UNDANGAN
GELADAK
SASTRA #5
ACARA:
BEDAH NOVEL "PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA", 

KARYA
DHIAN HARI M.D ATMAJA

HARI/ TANGGAL: JUM'AT, 23 JULI
2010
PUKUL: 13.OO Wib (BA'DA JUM'ATAN)
TEMPAT: PADEPOKAN SELO
ADJI (RUMAH RIBUT SUMIYONO/ PEMATUNG BATU TROWULAN), Jl. RAYA
JATISUMBER 11, Dsn. JATISUMBER, Ds. WATESUMPAK, Kec. TROWULAN, Kab.
MOJOKERTO

NARASUMBER:
1. HALIM HD (NETWORKER KEBUDAYAAN/
FORUM PINILIH, SOLO)
2. ROBIN AL-KAUTSAR (PEMERHATI SENI-BUDAYA,
JOMBANG)
3. NUREL JAVISSYARQI (PENYAIR, LAMONGAN)

MODERATOR:
YUSUF SUHARTO (LITBANG ISNU JOMBANG)

ACARA INI KERJA-BARENG
ANTARA KOMUNITAS LEMBAH PRING dan PADEPOKAN SELO ADJI.

SALAM: 

JABBAR
ABDULLAH (LURAH KOMUNITAS LEMBAH PRING)








Pembunuh
di Istana Negara adalah sebuah novel karya Dhian Hari M.D. Atmaja
yang digarap dengan ciri khas dan identitas tersendiri. Selama ini,
cerita-cerita cinta hadir sebagai permasalahan personal yang sedikit
banyak (dapat dikatakan) bergejolak pada lingkup terbatas dan
cenderung melepaskan diri dari dunia realitasnya. Dalam alur cerita
Pembunuh di Istana Negara, perasaan cinta seorang lelaki pada
perempuan, mampu membawa si pencinta untuk berdiri di antara dua
pilihan yang saling berlawanan.
Novel ini secara ringkas menggambarkan perjalanan
cinta seorang Paspampres (Kapten Agung Sutomo) untuk menjalani
perenungan atas sistem pemerintahan negara. Kapten Agung Sutomo
sebagai seorang Paspampres juga mengagumi seorang penulis yang dalam
perjalanan kehidupannya, si penulis yang dikagumi ini terasing dari
masyarakatnya karena sebuah jalan pikiran yang bersemayam di dalam
kepala. Pikiran si penulis itu jauh berada di awang-uwung.
Suatu ketika, Agung menyelinap keluar Istana Negara
untuk menemui kekasihnya yang bernama Rina. Betapa sakit perasaan
sang Paspampres ketika menemukan sang kekasih sedang bercumbu dengan
tangisan dan luka yang kejam menghantam dunia seorang perempuan
cantik yang dia cintai dengan tulus. Dari keadaan itu, Agung
mengetahui bagaimana luka Rina sampai mengucurkan darah penderitaan
yang tidak mampu dia bendung. Terbelenggu di dalam masalah yang
sangat rumit dan melibatkan berbagai pihak.
Dengan berselimutkan derai air mata yang dikucurkan
Rina, Kapten Agung Sutomo diajak untuk menyaksikan pergulatan
penderitaan para petani yang sedang dilanda peperangan. Kapten Agung
Sutomo yang setiap harinya bersama dengan Presiden di dalam gemerlap
Istana Negara dan kemewahan negara, kali ini dipaksa untuk
menyaksikan penderitaan karena perang petani yang tidak mungkin lagi
dimenangkan oleh para petani. Kapten Agung Sutomo dengan sambil terus
dibajiri oleh air mata kekasihnya menyaksikan bagaimana para petani
diusir dengan paksa oleh pada penguasa kaya. Para petani diusir dari
tanah yang selama ini mereka jadikan sandaran kehidupan yang panjang
dan melelahkan.
Bersamaan dengan rasa sakit yang mengucurkan darah
di dalam dada, seorang relasi Kapten Agung Sutomo yang berkerja
sebagai seorang wartawan nasional memberikan kabar bahwa dia telah
membuatkan janji untuk bertemu dengan sang Wiku (penulis yang
dikagumi Agung). Kapten Agung pun berinisiatif untuk mengajak Rina
berlibur ke kota sang Wiku, Yogyakarta. Kapten Agung berharap,
liburannya ke Yogyakarta mampu menjauhkan Rina dari kesedihan yang
berkepanjangan. Akantetapi, setelah Kapten Agung sampai di Yogyakarta
dan bertemu dengan sang Wiku, dia kembali teringat dengan penderitaan
para petani yang sebentar lagi, tanah mereka akan terenggut begitu
saja. Dia pun mencoba untuk mencari jalan keluar dengan meminta
pendapat dari sang Wiku yang dia kagumi.
Saat itu, mimpi-mimpi besar yang pernah ditulis sang
Wiku kembali terlintas di kepala Kapten Agung Sutomo. Mimpi besar
tentang perubahan, tentang negara yang mengedepankan hati nurani dan
kemanusiaan dalam menjalankan sistem pemerintahan. Bahwa rakyat
adalah segalanya. Kapten Agung pun kemudian berniat melakukan
perubahan itu.
Terjadi prahara yang besar karena rasa cinta yang
dalam yang dimiliki oleh seorang Paspampres untuk meletuskan
pistolnya, dan akhirnya media pun menulis:
PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA
Pertanyaan yang melintas saat ini, adalah bahwa
siapa sebenarnya yang menjadi PEMBUNUH di ISTANA NEGARA? Silahkan
temukan kemudian tafsirkan sendiri dengan membaca keseluruhan cerita
dari novel PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA karya Dhian Hari M.D. Atmaja
yang diterbitkan di Yogyakarta oleh SDS Fiction.
Judul               
: PEMBUNUH DI ISTANA NEGARA
Tahun              
: Maret 2010
Penulis             
: Dhian Hari M.D. Atmaja
Tebal               
: 355 halaman
Ukuran            
: 11 x 17 cm
Penerbit           
: SDS Fiction, Yogyakarta
ISBN              
: 978-602-96664-0-3 Katalog Dalam Terbitan
Harga              
: Rp. 33.000,00 (berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia)
NB:
Pembelian dapat dilakukan dengan mengirimkan
pemesanan melalui alamat e-mail: dhianh...@yahoo.com atau
sds.fictionbo...@gmail.com atau dapat juga melakukan pemesanan via
SMS ke nomor HP 085643218682 (Dhian)
(Sumber:
http://dhianhmda.wordpress.com/2010/04/17/munculnya-%E2%80%9Cpembunuh-di-istana-negara%E2%80%9D/)




M.D.
Atmaja dilahirkan di Bantul, Yogyakarta dengan nama lengkap
Dhian Hari Martha Dwi Atmaja, Di dalam keluarga petani Jawa yang
dengan proses kehidupan menjalani di jalani dalam sesuai dengan
konsep petani itu sendiri, “Menanam sesuatu untuk memanem sesuatu,
menanam perilaku untuk memanen perilaku”.
Selain, itu juga dalam menjalani kehidupan, selalu
berpegang konsep hidup masyarakat Jawa, “Alon-alon sing penting
kelakon,” berproses dengan lebih sedikit bersabar dan
sederhana, berusaha untuk ikhlas dan menjalani hidup untuk mencapai
apa yang namanya keutamaan “LAKU“. Berbekal dengan
keyakinan yang dibangun sendiri, mencoba untuk melangkah di atas
jalan kehidupan yang kadang tenang, lurus, namun kadang terjal dan
mendaki sampai kaki jiwa terasa sakit ketika mengincak
kerikil-kerikil kehidupan yang tajam. Dia terus berpegang dengan
keyakinan itu, sebab yakin, dia akan mencapai titik yang selama ini
dia harapkan. Berpegang untuk tetap bersabar sambil terus
menyemangati dirinya sendiri, “Tetap semangat untuk berjuang keras,
bersabar dan tetap menjalani hidup dengan keyakinan, tetap semangat,
sebab, hasil akhir adalah kepunyaan Allah semata!”
Karya yang sudah diterbitkan antara lain:
PEMBUNUH
        DI ISTANA NEGARA, sebuah Novel (Maret, 2010) oleh Penerbit Buku
        SDS
        Fiction, of
        the Independent Publisher. 
        

M.D. Atmaja
E-Mail: soenjipoest...@yahoo.com; dhianh...@yahoo.com
Telp. +6285643218286




(Sumber:
http://dhianhmda.wordpress.com/the-writer/)



      

Kirim email ke