Topik SANGAT BAGUS dan PAS SEKALI untuk dibahas di FPK ini - salut buat
bung KUMARA.





--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "helwin"
<helwin_karn...@...> wrote:
>
> Saya sependapat dengan yang diutarakan sdr. Kukuh Kumara dibawah ini.
Sebagai pembaca setia Kompas saya selalu berharap agar Kompas senantiasa
menjadi media yg kritis terhadap pemerintahan. Tetapi dalam hal ini saya
merasa Kompas terlalu bernafsu utk "menjelekkan" pemerintah dengan lebih
mementingkan utk memuat komentar sebuah asosiasi importir di halaman 1 ,
yg jelas akan mengutamakan kelanggengan usaha anggotanya, ketimbang
keterangan dari wakil resmi pemerinyah yg seyogyanya lebih mementingkan
kepentingan bangsa secara keseluruhan.
> Terus terang saya justru khawatir bahwa "policy" pemberitaan Kompas
bagai pendulum yg sedang berayun terlalu jauh ke sisi yg lain.
> Hal yang masih membuat saya tenang dan saya rasakan masih tetap
sebagai "Kompas" adalah tulisan2 dalam Tajuk Rencana yg tetap kokoh
memegang prinsip.
>
> Salam,
> Helwin
>
>
>
> --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Kukuh Kumara" keykmr@
wrote:
> >
> > Hari Sabtu 14 Agustus 2010 berita utama Kompas di halaman 1
"Kebijakan Daging Sapi Kacau", lalu sub judulnya Cadangan Beras Bulog
Minim.
> >
> > Isi berita adalah komplain pengusaha karena adanya pembatasan impor
dan menyatakan adanya keresahan masyarakat karena harga daging yg tinggi
di bulan Ramadan.
> >
> > Kesan yg muncul dari berita ini harga daging bakal naik karena
adanya pembatasan impor sapi bakalan.
> >
> > Namun hari ini Minggu 15 Agustus 2010 di halaman 11 Kompas
memberitakan "Utamakan Sapi Lokal dg sub judul Kebijakan Pembatasan
Impor Tak Mendadak.  Isi berita berupa penjelasan pemerintah ttg
kebijakan impor sapi disertai data2 dan kronologisnya.
> >
> > Saya sempat ngobrol dg seorang kawan yg tahu betul soal kebijakan
sapi ini, saat itu masih di era KIB I, inti kebijakan adalah berupaya
untuk memberdayakan peternak/petani lokal. Kebijakan yg saya pikir cukup
mulia. Namun saat itu seingat saya kebijakan ini juga diserang habis2an
karena sepertinya ada kelompok yg kepetingannya terganggu kalau sapi
lokal bisa jadi sumber daging nasional.
> >
> > Bahkan kalaupun impor pun sepertinya diarahkan hanya ke satu negara
tertentu.
> >
> > Lalu soal beras, dikatakan bahwa Cadangan Beras Bulog Minim, namun
ada berita foto di Kompas yg menunjukkan bahwa "OP Beras Sepi Peminat".
> >
> > Dengan contoh diatas saya layak mempertanyakan misi KOMPAS apakah
masih mengemban "Amanat Hati Nurani Rakyat"??atau sudah beralih mewakili
kepentingan kelompok tertentu?? Atau ini hanya "salah satu" ketidak
sengajaan?
> >
> > Sangat disayangkan kalau Kebijakan Pemerintah untuk memberdayakan
petani/peternak Lokal tersandung oleh ketidak cermatan media sekelas
Kompas. Sudah seharusnyalah kalau kebijakan yg demikian ini, walaupun
mungkin ada kekurangan disana-sini, secara bersama kita dukung dan
tingkatkan supaya lebih baik dan lebih bermanfaat, bukannya malah
dijegal. Didiskriminasikan oleh Kompas dari halaman 1 ke halaman 11.
> >
> > Salam
> > Kukuh Kumara
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®


Kirim email ke