebih banyak malah lebih malas dan ongkang-ongkang kaki
> saja, cuma mengandalkan penambangan logam dan minyak yang bisa habis
> sewaktu-waktu?
>
> --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M <rachm...@yahoo.com <rachmadm%40yahoo.com>>
> wrote:
>
> From: Rachmad M <rachm...@yahoo.com <rachmadm%40yahoo.com>>
>
>
> Padahal jelas pendapatan perkapita kita diukur dengan US $.
>
> Korban dari devaluasi terjadi pada periode yang pendek yakni sampai
> ditemukannya kesetimbangan baru dalam hal tukar-menukar barang dan jasa.
> Korbannya adalah mereka yang berpenghasilan tetap ie. PNS/ABRI dan
> pensiunan. Mereka tidak mudah untuk mencapai penyesuaian baru sehingga
> cendrung korupsi dalam berbagai bentuknya.
>
> Tentu saja penguatan yang terjadi bukan penguatan yang dibuat-buat lho.
>
> Salam
>
> RM
>
> --- In 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>,
> Bali da Dave <dfa...@...> wrote:
>
> >
>
> > Berkali kali argumen yang diajukan adalah berfokus pada konsumsi
> lokal...  dengan mengandalkan barang impor yang murah. Kalau penduduk kita
> gak ada kerjaan...  mau beli pake apa pak?
>
> >
>
> > Kalau mata uang menguat tanpa ada peningkatan produksi lokal (ekspor),
> berarti ini karena ada banyuak pinjaman luar negeri yuang masuk. Ini
> pinjaman nantinya musti di bayar. Kalau gak bisa bayar, ntar kejadian macam
> tahun 1998 lagi. Asian financial crisis. Atau sama juga Greek Crisis 2010.
> Mereka punya uang euro kuat tapi kemampuan produksi dalam negerinya lemah.
> Akibatnya begitu pinjaman jatuh tempo mau dibayar langsung ekonomi
> berantakan. Banyak yang jadi pengangguran mendadak karena bisnis-bisnis yang
> berfokus impor tiba-tiba harus tutup.
>
> >
>
> > --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M <rachm...@...> wrote:
>
> >
>
> > From: Rachmad M <rachm...@...>
>
> > Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan
>
> > To: 
> > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>
>
> > Received: Wednesday, 11 August, 2010, 6:32 PM
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Lha kok gak kerasa kalau hampir semua tarikan nafas kita berbau import
> :-D
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Kalau rupiah melemah, harga kedelai naik konskwensinya tahu/tempe anda
> beli di pasar ukurannya mengecil.
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Harga BBM non subsidi akan bergerak dengan sendirinya.
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Subsidi BBM Premium akan membengkak dengan sendirinya. Dan pemerintah
> segera membuat kebijakan kenaikan harga BBM. Akan diikuti kenaikan harga
> lainnya.
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Terus dimana tidak terpengaruhnya daya beli masyarakat ?
>
> >
>
> > Lagi pula penguatan itu hanya menguntungkan Pengusaha, bukan karyawan
> berpenghasilan tetap meski dia karyawan eksportir itu sekalipun :-(
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > Salam
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > RM
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > --- In 
> > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>,
> Bali da Dave <dfaj21@> wrote:
>
> >
>
> > >
>
> >
>
> > > Pelemahan mata uang = pelemahan daya beli,
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> >
>
> > [Non-text portions of this message have been removed]
>
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>



-- 
salam,
Ari

<http://papabonbon.wordpress.com/>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke