~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
   Layanan Informasi Aktual
        [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jumat, 27 Agustus 2004

PKS Dukung Yudhoyono
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jakarta, Kompas - Partai Keadilan Sejahtera hari Kamis (26/8) memutuskan dukungan penuh bagi pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden putaran kedua.
Dengan dukungan tersebut, serta ditopang Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang diketuai Edi Sudrajat, calon presiden dari Partai Demokrat ini memiliki kekuatan 113 kursi (20,5 persen) di DPR.
 
Pada pemilu putaran pertama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mempunyai 45 kursi di DPR memutuskan untuk mendukung pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo. Sejauh ini, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum menyatakan sikap politiknya. PAN kemungkinan akan bersikap netral. Sementara PKB baru memutuskan sikapnya akhir Agustus.
Calon presiden dari Partai Golkar, Wiranto- yang gagal maju ke putaran kedua-menurut rencana menyampaikan sikap politiknya Jumat. Menurut anggota tim sukses Wiranto, Fahrul Razi dan Suaidy Marassabesy, Wiranto kemungkinan akan bersikap netral.
 
Wakil Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung menilai dukungan PKS terhadap Yudhoyono adalah hal biasa. "Di era multipartai, dukungan partai terhadap salah satu calon presiden adalah hal yang lumrah," katanya.
 
Dukungan formal PKS itu, menurut Pramono, sekaligus membuktikan bahwa eksistensi parpol adalah hal penting yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Koalisi Kebangsaan yang mendukung Megawati-Hasyim Muzadi, menurut Pramono, menguasai 324 dari 550 kursi di parlemen.
Nota kesepahaman
 
Dukungan penuh PKS didasari pada nota kesepahaman dengan Yudhoyono-Jusuf Kalla untuk menjalin kebersamaan dalam melaksanakan perubahan menuju Indonesia madani yang adil, aman, dan sejahtera.
Kesepahaman PKS dan Yudhoyono-Jusuf terdiri atas lima pokok. Pertama, konsisten melakukan perubahan untuk membangun pemerintahan yang bersih, peduli, dan profesional. Hal itu antara lain dibuktikan dengan keteladanan dan kesiapan memberhentikan anggota kabinet yang melakukan korupsi, tidak mengulangi kesalahan pengelola negara yang sebelumnya, dan tidak menjadikan kekuasaan untuk menzalimi umat dan bangsa Indonesia.
Kedua, mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah percaturan dan pergaulan dunia internasional. Ketiga, melanjutkan proses demokratisasi dan reformasi dalam rangka terbentuknya masyarakat madani, mengedepankan supremasi sipil, dan tidak menghadirkan pemerintahan militeristik dan atau police state.
 
Keempat, meningkatkan moralitas bangsa, kualitas masyarakat dan kesejahteraan rakyat, dan mengedepankan penegakan hukum serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Kelima, mendukung upaya perjuangan bangsa Palestina dalam mencapai kemerdekaannya dan tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
"Keputusan ini bersifat mengikat kepada seluruh pengurus dan kader PKS serta menjadi pedoman bagi simpatisan dan konstituen yang bertekad untuk melakukan perubahan bersama PKS," ujar Presiden Dewan Pimpinan Pusat PKS Hidayat Nur Wahid di Kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis.
Kepada seluruh jajaran struktur, fungsionaris, dan kader PKS, ia meminta agar berusaha menyukseskan keputusan ini sebaik dan seoptimal mungkin dan bekerja sama dengan seluruh komponen rakyat, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik yang properubahan.
 
Sebelum Hidayat membacakan nota kesepahaman itu, di tempat yang sama Yudhoyono- Jusuf mengelar jumpa pers. Yudhoyono dan Jusuf hadir ke Kantor DPP PKS setelah dijemput Hidayat dari Hotel Regent, tempatnya biasa menerima tamu dan dukungan. Dalam jumpa pers itu hadir sejumlah pengurus DPP PKS, antara lain Ketua Dewan Syariah Salim Segaf Al Jufri dan Ketua MPP PKS Rahmat Abdullah.
Perubahan yang diharapkan
 
Seusai Yudhoyono meninggalkan ruang jumpa pers untuk salat berjamaah, ketika ditanya wartawan, Hidayat mengemukakan, perubahan yang diperjuangkan PKS bersama Yudhoyono-Jusuf tidak hanya pergantian penguasa, tetapi juga perubahan agar kondisi bangsa makin mendekati cita-cita kemerdekaan.
Secara konkret, katanya, perubahan akan diwujudkan dengan pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, melanjutkan reformasi, pendidikan yang murah, meningkatkan kesejahteraan dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya, dan membuka iklim investasi.
 
Ditanya apakah kebersamaan yang hendak dibangun bersama Yudhoyono-Jusuf jika kelak terpilih termasuk upaya bagi-bagi kekuasaan (power sharing), baik Hidayat maupun Yudhoyono mengemukakan kebersamaan yang dimaksud tidak langsung berfokus pada bagi-bagi kekuasaan. "Kami mengakui, pada tingkat pemerintah dan di parlemen harus ada kebersamaan. Tidak mungkin tanpa kemitraan. Agar pemerintahan stabil dan sustainable, dukungan parlemen harus memadai," ujar Yudhoyono.
Yudhoyono juga menyatakan tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
 
Sekutu utama
Menanggapi dukungan PKS terhadap Yudhoyono, pakar politik Riswandha Imawan mengatakan, secara real politics, kekuatan politik Yudhoyono akan bertambah. "Tetapi dukungan PKS itu masih tetap diragukan apakah bisa efektif di tingkat massa," katanya.
 
Ia mengingatkan PKS pernah memberikan dukungan kepada Amien Rais, tetapi dukungan konstituen PKS itu tidak bulat. "Konstituen PKS itu orang terdidik sehingga masih dipertanyakan apakah konstituen itu mau diarah-arahkan," katanya.
Dengan 45 kursi di DPR, kata Riswanda, PKS akan menjadi sekutu utama Partai Demokrat. Menurut Riswanda, dengan dukungan PKS, Yudhoyono susah untuk memainkan isu oligarki dan koalisi dengan rakyat yang selama ini dipakai untuk "menyerang" Koalisi Kebangsaan.
 
"Dalam konteks power sharing, PKS kemungkinan juga akan mendapatkan cukup banyak kursi di kabinet jika pasangan itu menang," katanya.
Di Bandung, Jusuf Kalla mengatakan pihaknya telah menginventarisasi 50 nama untuk mengisi kabinetnya. Ketika ditanya siapa nama-nama yang menonjol, Jusuf menjawab bahwa semua nama tersebut menonjol dan berkualitas.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengatakan, calon presiden yang didukungnya belum membicarakan nama-nama orang yang akan mengisi jabatan menteri dalam kabinet.
 
Dalam hal kabinet, pasangan Yudhoyono-Jusuf akan membahasnya dengan para pendukungnya, seperti Yusril dan juga Edi Sudrajat. Namun, keputusan akhir kabinet berada di tangan presiden terpilih.
Konsolidasi
 
Koalisi Kebangsaan yang dipimpin Akbar Tandjung terus melakukan konsolidasi. Kemarin, Koalisi Kebangsaan dideklarasikan di Denpasar.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menegaskan, koalisi ini merupakan bentuk dukungan dari rakyat terhadap pasangan Megawati- Hasyim Muzadi, yang disalurkan melalui partai politik.
 
Taufik Kiemas berada di Medan. Taufik mengemukakan perlunya dibentuk departemen agraria karena masalah pertanahan yang kian kompleks.
Kemarin, Kosgoro 1957 menyatakan dukungan kepada pasangan Megawati-Hasyim dan bersama Partai Golkar akan melakukan sosialisasi dan penggalangan dukungan dari masyarakat. Demikian pernyataan Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif Kosgoro 1957 HR Agung Laksono yang didampingi pengurus lainnya kepada pers di Jakarta.
 
Ormas yang melahirkan Golkar ini menyatakan tetap akan menjadi ormas dan tidak akan pernah menjadi partai politik. (osd/hpy/cok/inu/bdm/ant/ELY)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0408/27/utama/1232858.htm
 

Kirim email ke