Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan lainnya. PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa. Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll), atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data. Perusahaannya di-"sue" lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau institusi "data auditor", saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak akan sembarangan.
Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja. Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA. Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun akan ada di Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja yg diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan "pro Growth", yg juga akan mengangkat "pro Poor". Geologi bekerja dimana data itu berADA. Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang. Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri. Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini. Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada sekretaris, ada finance officer dll. Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya. Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan hanya memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport mentah-mentah. Salam DaTa. Rdp Sent from my iPhone > On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN <minarw...@gmail.com> wrote: > > Mas RDP, > > Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh > specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya > bagaimana? > > Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data > lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di > wilayah Indonesia? > > Salam > min > > 2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>: >> Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana >> saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg >> mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya >> asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan >> pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect >> dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia. >> Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam >> NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya. >> >> Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan "Data Auditor". >> Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak >> mengirimkan data/sampel ke luar NKRI. >> Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang asing >> masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan data yg >> merupakan properti milik negara. >> >> Rdp > > > -- > - when one teaches, two learn - > http://www.linkedin.com/in/minarwan > > ---------------------------------------------------- > Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 > Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition > JAKARTA,15-18 September 2014 > ---------------------------------------------------- > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact > ---------------------------------------------------- > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > ---------------------------------------------------- > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id > ---------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not > limited > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of > any information posted on IAGI mailing list. > ---------------------------------------------------- > > = ---------------------------------------------------- Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------