Gangguan di Tuba Falopi
Women's Health Wed, 11 Jul 2007 14:16:00 WIB

Tuba falopi atau saluran falopi yang berperan dalam ovulasi dan pembuahan,
bisa mengalami sumbatan atau penyempitan. Bila tersumbat, sel telur tak bisa
dibuahi sperma atau embrio yang terbentuk tidak dapat masuk ke rahim untuk
berkembang. Kondisi ini yang membuat kehamilan sulit terjadi.

Tuba falopi juga disebut oviduct, merupakan sepasang saluran yang berada
pada rongga panggul, di antara rahim dan indung telur. Panjang saluran
sekitar 7,5-10 cm. Walau terlihat kecil, saluran ini berperan secara
integral dalam proses ovulasi dan pembuahan. Tanpa saluran falopi, telur
tidak dapat dibuahi dan embrio tidak dapat menjangkau rahim, sehingga
mustahil untuk berkembang.

Saluran yang tidak berfungsi dengan baik akan mempersulit proses kehamilan.
Dengan kata lain, adanya gangguan pada saluran falopi bisa membuat wanita
menghadapi masalah infertilitas (ketidaksuburan). Sebagai gambaran, faktor
infertilitas saluran ini berjumlah hampir 25 persen dari seluruh kasus di
klinik kesuburan. Dari sebuah situs kesehatan disebutkan sejumlah gangguan
dapat terjadi pada saluran falopi. Komplikasi yang sering adalah sumbatan.

Sepertiga Wanita

Sumbatan tersebut bisa disebabkan oleh adanya perlengketan. Perlengketan,
dijelaskan Dr. H. Taufik Jamaan, Sp.OG-KFer., dari Klinik Morula RS Bunda,
Jakarta, dapat timbul karena infeksi, endometriosis, TBC pada saluran
falopi, maupun infeksi saluran vagina. Kondisi itulah yang menyebabkan
terjadinya sumbatan pada saluran falopi. Sumbatan ini bisa membuat saluran
telur menjadi bengkak, yang dalam istilah medis disebut hydrosalpinx.

Sekitar sepertiga perempuan dari populasi saat ini menunjukkan tanda dan
simtom yang mengindikasi masalah yang disebabkan oleh abnormalitas uterin
atau saluran falopi. Saluran falopi yang tersumbat atau rusak dapat
menurunkan fertilitas (kesuburan) karena menghalangi sperma bertemu dengan
sel telur atau menghalangi sel telur masuk ke uterus.

Penyumbatan pada saluran falopi atau disebut juga penyumbatan tubal
merupakan komplikasi yang paling sering terjadi. Kadang hanya satu falopi
yang tersumbat, tetapi bisa juga sumbatan terjadi pada kedua tuba falopi.
Jika kedua saluran falopi ini tersumbat, telur tidak bisa bergerak menuju
rahim. Yang akhirnya pembuahan tidak akan terjadi.

Bisa pula terjadi pembuahan, tetapi embrio tidak dapat tertanam di rahim,
melainkan di saluran falopi. Keadaan ini yang diistilahkan kehamilan ektopik
dan secara umum sering disebut hamil di luar kandungan (rahim). Risiko
kehamilan ektopik akan meningkat seiring kejadian infeksi pada saluran
falopi.

Kehamilan mungkin terjadi walau dengan satu saluran falopi asalkan tetap
memiliki satu atau dua indung telur dan tetap mampu berovulasi. "Kemungkinan
kehamilan 50-50 bila terjadi satu sumbatan di salah satu saluran telur yang
sehat. Sebaliknya, bila sumbatan terjadi pada kedua saluran, kehamilan tidak
bisa terjadi," ujar konsultan fertilitas lulusan Reproductive Medicine
Clinic, RS Queen Elizabeth, Adelaide, Australia ini.

Hanya Perlu Satu

Secara umum, satu buah telur dikeluarkan oleh salah satu indung telur setiap
bulannya. Sel telur lalu turun ke tuba falopi untuk bertemu sperma dan
terjadilah pembuahan. Telur yang sudah dibuahi akan meluncur ke dalam rahim.
Hanya satu saluran telur yang diperlukan untuk terjadinya proses ini. Itu
sebabnya, bila terjadi sumbatan di salah satu falopi saja, proses ovulasi
dan pembuahan bisa terjadi.

Perlengketan yang hebat pada saluran falopi bisa diakibatkan oleh infeksi
chlamydia yang merupakan penyakit menular seksual. Infeksi ini dikenal
dengan pelvic inflammatory diseases (PID) atau penyakit peradangan panggul.

PID dihubungkan dengan risiko 2-8 kali dari kehamilan ektopik berikutnya.
Penelitian lanjutan atas kesuburan perempuan dengan PID yang
didokumentasikan secara laparoskopi, yakni dokter secara langsung melihat
rahim, saluran falopi, dan rongga panggul, menunjukkan bahwa untuk setiap
episode infeksi, setidaknya ada 10 risiko terjadinya ketidaksuburan tubal
berikutnya, terlepas dari jenis mikro organisme penyebab infeksi. Efeknya
sepertinya menjadi tambahan, dengan risiko infertil tubal dua kali lipat
setelah episode kedua PID.

Pengobatan bisa dilakukan untuk mengatasi sumbatan tersebut. Tentunya dengan
melihat dari masing-masing penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi,
bisa diatasi dengan pemberian obat. Tentu saja dengan konsultasi dari
dokter.

Masalah sumbatan juga bisa diatasi melalui bedah laparoskopi. Sebelumnya
akan dilakukan histerosalpingogram (HSG). HSG merupakan jenis sinar X yang
digunakan untuk menentukan lokasi sumbatan pada falopi. Dalam cara ini akan
dimasukkan cairan kontras ke dalam vagina menuju rahim melalui saluran
falopi.

Dari situ, dokter bisa melihat sumbatan yang terjadi untuk kemudian
dilakukan tindakan. Pembedahan yang dilakukan adalah minimal invasif dengan
laparoskopi.

Ditiup Sampai Tiga Kali

Tuba falopi merupakan saluran yang sangat kecil. "Ukurannya mikron," ujar Dr.
Ferry Achmad Firdaus Mansoer, Sp.OG, MM. Ukuran yang sangat kecil bisa
membuat saluran ini terganggu. Gangguan yang paling sering adalah
penyumbatan, yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi bakteri.

Infeksi bakteri ini sebenarnya merupakan infeksi rendah. Maksudnya infeksi
berada di mulut rahim ke bawah. Namun, bakteri kemudian berkembang biak
hingga menjadi infeksi tinggi, yaitu terjadi dari mulut rahim ke atas, ke
daerah rahim.

Sumbatan bisa juga terjadi karena kelainan bawaan seperti tidak terbentuknya
tuba falopi. Masalah endometriosis juga dapat menyebabkan sumbatan pada
saluran telur. Endometriosis, dikatakan spesialis kebidanan dan kandungan di
RSUD Pandeglang, Banten ini merupakan tumbuhnya dinding endometrium di
tempat yang tidak sebenarnya. Harusnya endometrium tumbuh di lapisan
terdalam rahim. Nah, pada endometriosis, endometrium tumbuh di luar.

Adanya infeksi maupun endometriosis ini dapat menyebabkan perlengketan dan
pada akhirnya menimbulkan sumbatan, tetapi lokasi terjadinya infeksi ataupun
endometriosis berbeda. Infeksi biasanya terjadi di dalam saluran falopi,
sedangkan sumbatan akibat endometriosis terjadi karena adanya tekanan dari
luar dinding tuba. Endometriosis kadang menimbulkan kista endometriosis yang
kemudian mendorong kista ke tuba. Dan sumbatan pun terjadi.

Bila terjadi sumbatan maka bisa dilakukan hidrotubasi. "Istilah awamnya,
ditiup," sebut dokter lulusan Universitas Padjadjaran ini. Ditiup yang
dimaksud bukan seperti meniup balon. Hidrotubasi dilakukan dengan
menyemprotkan cairan ke dalam rongga rahim untuk menekan tuba falopi agar
sumbatan terbuka. Yang digunakan biasanya cairan infus atau aqua destilata
yang bersifat antibiotika.

Sebelumnya, tambah Dr. Ferry, akan dilakukan HSG atau histerosalpingografi,
untuk mengetahui adanya sumbatan pada saluran telur, dengan memasukkan
cairan kontras ke dalam rongga rahim melalui vagina. Lalu dilakukan foto
rontgen, sehingga akan terlihat apakah zat tersebut masuk ke saluran falopi
atau tidak. Bila zat kontras tidak dapat masuk ke saluran telur, berarti
terjadi penyumbatan.

Metode hidrotubasi sampai saat ini masih dilakukan. Hanya saja, teknik ini
dipakai untuk mengatasi penyumbatan ringan. Pun tidak sekali tiup lantas
sumbatan bisa terbuka. Dikatakan Dr. Ferry, hidrotubasi dapat dilakukan
beberapa kali. "Biasanya tiga kali, sekali hidrotubasi dalam setiap bulannya
dan dilakukan setelah menstruasi," tuturnya.

Sejalan dengan hidrotubasi, biasanya dokter akan memberikan terapi obat
antibiotika untuk mengatasi infeksi. Tentu saja pemberian obat tersebut
berdasarkan infeksi yang terjadi.

Bila penyumbatan diduga karena endometriosis, bisa dilakukan bedah
laparoskopi. Bedah invasif minimal ini dilakukan untuk melihat stadium dari
endometriosis. Stadium 1 dan 2 dikategorikan ringan, 2 dan 3 stadium sedang,
dan stadium 3 dan 4 termasuk berat yang membuat sulit memiliki anak. Stadium
ini diperlukan untuk menentukan terapi. "Karena masing-masing stadium
berbeda terapinya," katanya.

Sejauh ini bedah laparoskopi hanya untuk melihat stadium endometriosis,
walau 20 persennya bisa untuk mengatasi perlengketan. "Melepaskan
perlengketan dari organ-organ kandungan terhadap organ sekitarnya,"
tambahnya.

Akibat Infeksi di Panggul

Saluran falopi memegang peran penting dalam hal pembuahan dan kehamilan.
Saluran sepanjang kira-kira 10 cm ini merupakan jalan bagi sel telur dari
indung telur untuk bertemu sperma atau melaju ke arah rahim. Di ujung
saluran falopi yang dekat dengan indung telur (fimbriae) bertugas menangkap
telur yang sudah matang lalu melepaskannya ke arah rahim melewati saluran
falopi.

Sel telur dan sperma bertemu di separuh luar saluran falopi dan setelah
terjadi pembuahan embrio akan meluncur ke dalam rahim. Namun, sebelum
benar-benar masuk ke rahim embrio ini akan ditahan dulu di ujung saluran
falopi yang dekat rahim untuk dimatangkan, sehingga slap ditanam di rahim.
Proses ini memakan waktu 4-7 hari setelah ovulasi.

Falopi adalah saluran yang sangat rumit. Dindingnya dilapisi rambut-rambut
sangat halus (cilia) yang terus bergerak mendorong telur dan embrio di
sepanjang saluran. Lapisan itu juga memproduksi cairan yang memberi gizi
bagi telur dan embrio selama berada di saluran falopi.

Kondisi falopi yang abnormal menempati porsi 25-50 persen pada keseluruhan
kasus gangguan kesuburan pada perempuan. Infeksi di daerah panggul bisa
menyebabkan terjadinya kerusakan pada saluran falopi. Infeksi panggul
umumnya disebabkan oleh:


   - Penyakit menular seksual.
   - Infeksi setelah melahirkan.
   - Aborsi (keguguran).
   - Pemasangan alat kontrasepsi, misalnya IUD (intrauterine device).
   - Infeksi setelah menjalani pembedahan di daerah panggul, misalnya
   operasi kista indung telur dan usus buntu.
   - Endometriosis yang parah.
   - Tuberkulosis.


Selain membuat saluran falopi tersumbat, penyakit peradangan panggul juga
bisa menyebabkan timbulnya alur bekas luka yang dapat memengaruhi fungsi
falopi. Kasus TBC panggul banyak terjadi di India dan menyebabkan kerusakan
tubal. Ini merupakan silent disease, sehingga kebanyakan perempuan yang
menderita gangguan ini tidak menyadarinya. Bakteri TBC dari paru-paru akan
mencapai daerah panggul melalui aliran darah dan mengakibatkan kerusakan
tubal yang sangat sulit diperbaiki.

Kemungkinan Hamil Berkurang

Tindakan operasi bisa dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada saluran
falopi yang menyebabkan ketidaksuburan. Jenis operasi untuk kasus ini ada
beragam tergantung lokasi dan luas sumbatan. Saat ini prosedur laparoskopi
atau bedah minimal invasif bisa diterapkan untuk berbagai kasus ginekologi,
termasuk sumbatan saluran falopi. Tentu saja tindakan ini harus dilakukan
oleh ahli bedah yang sudah terlatih melakukan laparoskopi.

Berbagai tindakan ini sering dilakukan untuk mengoreksi gangguan tuba
falopi:

1. Tubal Reanatomosis
Diterapkan untuk memperbaiki sebagian saluran falopi yang rusak akibat
penyakit. Jadi bagian yang rusak itu diangkat, kemudian dua ujung saluran
yang masih sehat disambung kembali. Prosedur ini umumnya dilakukan dengan
pembedahan abdomen (laparotomi).

2. Salpingostomi
Dilakukan bila ujung saluran falopi tersumbat oleh sebab bertambahnya cairan
(hydrosalpinx), sehingga jalan menuju indung telur akan terbuka. Namun,
tindakan ini kadang menimbulkan jejak luka pada jaringan, sehingga berisiko
terjadi sumbatan kembali.

3. Fimbrioplasti
Apabila ada bagian falopi yang menuju indung telur tertutup atau terdapat
bekas luka, sehingga menghambat penangkapan telur, bisa diatasi dengan
fimbrioplasti.

4. Selective Tubal Cannulation
Ini pilihan tindakan untuk sumbatan yang terjadi pada saluran falopi di
dekat rahim. Dokter akan memasukkan kateter atau kanula melalui mulut rahim,
kemudian memasukkan tuba falopi.

Keberhasilan tindakan pada tuba falopi tergantung pada lokasi dan luasnya
sumbatan, juga ada tidaknya masalah kesuburan yang lain.

- Membuka sumbatan pada saluran yang berada di dekat rahim biasanya lebih
banyak tingkat keberhasilannya karena sumbatan ini seringkali bersifat
fungsional, bukan struktur salurannya yang bermasalah. Lebih dari 60 persen
perempuan yang mengalami hal ini dilaporkan berhasil hamil setelah menjalani
operasi.

- Sekitar 20-30 persen perempuan yang mengalami sumbatan di ujung falopi
bisa hamil setelah menjalani operasi.

- Setelah menjalani operasi pada saluran falopi, fungsi organ ini memang
bisa berkurang, apalagi jika sebagian besar bagian falopi harus diangkat.
Karena itu, kemungkinan untuk hamil juga bakal berkurang.

   Sumber: Senior


On 3/26/08, rusmina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> dear sp-ers yg baik hati,
> aku punya teman yg sudah menikah hampir 4 tahun tp sampai saat ini belum
> ada tanda2 dikarunia anak oleh sang Maha Kuasa
> kata dsognya; saluran tuba falopi alias saluran indung telurnya buntu;
> sehingga sperma tidak bisa mengadakan pembuahan
> mrk sedang menjalani therapy dah jumat ini therapy terakhir (yg ke-4);
> therapy nya berupa ditiup
> kl sakit berarti msh buntu; kl gak berarti ok
> temanku merasa sangat kesakitan; dan harus dibius
>
> mohon pencerahannya donk, pernah gak nemu atau mengetahui kasus yg begini
> kira2 ada gak kemungkinan bisa hamil secara ilmu kedokteran (diluar
> muzizat yah..)
>
> terima kasih sebelumnya
>
> salam,
> rusminamamanyaarion
>
>
>
> --------------------------------------------------------------
> Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>

Kirim email ke