Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Bukti Profil Diri Yesus 2
No.50, Vol.15, Desember 2012

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: BUKTI PROFIL DIRI: APAKAH YESUS MEMUNYAI SEMUA ATRIBUT ALLAH? 2
KESAKSIAN MISI: KUBUR YANG HILANG
DOA BAGI MISI DUNIA: KOREA UTARA
DOA BAGI INDONESIA: PERSIAPAN NATAL DI INDONESIA

Shalom,

Pada edisi sebelumnya, kita telah membahas salah satu atribut yang menunjukkan 
bahwa Yesus memiliki kesetaraan dengan Allah. Saat ini, kita mungkin telah 
mengantongi salah satu alasan mengapa Yesus dapat disejajarkan dengan Allah. 
Dengan sedikit menambahkan batasan dalam memikirkan tentang ke-Allah-an Yesus, 
edisi lanjutan kami kali ini masih membahas tentang atribut Yesus yang 
menunjukkan ke-Allah-an-Nya. Kiranya pengenalan kita akan jati diri-Nya yang 
sesungguhnya, semakin menguatkan iman kita kepada-Nya. Selamat membaca.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >


ARTIKEL MISI: BUKTI PROFIL DIRI: APAKAH YESUS MEMUNYAI SEMUA ATRIBUT ALLAH? 2

PENCIPTA ATAU CIPTAAN?

Sebagian gambaran Yesus yang harus cocok dengan gambaran Allah adalah Pribadi 
yang tidak diciptakan, yang telah ada sejak kekekalan masa lampau. Yesaya 57:15 
menggambarkan Allah sebagai "Dia yang hidup selamanya". Tetapi, saya berkata 
kepada Carson, "Ada beberapa ayat yang tampaknya menyiratkan bahwa Yesus adalah 
Pribadi yang diciptakan dan pertama kali ada ketika Dia lahir di Betlehem. 
Misalnya, Yohanes 3:16 menyebut Yesus sebagai Anak Allah 'yang diperanakkan'. 
Kolose 1:15 menulis bahwa Dia adalah 'yang sulung dari semua ciptaan'. Bukankah 
keduanya menyiratkan bahwa Yesus diciptakan, sebagai lawan kata dari Sang 
Pencipta?"

"Mari kita membaca Yohanes 3:16. Terjemahan KJV itu berasal dari Bahasa Yunani. 
Yang menganggap terjemahan ini benar biasanya menghubungkannya dengan peristiwa 
inkarnasi itu sendiri -- Yesus diperanakkan oleh Perawan Maria. Tetapi 
kenyataannya, itu bukanlah arti sebenarnya dalam Bahasa Yunani. Kata aslinya 
berarti 'pribadi yang unik'. Pada abad pertama, istilah yang biasa digunakan 
adalah 'unik dan terkasih'. Jadi, Yohanes 3:16 mengatakan dengan sederhana 
bahwa Yesus adalah Anak yang unik dan terkasih -- atau menurut terjemahan NIV, 
'Anak Tunggal yang satu-satunya' -- alih-alih mengatakan bahwa Dia secara 
ontologis diperanakkan dalam waktu."

"Itu hanya penjelasan untuk satu ayat," protes saya.

"Mari kita lihat ayat dalam Kolose yang menggunakan istilah 'sulung'. 
Kebanyakan penafsir, baik konservatif maupun liberal, menyadari bahwa dalam 
Perjanjian Lama, anak sulung, menurut hukum warisan, biasanya menerima bagian 
terbesar tanah warisan atau akan menjadi raja jika ia dalam sebuah keluarga 
kerajaan. Oleh karena itu, anak sulung menjadi sosok yang pada akhirnya 
memunyai seluruh hak ayahnya. Pada abad ke-2 sM, di beberapa tempat, istilah 
itu tidak lagi berarti benar-benar diperanakkan atau dilahirkan sebagai anak 
pertama, tetapi mengandung makna wewenang yang diberikan karena posisi 
seseorang sebagai pewaris sah. Itulah yang diterapkan atas Yesus, seperti yang 
diakui oleh para ahli. Dari sudut pandang itulah, istilah 'sulung' mengalami 
sedikit pergeseran makna."

"Apa terjemahan yang lebih baik?" tanya saya.

"Jika Anda ingin mengutip Kolose 1:15, Anda harus menjaganya tetap dalam 
konteks dengan merujuk pada Kolose 2:9 (TB), di mana penulis yang sama 
menekankan, 'Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan 
ke-Allahan.' Penulis tidak akan membuat pernyataan yang bertentangan dengan 
pernyataannya sendiri. Jadi, istilah 'sulung' tidak dapat meniadakan keabadian 
Yesus karena istilah itu adalah sebagian makna dari memunyai kepenuhan 
ke-Allah-an."

MENCOCOKKAN GAMBARAN ALLAH

Jawaban Carson masuk akal dan terdengar teologis. Pada akhirnya, bagaimanapun, 
bagaimana proses inkarnasi itu -- bagaimana Roh mengambil rupa dalam daging -- 
tetaplah sebuah konsep yang membingungkan. Menurut Alkitab, setiap atribut 
Allah menurut Perjanjian Baru pada akhirnya ditemukan dalam diri Putra Natal, 
yang tumbuh dewasa menjalani hidup yang berbeda dari sesamanya:

1. Mahatahu. "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu." 
(Yohanes 16:30a)

2. Mahahadir. "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada 
akhir zaman." (Matius 28:20) "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam 
Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20 TB)

3. Mahakuasa. "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." 
(Matius 28:12)

4. Mahakekal. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah 
dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1)

5. Mahatetap. "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan 
sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8)

Selain itu, Perjanjian Lama melukis gambaran tentang Allah dengan menggunakan 
beberapa gelar dan istilah seperti Alfa dan Omega, Tuhan, Juru Selamat, Raja, 
Hakim, Terang, Batu Karang, Penebus, Gembala, Pencipta, Pemberi Hidup, yang 
mengampuni dosa, dan yang berbicara dalam kekudusan ilahi. Menarik untuk 
diperhatikan bahwa dalam Perjanjian Baru setiap nama itu dinyatakan dalam 
Yesus. Yesus mengatakannya dalam Yohanes 14:7a: "Sekiranya kamu mengenal Aku, 
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku." Terjemahan bebasnya: "Jika kamu melihat 
gambaran Allah dari Perjanjian Lama, kamu juga akan melihat kemiripannya dengan 
Aku." (t\Dicky)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: The Case for Christmas
Judul asli artikel: The Profile Evidence: Did Jesus Fulfill the Attribute of 
God?
Penulis: Lee Strobel
Penerbit: Zondervan, Michigan 1998
Halaman: 62 -- 65


KESAKSIAN MISI: KUBUR YANG HILANG

Ditinggal mati oleh seorang ayah atau suami dengan cara yang sangat 
mengenaskan, bukanlah suatu perkara yang gampang untuk diterima. Tetapi, itulah 
yang menjadi kenyataan pahit bagi R dan ibunya, D, di Akedobu, Pulau Bacan, 
Halmahera. YP adalah pendeta di desa Akedobu dengan jemaat lebih dari 100 orang.

Pada suatu Minggu pagi, tepatnya pukul 08.00, desa mereka diserang dan sebagian 
besar penduduknya lari ke hutan. Akibat serangan itu, 10 orang laki-laki 
meninggal. Lalu, kepala kampung mencari-cari dan menemukan mereka yang lari ke 
hutan, dan memberi tahu YP untuk melarikan diri ke desa lain, yaitu desa 
Bokimaki yang jauhnya kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan kapal karena ia 
menjadi target orang "agama lain" yang menyerang desa. Kemudian, pergilah YP 
bersama 4 orang diaken ke desa Bokimaki. Namun, di sana pun mereka berhasil 
ditemukan dan ditangkap. YP dipisahkan dari 4 orang diaken tersebut.

Tangan YP diikat dan matanya ditutup, lalu dipukuli. Setelah itu, ia dibawa ke 
"tempat ibadah agama lain", di sana arloji dan barang-barangnya dirampas. Dari 
situ, ia dibawa ke Tanjung Cinga-Cinga, di sana kepalanya dipenggal dan dikubur 
terpisah. Peristiwa ini diceritakan kepada ibu R oleh warga Bokimaki yang 
"beragama lain", yang menjadi saksi kekejaman tersebut.

Sebulan setelah berpisah dengan YP, R dan D mengungsi ke desa-desa lain. 
Perasaan sedih dan marah memenuhi hati mereka. Mereka berpikir bahwa Tuhan yang 
akan menghukum mereka. Namun, suatu hari mereka mendengar bahwa salah seorang 
"beragama lain" yang ikut membunuh ayahnya, meninggal. Perasaan R dan D 
berbalik. Mereka berdoa, "Tuhan, ampunilah mereka. Jangan hukum mereka." Jadi, 
mereka telah mengampuni semua orang "beragama lain" yang telah berbuat kejam 
terhadap ayah R. Firman Tuhanlah yang membuat R dan D tetap kuat menghadapi 
pergumulan berat ini.

R dan ibunya ingin mencari mayat YP supaya dapat dikuburkan di kampungnya. 
Ibunya pergi ke rumah kepala kampung sebelah dengan membawa sekop dan karung, 
menanyakan di mana YP dikuburkan, tetapi mereka tidak mau menjawab.

Dengan penuh harap, R dan ibunya berdoa agar dapat menemukan mayat YP. 
Berhari-hari ibu R berkeliling untuk mencari tahu. Ada seorang "beragama lain" 
yang tahu di mana mayat YP dikubur. Ia berkata, "Kalau kamu berani, saya 
tunjukkan tempatnya." Ibu R berkata, "Saya tidak takut." Lalu, pergilah mereka 
naik perahu dayung dan setelah satu setengah jam, sampailah mereka di Tanjung 
Cinga-Cinga. Namun, setibanya di tempat itu, orang ini mengajak ibu R pulang 
karena kondisinya tidak memungkinkan. Orang ini takut diketahui oleh 
orang-orang "beragama lain" yang juga bisa membunuhnya karena dianggap 
berkhianat. Pupuslah harapan R dan D menemukan mayat YP. Hingga kini, mereka 
tidak berhasil menemukan kubur itu.

Diambil dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November - Desember 2003
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 11


DOA BAGI MISI DUNIA: KOREA UTARA

KT merasa kesulitan untuk berbicara. Terdapat perbedaan yang sangat besar 
antara kehidupan di Korea Utara dan hidupnya saat di Seoul. "Ini adalah hal 
tersulit untuk saya," katanya. "Di Korea Utara, kebebasan untuk memilih agama 
sama sekali tidak dikenal. Pemerintah memberi tahu kami apa saja yang harus 
kami lakukan. Ketika saya semakin dewasa, keraguan saya tentang propaganda 
pemerintah mulai tumbuh." Keraguan ini memacunya untuk meraih hidup yang lebih 
baik, KT pun kabur ke Cina. Di sana, ia mendengar kabar tentang Yesus untuk 
pertama kalinya. Setelah 4 bulan, KT tertangkap dan dipulangkan ke Korea Utara. 
Ia ditempatkan di kamp kerja paksa Yodok.

"Saya merasa sangat ketakutan. Meskipun saat itu saya belum menerima Yesus, 
saya mencoba untuk berdoa. Di dalam penjara, mereka memukuli saya dengan 
tongkat." KT yang kelaparan dan kedinginan ini hanya dibekali sebuah selimut 
robek untuk menghangatkan tubuhnya, dan para penghuni kamp harus berjuang untuk 
melawan kutu yang menyerang. Terkadang, KT harus menangkap tikus, ular, ataupun 
katak untuk dijadikan bahan makanan. "Saya melihat banyak orang yang tewas 
akibat kelaparan dan kesakitan. Siapa pun yang kedapatan kabur akan dieksekusi. 
Narapidana diperlakukan lebih buruk daripada hewan ternak."

Hari terakhir KT di Yodok adalah 10 April 1992. Ia kembali memberanikan diri 
untuk kabur menyeberangi perbatasan Cina, di mana akhirnya ia bertemu dengan 
seorang Kristen yang membantunya pergi ke Korea Selatan. Hari-hari ini, KT 
terus menggunakan setiap kesempatan untuk bersaksi tentang Korea Utara, 
terutama tentang kekristenan di negara tersebut.

Sumber: Buletin Fronline Faith, Edisi November - Desember 2012, Halaman 6

Pokok Doa:

1. Berdoa untuk kebebasan dan keadilan bagi ribuan umat Kristen di penjara 
Yodok.

2. Berdoa bagi keamanan KT dan umat Kristen Korea Utara yang memutuskan untuk 
kembali ke negara asal mereka, untuk mewartakan Kabar Baik.


DOA BAGI INDONESIA: PERSIAPAN NATAL DI INDONESIA

1. Bukan hanya panitia Natal yang bekerja di belakang layar, para pengisi acara 
dan petugas kebaktian pun semakin sibuk dalam mempersiapkan Natal. Petugas 
pujian, musik, paduan suara, dan pemain drama harus berlatih dengan lebih 
intensif, untuk melayani Tuhan sesuai dengan talenta mereka. Doakan untuk 
persiapan Natal supaya para pelayan kebaktian menjaga kemurnian hati mereka. 
Doakan juga supaya Tuhan Yesus memberkati kesehatan mereka dan memberi hikmat, 
agar dapat membagi waktu dengan baik.

2. Kadang, seiring mendekatnya penyelenggaraan acara Natal, ada ketegangan yang 
dialami oleh mereka yang menjadi panitia acara Natal. Wajar jika ada perbedaan 
pendapat di antara panitia karena semua ingin acara bisa berjalan sebaik 
mungkin. Namun, jika tidak membentengi diri dengan pertolongan Tuhan, hal ini 
bisa menjadi celah bagi Iblis untuk mengobarkan konflik yang lebih besar. Mari 
berdoa kepada Tuhan Yesus agar setiap rekan yang menjadi panitia Natal memiliki 
kesatuan hati untuk melayani, dan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam 
kepanitiaan.

3. Sinterklas, pohon terang, tukar kado, pesta diskon, dan sederet kemeriahan 
Natal lainnya, berpotensi membelokkan fokus kita pada makna Natal. Begitu juga 
dengan kesibukan rapat, latihan, dan persiapan Natal yang terkadang melelahkan. 
Mari berdoa agar Tuhan Yesus menolong kita untuk tetap fokus pada Dia. 
Kelahiran-Nya di dunia menjadi awal penggenapan janji Allah kepada umat 
manusia, mari bersyukur atas hal itu.

4. Setiap hari besar keagamaan, pemerintah RI secara rutin memberikan remisi 
atau pengurangan masa hukuman bagi para narapidana yang berkelakuan baik. Tak 
terkecuali pada Natal tahun ini, para narapidana yang beragama Kristen/Katolik 
menerima remisi hari raya, bahkan beberapa orang akan mengalami kebebasan. Mari 
berdoa kepada Tuhan Yesus agar setiap narapidana yang mendapatkan remisi 
hukuman, mengucap syukur kepada Tuhan. Kiranya, mereka dapat melanjutkan hidup 
yang lebih baik dan meninggalkan hidup lama mereka. Doakan juga agar Tuhan 
menolong mereka menangkap makna Natal, yaitu bahwa Allah turun ke dunia untuk 
menggantikan tempat kita, yang seharusnya menerima hukuman dosa.

5. Setiap bulan Desember, kita sering mendengar berita tentang rekan-rekan dari 
ormas keagamaan lain yang rutin menawarkan diri, untuk membantu menjaga 
keamanan dan ketertiban lalu lintas selama pelaksanaan misa/ibadah Natal di 
kota-kota besar. Sementara itu di daerah lain, walaupun tidak terekspos media, 
tetangga dekat dan masyarakat sekitar gereja juga menunjukkan sikap toleransi 
kepada jemaat yang merayakan Natal. Mengucap syukurlah atas toleransi dari umat 
beragama lain yang kita alami dalam kehidupan bergereja di Indonesia.

6. Walaupun panitia Natal nasional telah menetapkan tema untuk tahun ini, 
beberapa gereja/persekutuan memilih untuk menetapkan tema sendiri. Biasanya, 
tema itu menjadi tema setahun bagi anggota gereja/persekutuan tersebut. Doakan 
agar Tuhan Yesus campur tangan dalam penentuan tema Natal sehingga melalui tema 
itu, Tuhan menyatakan kehendak-Nya secara khusus bagi setiap 
gereja/persekutuan. Kiranya tema itu bukan sekadar pajangan, melainkan 
benar-benar menjadi pedoman yang harus diterapkan dengan iman.

7. Yayasan Lembaga SABDA akan mengadakan Natal bagi seluruh staf. Panitia sudah 
dibentuk dan segala persiapan sedang dilakukan. Kami mohon dukungan doa dari 
seluruh Sahabat dan Rekan YLSA, agar perayaan Natal YLSA kali ini berjalan 
dengan lancar. Doakan juga kiranya Natal ini semakin mempererat jalinan 
persekutuan di antara staf, dan semakin mengingatkan betapa besar kasih 
penyertaan Tuhan yang telah dinyatakan dalam pelayanan YLSA.

Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/kados/129/


"IT IS BETTER TO WALK IN THE DARK WITH GOD THAN TO GO IT ALONE IN THE LIGHT"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

Kirim email ke