semangaD !!

BR, ari.ams

---------- Pesan terusan ----------
Tanggal: 18 Agustus 2010 10.08
Subjek:  Anggito Abimanyu : Kemerdekaan Ekonomi RI Ada di Tangan Kita
Sendiri


  *Kemerdekaan Ekonomi RI Ada di Tangan Kita Sendiri *    Tuesday, 17 August
2010
 Setelah 65 tahun merdeka,masih banyak orang meragukan bahwa ekonomi
Indonesia telah merdeka. Kemerdekaan atau kemandirian ekonomi Indonesia
dikatakan sudah sirna dan bahkan tergadaikan.

Pengelolaan ekonomi Indonesia dikatakan masih dijajah oleh negara lain atau
sekelompok negara lain atau ideologi lain. Banyak cabang-cabang ekonomi
Indonesia juga sudah dikuasai asing dan perusahaan multinasional sehingga
kita tidak berdaya mengaturnya. Pasar modal dikuasai oleh investor asing
yang pada umumnya mementingkan keuntungan jangka pendek semata.

Perbankan sudah dikuasai asing sehingga banyak dana dalam negeri mengalir
keluar. Harga produk ekspor Indonesia diatur oleh pembeli di luar negeri dan
menguntungkan importir di luar negeri.Indonesia sudah kebanjiran
buah-buahan, elektronik,dan pakaian jadi impor.Banyak produkproduk asli
Indonesia yang sudah dipatenkan di luar negeri, dan seterusnya dan
seterusnya.

Ekonomi yang Merdeka

Kemerdekaan ekonomi atau kemandirian ekonomi dapat diartikan bahwa
pengelolaan ekonomi atau unit usaha betul-betul diserahkan kepada kemampuan
sendiri, tidak diintervensi apalagi diserahkan pada pihak lain.Kalau itu
definisinya, maka sejatinya saya masih yakin bahwa Indonesia telah merdeka
secara ekonomi.Saya punya tiga alasan mengapa berkesimpulan demikian.

Pertama, perencanaan ekonomi kita saat ini telah dibuat oleh bangsa
Indonesia yang diinisiasi oleh pemerintah pusat dan daerah. Pengelolaan
ekonomi telah didisain sendiri,kemudian disahkan sendiri, dilaksanakan
sendiri, dan diawasi sendiri melalui sistem pemerintahan yang modern dan
demokratis. Pengaturan kepemilikan atas aset-aset dan cabang produksi
strategis sudah banyak yang diatur dengan mengedepankan aspek nasional.

Harga-harga kebutuhan pokok tetap diatur oleh negara sehingga tidak
merugikan rakyatnya sendiri.Kontrak-kontrak baru dengan investor asing,
khususnya kontrak pertambangan yang dulunya melalui kontrak privat, sekarang
sudah menggunakan dasar UU yang disahkan oleh DPR-RI dan tunduk pada aturan
dalam negeri. Kedua, memangpada1999–2004, pengelolaan ekonomi Indonesia
berada dalam kendali IMF.

Tetapi, sejak dilunasinya semua pinjaman kepada pihak IMF dan juga
pembubaran Consultative Group on Indonesia (CGI), maka tidak ada lagi campur
tangan IMF ataupun lembaga multilateral dan bilateral dalam mengurus ekonomi
kita. Meski demikian, pengaruh dari program IMF pada pengelolaan ekonomi
Indonesia,misalnya dampak dari program rekapitalisasi perbankan dan BLBI
pada menggelembungnya utang Indonesia telah berakibat jangka panjang.

Sehingga,mau tak mau hingga saat ini ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh
program yang didisain oleh IMF. Siapa pun pemerintah yang menjabat pada masa
pascaprogram IMF harus menelan pil pahit akibatnya dan tetap harus
melanjutkannya hingga tuntas,suka atau tidak suka terhadap program tersebut.
Kesan ini juga telah memberikan kesimpulan tidak adanya kemandirian ekonomi
Indonesia saat ini. Ketiga,dalam era di mana kerja sama ekonomi antarnegara
secara bilateral,regional,dan global yang dilakukan untuk mengatasi masalah
bersama,maka sebagian pengelolaan ekonomi memang harus didisain bersama.

Tujuannya adalah agar kerja sama tersebut menguntungkan kedua belah pihak
ataupun secara regional dan global. Indonesia melakukan kerja sama kemitraan
dengan Jepang (EPA), negara-negara ASEAN telah bersepakat untuk melakukan
kerja sama regional 2015 belum tentu memberikan keuntungan maksimal bagi
Indonesia.Dampak kesepakatan perdagangan ASEAN dengan China (ACFTA) dan
ASEAN dengan Korea (AKFTA) tentu ada pihak yang dirugikan dan ada pula yang
diuntungkan namun secara nasional telah terjadi winwin.

Indonesia juga melakukan kerja sama dengan ASEAN dan mitranya plus tiga
(China, Jepang, dan Korea) dalam pencegahan krisis tertentu. Kerja sama
tersebut dalam beberapa hal mengurangi derajat kemandirian kita tetapi tetap
diperlukan karena ukuran potensi krisis dapat terjadi di luar kemampuan satu
negara saja untuk mengatasinya.

Negara-negara G20, di mana Indonesia menjadi anggota aktif, menyepakati
beberapa langkah global untuk melakukan pemulihan dan stabilisasi
perekonomian global. Ini juga menunjukkan bahwa tidak ada satu negara pun,
termasuk AS, Uni Eropa, China, dan Jepang yang mampu mengelola ekonominya
sendiri.

Memanfaatkan Kemerdekaan Ekonomi

Akhirnya kemerdekaan ekonomi harus diterjemahkan lebih luas dari sekedar
kepentingan keterlibatan unsur nasional dalam pengelolaan ekonomi.
Pengelolaan ekonomi dapat dikatakan merdeka apabila disusun sendiri dengan
mengingat konstelasi global dan bertujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
sendiri.

Sekali lagi saya sungguh yakin bahwa SDM kita mampu untuk berikhtiar
memerdekakan ekonomi kita, dan kita belum terlambat untuk mengemban amanat
rakyat demi kepentingan nasional yang mandiri di atas kepentingan atau
intervensi pihak luar. Kemerdekaan ekonomi sungguh ada di tangan kita
sebagai bangsa, pemerintah, DPR, LSM, media, akademisi.Dan kembali kepada
kitalah arah perkembangan ekonomi yang maju dan mandiri,bebas dari
intervensi. Merdeka...!(*)

Anggito Abimanyu
Dosen FEB-UGM,
Yogyakarta

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/345350/

-- 
"One Touch In BOX"

To post : koran-digi...@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius
Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
“Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang
sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan.” -- Otto Von
Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di
belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



-- 
-----
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke