Pak Moderator IAGI,

Tolong daftarkan anggota IAGI dalam milis ini a.n: Hendri Ruslan dari
JOB Pertamina- Petrochina Salawati.
Terimakasih,

Yanto Salim

-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 23, 2006 1:54 PM
To: Hestu Sapto Nugroho
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : "a Super Colossal
Eruption"

Pak Hestu,

Tambora di Sumbawa meletus 1815, jadi lebih dahulu Tambora dibanding
Krakatau (1883). Tak ada gunung lain yang suaranya setara dengan
Krakatau atau Tambora, sebab ini gunung2 dengan suara ledakan tertinggi.
Ada Yellowstone yang mega-clossal (VEI=8), tetapi itu terjadi 2 Ma (dua
juta tahun yang lalu), seperti halnya Toba 74.000 tahun yang lalu.
Tetapi, baik Yellowstone dan Toba tidak punya banyak catatan pasti sebab
belum ada manusia kala itu.

Krakatau tentu punya precautions, ciri-ciri pendahuluan, dari bulan Mei
1883 sudah dilaporkan oleh kapal-kapal yang melintas Selat Sunda bahwa
Krakatau aktif, dan mulai terjadi letusan2 kecil, gempa volkanik, dsb.
Puncak erupsinya terjadi antara 26-28 Agustus 1883. Letusan Krakatau
1883 cukup terdokumentasi dengan baik, bahkan studinya pun, dua tahun
sesudah letusan, 1885, cukup komprehensif (Verbeek, 1885 : Krakatau).
Dan, berita letusannya segera tersebar dengan luas ke seluruh dunia
sebab pada saat yang sama telegraf baru saja ditemukan Alexander Graham
Bell.

Setiap gunungapi punya tipe letusan (berdasarkan kecairan magma, tekanan
gas, dan kedalaman dapur magma), dan Krakatau digolongkan sebagai tipe
letusan Plinian (Perret)(Escher, 1933). Tipe Plinian tekanan gasnya
sangat kuat, bersifat merusak, magmanya lumayan cair, dan dapur magma
dalam. Berdasarkan siklus sejarah erupsi Krakatau, dan data dari Escher,
van Bemmelen, dan de Neve, Willumsen (1997) mengatakan bahwa Krakatau
meletus hebat saat magmanya mencapai komposisi riolitik dengan SiO2 70
%. Tahun 1930, Anak Krakatau meletus pada saat komposisi magmanya dengan
SiO2 63 %.

Apakah letusan hebat seperti 1883 akan terulang lagi ? Kalau pendapat
bahwa saat SiO2 Krakatau 70 % akan terjadi letusan hebat bisa
dipertahankan, maka kita ikuti saja perjalanan komposisinya. Hanya,
sejak Anak Krakatau lahir 1927 kelihatannya cross-plot antara % SiO2 dan
tahun tak lagi mulus berjalan alias sukar diprediksi. Dari 1927 - 1980
(data terakhir yang saya punyai), SiO2 Anak Krakatau paling tinggi 63 %,
paling rendah 52 %.

Saya pikir, untuk sehebat letusan 1883, tak akan hanya diakibatkan oleh
satu gunung : Anak Krakatau - ini paling tidak perlu dua gunungapi lagi
sebesar Anak Krakatau yang lalu bergabung jadi satu gunungapi besar.
Dengan kata lain, saat ini tak ada dasar yang cukup kuat untuk
mengatakan bahwa letusan Krakatau 1883 bisa dihasilkan oleh Anak
Krakatau.

Salam,
awang





-----Original Message-----
From: Hestu Sapto Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 23, 2006 11:38 AM
To: Awang Harun Satyana
Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : "a Super Colossal
Eruption"


Pak Awang, mohon pencerahan, antara G Krakatau dengan Tambora duluan
mana yg meletus dan menurut data2 terakhir, gunung manakah yang suara
letusannya setara dengan G.Krakatau atau G.Tambora.
Jadi seandainya G.Krakatau adalah paling baru (1883) berarti kita kira2
sudah 123 tahun tidak mendengar suara gunung meletus yang dahsyat dengan
skala VEI 6-7, tapi bukannya saya kepingin mendengar, tapi membayangkan
bagaimana dahsyatnya suara itu, apalagi akibat setelah itu dengan
penduduk sekarang yang begitu padat tentu akan menimbulkan dampak yang
sangat berat dan perekonomian dunia pasti akan terganggu.
Tapi tentunya sebelum meletus pada saat itu G.Krakatau, tentu sudah
memberikan sinyal2 akan meletus kan Pak ? misalnya seperti mengeluarkan
lava, gempa vulkanik dll, adakah pada jaman itu yg sudah merecord berupa
tulisan2 mengenai kejadian2 sebelum G.Krakatau meletus ?. (soalnya ngeri
juga kalau tiba2 meletus tanpa pendahuluan)
Dan sepertinya G.Krakatau ini tipe letusannya super explosive, apakah yg
mempengaruhinya ? apakah kedalaman dapur magma, type magma, jarak dengan
subduction area, atau yg lainnya ?. Yang tentunya tingkah lakunya sangat
berlainan dengan G.Merapi yg magmanya sempat membentuk puncak, saya kira
ini berlainan dengan Krakatau yg mungkin tidak sempat membuat kerucut
tapi langsung meletus.
Apakah kita akan sempat mengalami kejadian seperti tahun 1883, ..... ?

Tulisan Pak Awang sangat bermanfaat, Terima kasih Pak

Salam
HSN  

-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 23 Juni 2006 10:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : "a Super Colossal
Eruption"

Senin 27 Agustus 1883 pukul 10.00 WIB adalah saat terakhir penduduk di
sekitar Selat Sunda melihat Matahari tengah naik ke puncaknya. Setengah
jam kemudian, mereka meregang nyawa diseret gelombang laut setinggi
sampai 40 meter...Jumlah seluruhnya 36.417 orang berasal dari 295
kampung di kawasan pantai Banten dan Lampung. Keesokan harinya dan
keesokan harinya lagi, penduduk sejauh sampai Jakarta dan Lampung tak
melihat lagi Matahari - gelap gulita. Apa yang terjadi di hari yang
seperti kiamat itu adalah letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda. Suara
letusannya terdengar sampai sejauh 4600 km dan di dengar di kawasan
seluas 1/8 permukaan Bumi.  ........ 

-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.9.2/372 - Release Date: 6/21/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.9.2/372 - Release Date: 6/21/2006
 

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke