Ada Guguran Lava, Merapi Ditutup untuk Pendakian       

Magelang (11/04/2006) - Gunung Merapi yang terletak di wilayah
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah, sejak Senin (10/4) dinyatakan ditutup untuk pendakian
dari segala arah. Masyarakat dan penambang pasir dilarang beraktivitas
dalam radius tujuh kilometer dari Gunung Merapi.

Hal ini menyusul ditemukannya guguran lava baru di sekitar Pasar Bubar
hingga ke Puncak Gunung Merapi. Aktivitas Gunung Merapi hingga saat
ini masih dalam status waspada.

Peringatan ini secara resmi disebarluaskan Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DI Yogyakarta lewat radio
komunikasi ke masing-masing pos pengamatan Gunung Merapi, Minggu lalu.
Salah satunya, berita itu disampaikan ke Pos Pengamatan Gunung Merapi
Babadan di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Lava baru

Ketika dikonfirmasi, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Subandrio pun
membenarkan adanya peringatan tersebut. "Tepatnya sejak hari Jumat
kemarin Merapi sudah ditutup untuk pendakian. Pada hari Jumat itu,
saat saya mendaki ke puncak Merapi, ditemukan ada guguran lava baru di
sekitar Pasar Bubar," ujar Subandrio.

Ditemukannya guguran tersebut, menurut dia, perlu diwaspadai karena
bisa mengancam keselamatan para pendaki. "Dikhawatirkan guguran lava
ini akan menimpa para pendaki. Karena itu, untuk sekarang ini Merapi
ditutup untuk pendakian," katanya.

Berdasarkan peringatan yang disampaikan lewat radio komunikasi dan
dibacakan oleh pengamat Geologi BPPTK DI Yogyakarta, Dewi Sri Sayuti,
segala aktivitas warga dan penambangan pasir dalam radius tujuh
kilometer dari Gunung Merapi harus dihentikan.

Selain itu, bagi wisatawan dan pendaki dilarang melakukan pendakian
dari segala arah. Hal itu dikarenakan sejumlah jalur pendakian di
Gunung Merapi merupakan jalur aliran lava.

Dewi Sri Sayuti melaporkan, berdasarkan pengamatan seismik, aktivitas
kegempaan di Gunung Merapi juga meningkat dari 91 kali menjadi 96
kali. Beberapa di antaranya pada hari Minggu tercatat terjadi 85 kali
gempa permukaan, 6 kali gempa vulkanik dangkal, dan 5 kali terjadi
gempa akibat guguran.

Sedangkan pengamatan secara visual masih sulit dilakukan. Hal ini
dikarenakan curah hujan di sekitar Gunung Merapi yang masih tinggi
sehingga gunung ini selalu diselimuti kabut tebal.

"Kalau dilihat dari jumlah kegempaan permukaan itu, memang cukup
tinggi sehingga harus tetap waspada. Namun, masalahnya sampai sekarang
kabut di Merapi itu sangat tebal sehingga sulit untuk dilakukan
pengamatan visual," kata Subandrio menambahkan. (Sumber: Kompas)

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke