Pak Bambang dan rekan2 milis,
 
Betul, ini sesungguhnya pertanyaan untuk para stratigrapher, saya juga menunggu 
penjelasan mereka, tetapi karena belum ada yang menjawab, saya "pancing" dulu 
dengan beberapa pemikiran saya. Semoga ada yang "terpancing". Teman saya di 
Pertamina, Pak Rudy Ryacudu, tentu bisa menjawab masalah ini dengan memuaskan 
sebab di dalam disertasinya salah satunya adalah menjawab hal ini, dengan 
pendekatan tektonostratigrafi pula. Saya pikir Pak Prof. Koesoemadinata pun 
tentu dapat berkomentar sebab selain banyak pengalamannya, beliau adalah 
pembimbing Pak Rudy, kalau saya tidak salah.
 
Tahun 2005, IAGI Pengda Riau mengundang saya sebagai pembicara kunci dalam 
lokakarya dua hari berjudul SSW (Sumatra Stratigraphy Workshop). Ada dua 
makalah yang saya sampaikan : (1) regional tectonics and stratigraphy of 
Sumatra, dan satu lagi yang mungkin berhubungan dengan pertanyaan Pak Bambang 
yang saya beri judul, "Granite wash of Lemat Fm. or in-situ granite of basement 
? : the problem of South Sumatra Stratigraphy and new approaches for its 
solution".
 
Pertama-pertama mesti dikemukakan adalah benar sinyalemen Pak Bambang bahwa 
issue ini telah menjadi problem klasik di stratigrafi Sumatra, operator2 
perminyakan jelas menyadarinya, problemnya bisa dipelajari di paper klasik 
tentang ini (De Coster, 1974). Secara akademik pun menarik, sehingga wajar 
dijadikan bahan penelitian doktor oleh Pak Rudy Riacudu.
 
Memecahkan problemnya dengan sequence stratigraphy mungkin menolong, tetapi 
kita mesti tetap berpedoman ke Sandi Stratigrafi Indonesia yang terbaru (edisi 
1996). Pak Sujono Martodjojo dan Pak Djuhaeni telah memasukkan sequence 
stratigraphy menjadi salah satu bab dalam SSI 1996. Silakan dilihat lagi 
SSI-nya (yang dibagikan kepada seluruh peserta PIT IAGI pada tahun 2004)untuk 
menjawab pertanyaan Pak Bambang kapan suatu sequence kita kelompokkan menjadi 
"Talangakar" dan kapan kita sebut sebagai "Lemat". Para operator klasik 
perminyakan di wilayah ini seperti Pertamina, Medco, Gulf (sekarang COPI); atau 
para pemain baru yang yang belakangan banyak "menyerang" Sumatra Selatan, 
mereka bisa berkomentar soal ini sebab beberapa studi sequence stratigraphy 
bersifat regional meliputi baik Lemat-Lahat-TalangAkar dan endapan Paleogen 
lainnya yang "belum terdefinisi dengan baik" (mis Benakat member) telah mereka 
lakukan.
 
Berikut adalah kesimpulan pemikiran2 saya dalam makalah yang saya kemukakan 
dalam SSW di atas (Satyana, 2005). Namanya pemikiran2 pribadi, tentu bisa salah 
- silakan dikritik.
 
Fakta : 

1. Structural-stratigraphic relationships between Paleogene strata and Basement 
of South Sumatra has not been studied properly.
2. Top of Basement of South Sumatra Basin has been determined variously, 
including : Top  of Pre-Tertiary rock assemblages, Top of Paleocene-Early 
Oligocene Kikim Formation, Top of “Granite Wash” unit of Eocene to Early 
Oligocene Lemat/Lahat Formations, Top of Pre-Tertiary In-Situ Granite.
3. Which granite is “wash” and which one is “in-situ”  is not certainly known. 
“Granite Wash” can be Tertiary and PT.
 
Fakta2 di atas berdasarkan pengamatan saya mengevaluasi pekerjaan2 banyak 
operator di wilayah ini.
 
Tentang Lemat (berdasarkan literatur2) : 
 
1. The term “Lemat” has been applied in the past to tuffaceous, coarse clastic, 
continental sedimentary rocks. It consists of “old Lemat” (now Kikim Tuffs) and 
“young Lemat” (proper Lemat).
2. Lemat (proper) is composed of : (1) lower coarse clastic “Granite Wash” 
Member and (2) upper shales of Benakat Member.  
3. Coarse Clastic Member consists of shales  sandstones, clays, rock fragments, 
breccias, “granite wash”, occasional thin coal beds, and tuffs.
 
Tentang Granite Wash (berdasarkan literatur2) :


1. The basal unit of the Lemat in some deeper trough areas, which is often very 
feldspathic, derived from the erosion of nearby granite and diorite hills.
 
2. These rocks are probably a part of the cycle of continental sedimentation, 
volcanism, and erosion that accompanied the Late Cretaceous – Early Tertiary 
tectonism in the South Sumatra Basin.
 
Kembali ke pertanyaan utama Pak Bambang, berdasarkan kutipan-kutipan di atas, 
menurut hemat saya, antara Lemat dan Talang Akar jelas berbeda umurnya, Lemat 
lebih tua (57-30 Ma Eosen-Oligosen Awal) dan Talang Akar lebih muda (28-20 Ma 
Oliogo-Miosen) - ini umur absolut batas bawah dan batas atas berdasarkan data 
yang bisa saya kumpulkan dari berbagai sumber. Di tempat lain dan/atau oleh 
operator lain yang dimaksud dengan Lahat adalah age-equivalent Lemat -meskipun 
belum tentu secara litologi sama. Secara tektonostratigrafi, saya pikir 
pendapat Pak Bambang benar, adalah bahwa Lemat mengisi infra-dan main rift, 
sedangkan Talang Akar bagian bawah mengisi late rift  dari suatu syn-rift, dan 
Talang Akar bagian atas sudah masuk ke post-rift.
 
Sebagai tambahan, apa "pendekatan baru" yang saya kemukakan untuk membahas 
masalah granite wash dan in-situ granite ? Saya menggunakan tiga metode : 
petrografi, absolute dating, megnetism of granite.
 
New Approaches of Analyses : (metode ini telah teruji positif)
 
1. Petrographic analysis : (1) presence of fine grained matrix materials in 
“granite wash” (2) hydrothermal origin of in-situ granite.
2. Absolute dating of granite and its veins : to constraint the age of fabric 
present at the time of veining. Re-deposited granite (wash) will be older than 
the vein formation.
3. Magnetism of granite : (1) in-situ granite shows strong uni-directional 
signal of magnetism  (2) “granite wash” less likely to give a uni-directional 
signal.
 
Dan kesimpulan terakhir makalah saya adalah : 
 
1. Stratigraphic and structural relationships between Paleogene Kikim, Lemat, 
Lahat Formations and the Basement of South Sumatra need to be studied in detail.
2. “Granite Wash” within Lemat Formation and other Paleogene strata is not a 
part of Basement.
3. “Granite Wash” of pre-Tertiary age is a part of the Basement.
4. Top of Basement of South Sumatra Basin is top of Pre-Tertiary rock 
assemblages (igneous, sedimentary, metamorphic).
 
Singkapan basement dan batuan Paleogen di Pegunungan Dua Belas bisa sangat 
membantu pemahaman ini.
 
Demikian, semoga bermanfaat.
 
Salam,
awang

--- On Sat, 1/17/09, Bambang Satya Murti <mbat...@yahoo.com> wrote:

From: Bambang Satya Murti <mbat...@yahoo.com>
Subject: [iagi-net-l] Talangakar dan Lemat
To: "IAGI NET" <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Saturday, January 17, 2009, 9:39 AM

Rekans,
Ini sebetulnya quest untuk para stratigrapher.
Ada pertanyaan yang selalu "menggelitik", mengenai definisi
"Talangakar" dan "Lemat" dipandang dari sisi stratigrafi dan
tektono-stratigrafi secara bersamaan.
Pertanyaannya sangat mendasar, kapan sih suatu sequence kita kelompokkan
menjadi "Talangakar" dan kapan kita sebut sebagai "Lemat"?
Apakah ada terminologi / definisi yang "pas" untuk kedua formasi
tersebut? 
Apakah mereka berdua dipisahkan semata-mata karena umur saja? Atau, kalau
dilihat dari sisi tektono stratigrafi, apakah Talangakar selalu berkonotasi
dengan endapan-endapan post rift (adanya marine incursion) sementara Lemat lebih
terbatas pada endapan-endapan syn-rift?
Helpp donk...
Salam,
BSM



      


      

Kirim email ke