-----Original Message-----
From: Yanuarman [mailto:[EMAIL PROTECTED] 


Taubatnya Sang Penginjil
Dipublikasi pada Wednesday, 28 December 2005 oleh falgent

Shalat tarawih baru saja usai, Kamis (6/10). Jarum jam menunjuk angka 21.30
Wib, tiba-tiba telepon Ustadz Abu Deedat berdering. Setelah diangkat,
terdengar suara, "Ustadz, ada pemuda lulusan madrasah tsanawiyah (MTs) jadi
penginjil. Tolong selamatkan." Si penelepon adalah pengelola Klinik dan
Rumah Sakit Bersalin Ratna Komala, Bekasi, Ustadz Ahmad Yani. 

Pemuda yang bernama Gunawan (19) ini, diketahui murtad setelah mengalami
kecelakaan dan dirawat di klinik miliknya. Malam itu juga, pemuda asal
Lampung ini dibawa ke FAKTA. Gunawan bercerita, setelah ayahnya meninggal,
ia mondok dan sekolah di sebuah MTs di Leuwiliang, Bogor, atas biaya
pamannya. Setelah lulus tahun 2003, ia berkenalan dengan Ferdinand,
laki-laki Batak. Gunawan diajak ke Bekasi dan dikenalkan pada pendeta, juga
asal Batak. "Diajak ke gereja saya nurut," tutur Gunawan yang sudah mulai
menjadi penginjil. 

Meski hatinya berontak, Gunawan tak kuasa menolak ajakannya. "Mungkin, ini
pengaruh minuman, seperti minyak urapan, yang diberikan pada saya," ujarnya
menebak. Kemudian, ia memperlihatkan foto copy ijazah tsanawiyah miliknya.
Ustadz Deedat keheranan. Betapa tidak, nilai pendidikan Agama Islamnya
sangat bagus, tapi kenapa murtad? 

"Ibu tahu, jika Anda sudah Kristen?" tanya Deedat menelisik. Ia mengatakan
keluarganya sudah tahu. Ibunya pun berkali-kali menasihati agar bertaubat
dan kembali ke Islam, tapi ia malah marah-marah. 

"Apa aktivitas Anda di gereja?" Ia mengaku mengajar gitar di sekolah Kristen
dan melakukan pelayanan dengan cara menyampaikan kesaksian di gereja dan
KKR. "Apa ajaran pendeta tentang Islam?" selidik Ustadz Deedat. "Islam tak
menjamin keselamatan. Nabinya saja belum selamat karena masih didoakan
dengan shalawat. Jika nabinya tak selamat, bagaimana dengan umatnya?"
jawabnya polos. "Apa lagi doktrin pendeta tentang Islam?" lanjut Deedat.
"Islam itu teroris yang suka ngebom gereja dan mengajarkan poligami,"
jawabnya. 

Setelah itu, Abu Deedat mulai melakukan terapi. "Jika Kristen menjamin
keselamatan, coba baca Kisah Para Rasul 13:23." Gunawan pun membaca ayat
itu, Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya,
Allah telah membangkitkan Juru selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. "Asal
Anda dari mana?" tanya Deedat. "Lampung!" jawabnya singkat. "Menurut ayat
itu, Anda tak diselamatkan Yesus, karena Yesus hanya menyelamatkan orang
Israel," jelas Deedat. Gunawan menganggukkan kepala tanda petuju. 

Deedat menambahkan beberapa dalil. "Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel," (Matius 15:24). Bahkan, Roh Kudus
pun melarang penginjilan ke Asia: "Karena Roh Kudus mencegah mereka untuk
memberitakan Injil di Asia," (Kisah Para Rasul 16:6). Gunawan diam saja,
pandangannya terpaku pada Alkitab di pangkuannya. 

"Apakah Anda masih meyakini Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?" tanya
Deedat. "Ya!" jawabnya mantap. "Jika begitu silakan baca Injil Markus
12:29." Gunawan membacanya: "Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa." 

"Jelas, kan? Di ayat itu Yesus mengakui dirinya bukan Tuhan, karena ia
bertuhan pada Allah. Karena Yesus punya Tuhan, maka ia bukan Tuhan. "Silakan
baca Injil Lukas 6:12," pinta Deedat. Dengan cepat ia menemukan ayat itu,
nampak jelas ia terbiasa mengkaji Bibel. "Pada waktu itu pergilah Yesus ke
bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada Allah." 

"Makin jelas, kan, bahwa Yesus bukan Tuhan, bukan Juruselamat dan penebus
dosa. Sebab, Yesus sendiri berdoa pada Allah. Dalam Lukas 22:42 dan Matius
6:13 Yesus minta keselamatan pada Allah. Jika Yesus Juruselamat, seharusnya
ia tak minta keselamatan pada siapapun," tegas Deedat. 

Pemuda itu terperangah, pandangannya kosong. Tanpa membuang waktu, Deedat
melanjutkan, "Memang, di Alkitab ada ayat yang menyatakan, Yesus mati dan
hidup kembali supaya menjadi Tuhan. Tapi ini bukan sabda Yesus. Silakan baca
kitab Roma 14:9." Ia pun membacanya, "Sebab untuk itulah Kristus telah mati
dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati,
maupun atas orang-orang hidup." 

"Ayat inilah yang jadi landasan bahwa Yesus adalah Tuhan. Tapi ini bukan
sabda Yesus, melainkan tulisan Paulus pada jemaatnya di Roma. Ayat ini
bertentangan dengan sabda Yesus dan firman Allah. Coba baca firman Allah
dalam kitab Ulangan 4:35-39," lanjut Deedat. 

Gunawan membacanya: "Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa
Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.... Sebab itu ketahuilah
pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan
di bumi di bawah, tidak ada yang lain." 

"Perhatikan baik-baik. Allah berfirman bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang
lain kecuali Dia. Inilah syahadat La ilaha illallah. Mendengar kalimat
tauhid, Gunawan tak kuasa menahan air matanya. Begitu kalimat La ilaha
illallah diulang, tangisnya makin menjadi. 

Ustadz Yani dan beberapa orang yang hadir menyarankan, agar Gunawan
mengikrar ulang dua kalimat Syahadat. Sambil menjabat tangan Gunawan, Abu
Deedat menuntun ikrar dua kalimat syahadat. Jum'at (7/10) dini hari, hari
ketiga Ramadhan, Gunawan kembali ke pangkuan Islam setelah dua tahun murtad.


Abu Deedat terus melanjutkan terapinya. Keraguannya terhadap Islam hasil
indoktrinasi pendeta, dipatahkan satu persatu. Deedat juga menjelaskan makna
dan hakikat al-Islam. Sebelum mengakhiri pertemuan, Deedat berpesan, "Selama
ini, Dik Gun sudah berbuat dosa pada Allah, durhaka pada ibu dan bermusuhan
dengan saudara kandung. Adik harus istighfar mohon ampun pada Allah. Besok
harus minta maaf pada ibu di Lampung!" Ia pun hanya menangis menyesali
dosanya. 

Sekitar jam 01.15 dinihari, pertemuan berakhir. Wajah Gunawan nampak
sumringah. Sebagai kenang-kenangan, ia menyerahkan Surat Baptisnya di Gereja
Bethel pada Tim FAKTA. Semua yang hadir memeluk pemuda yang berbadan tinggi
gempal, seraya berpesan, "Cukup dua tahun berpisah dengan Islam. Jaga iman,
jangan lepas lagi. Semoga istiqamah di jalan Allah." 

Tim FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan). 
Melayani diskusi, dialog dan konsultasi agama.
Kontak pengasuh: 081.8844.393 - 
0813.1441.6666 - 0816.542.5227 - 
081.7997.0066 - 0815.8406.0672 - 
021.70500609
PO. Box. 1426 Jakarta 13014, e-mail:
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Dompet Peduli Anti Pemurtadan:
Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 
301.46877.20 a.n. FAKTA
BCA No. Rek. 1661.804.888 a.n. Abud Syihabuddin


Sumber Majalah SABILI E 8 th XIII 









===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke