"VCD Teroris" yang aneh
Salam,
Rekan Farid Gaban dari Pena Indonesia menganggap
"VCD" Teroris" yang
dipertontonkan oleh Wapres JK kepada para tokoh agama itu nampak aneh.
Ia menyebutnya sebagai VCD yang penuh misteri dan sekadar alat propaganda
polisi. Saya juga punya penilaian yang senada.
Bagaimana dengan Anda?
Radityo Djadjoeri
e: [EMAIL PROTECTED]
__________________________________________________________________
Misteri "VCD Teroris"
Oleh: Farid Gaban
Pena Indonesia, Jakarta
e: [EMAIL PROTECTED]
Pekan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengundang
sejumlah kiai dan
ulama menyaksikan "VCD Teroris" hasil temuan polisi yang berisi
pengakuan para pelaku bom bunuh diri di Jimbaran, Bali (Bom Bali II).
Menurut polisi, VCD itu ditemukan di sebuah rumah
kontrakan yang
ditinggali teroris Noordin Top di Semarang, Jawa Tengah. (Kapolri
Jenderal Sutanto sebelumnya mengatakan VCD itu ditemukan di Vila
Flamboyan, Batu, Malang, tempat Azahari digerebeg. Manakah yang benar?).
Polisi mengatakan VCD itu akan diedarkan kepada
masyarakat luas. Dan
sebentar lagi kita mungkin akan menemukan bajakannya di Glodok...
Tapi, ada yang aneh dari VCD yang ditayangkan pada
para ulama ini.
Sejauh yang saya baca dari reportase Kantor Berita
Antara, VCD itu
merupakan mosaik dari berbagai adegan yang seluruhnya berdurasi 30
menit. Beberapa adegan jelas sekali diambil oleh polisi sendiri,
termasuk salah satu adegan melukiskan penggerebegan Azahari di Vila
Batu, 9 November 2005.
Dengan kata lain, bukankah artinya VCD ini berisi
hasil editing tim
"produser dan sutradara" kepolisian?
Dan jika benar begitu, maka VCD ini tidak bisa dikualifikasikan
sebagai barang bukti, melainkan sekadar alat propaganda polisi.
Berikut ini adegan per adegan yang ada dalam VCD itu
menurut Kantor
Berita Antara:
---
ADEGAN SATU
Tayangan VCD berdurasi sekitar 30 menit itu dimulai
dengan suasana
penggerebekan aparat kepolisian di Perumahan Villa Flamboyan Desa
Songgokerto Batu, Jawa Timur pada Rabu (9/11).
Sejumlah aparat kepolisian lengkap dengan senjatanya
nampak mengepung
rumah tempat persembunyian Azahari. Suara salah seorang petugas nampak
jelas memberikan peringatan kepada penghuni rumah untuk keluar dan
menyerahkan diri.
Setelah beberapa kali peringatan tidak diindahkan,
terjadilah
tembak-menembak yang diikuti sejumlah ledakan yang berasal dari dalam
rumah tersebut.
Asap hitam pun tampak mengepul di sekitar rumah tersebut.
ADEGAN DUA
Usai prosesi penyerangan terhadap rumah tersebut,
tayangan kemudian
beralih pada penuturan pelaku bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta,
Bali, 1 Oktober 2005, Misno dan Salik M Firdaus.
Dalam tayangan tersebut, salah seorang pelaku bom bunuh
diri, Salik M
Firdaus, menyampaikan dalil-dalil jihad dan kalimat mati sahid yang
diyakininya.
Lelaki asal Majalengka, Jawa Barat, itu juga sempat
meminta maaf
kepada keluarganya.
Sedangkan Misno, pria asal Cilacap, Jawa Tengah,
sempat menyampaikan
pesan-pesan kepada keluarganya dalam bahasa Jawa.
Kepada isteri dan keluarganya, ia berpesan bahwa jika
mereka melihat
tayangan itu maka Insyaallah dirinya sudah berada di Jannah (syurga).
ADEGAN TIGA
Tayangan selanjutnya menampilkan seorang lelaki bercadar
(bertopeng)
ala ninja dengan logat Melayu memberikan peringatan kepada pihak yang
disebutnya sebagai musuh-musuh mereka yaitu Amerika, Australia,
Inggris, dan Italia.
Lelaki yang diduga oleh aparat keamanan sebagai
Noordin M Top itu
menyampaikan bahwa musuh mereka adalah pembantu Bush (Presiden AS
George Bush) dan Blair (PM Inggris Tony Blair) yang menguasai kaum
muslimin dan menghujat pada ulama dan para mujahidin.
"Itu adalah musuh-musuh kami dan kamu diincar
dalam serangan-serangan
kami," ancamnya.
Ia kemudian melanjutkan, "Kami ingatkan kepada
Australia, selama kamu
masih menempatkan penjajahan kamu di bumi Irak dan Afgahanistan,
selagi kamu mengintimidasi kaum muslimin, selagi itu pula kamu akan
merasakan intimidasi dan teror kami".
"Ingat, selagi kamu mempertahankan keberadaan
kamu di bumi kaum
muslimin, selagi itu nampak kamu akan merasakan serangan yang
mematikan selepas ini," ancamnya lagi.
ADEGAN EMPAT
Tayangan kemudian beralih pada bukti-bukti yang
ditemukan aparat
keamanan dari rumah tempat persembunyian Azahari, berupa bahan-bahan
peledak, detonator, timer, dan bom rakitan yang siap diledakkan.
ADEGAN LIMA
Selanjutnya muncul tayangan latihan perang dan bela
diri yang
dilakukan sejumlah orang yang mengenakan topeng dan tutup kepala hitam
ala ninja.
ADEGAN ENAM
Tayangan berikutnya yang merupakan adegan terakhir
menampilkan tiga
orang pelaku bom bunuh diri yang berdiri berjejer lengkap dengan bahan
peledak "bom bunuh diri" di badan mereka yang siap diledakkan.
Mereka tampak berpakaian hitam-hitam dengan
menggunakan topeng dan
penutup kepala ala ninja. Salah seorang di antaranya memberikan
komando bagaimana cara menghidupkan detonator untuk bom bunuh diri,
dan ketiganya pun kemudian meneriakkan kalimat "Allahu akbar"
beberapa
kali.
__________________________________________________________________
Misteri di Kota Batu
Oleh: Farid Gaban
Pena Indonesia, Jakarta
e: [EMAIL PROTECTED]
Saya suka nonton film detektif dan membaca komik "Detektif
Conan" anak
saya. Dan karena itu mungkin saya cenderung sensitif terhadap detil
yang kecil, dan saya akan rewel bertanya.
Dalam sebuah "crime scene", detail yang
nampaknya tidak berarti bisa
mengungkap kebenaran sesungguhnya, atau mengungkap kebohongan. Detail
seperti itu bisa menjadi salah satu alat verifikasi antara mana yang
benar-benar FAKTA dan mana yang hanya KLAIM.
Dalam operasi yang diklaim sebagai penyergapan Azahari
di Kota Batu,
Malang, saya tidak bisa melakukan liputan sendiri. Itu sebabnya, saya
mencoba merangkai detail dari pemberitaan media lain:
statement-statement polisi dan bukti-bukti yang mereka sodorkan dalam
konferensi pers di hadapan wartawan.
Saya merasa ada beberapa detail yang gelap serta
statement resmi yang
kontradiktif disitu.
1. BERAPA MAYAT KORBAN PENGGEREBEGAN
Ada dua versi pernyataan resmi Kapolri Jenderal
Sutanto yang berbeda.
Yang pertama, dia mengatakan jumlahnya ada tiga. "Dalam kontak tembak
itu korban tewas sebanyak tiga orang dari pihak teroris," katanya
dalam konferensi pers Rabu malam setelah penggerebegan. (Antara, 9
November).
Esok harinya, pada 10 November pagi, setelah
mengunjungi lokasi dan
melihat sendiri kondisi dalam rumah, Kapolri masih mengatakan ada tiga
jenazah disitu. "Dua dalam keadaan hancur lebur dan tercerai-berai,
namun masih bisa dikenali karena bagian wajah dan kepala masih utuh.
Sedangkan (satu) korban yang lain belum bisa diambil karena masih di
bawah reruntuhan." (Antara, 10 November, pukul 9:30).
Namun, sore harinya, dia punya versi cerita kedua:
korban hanya dua
orang. "Korban tewas di tempat kejadian hanya dua orang, satu adalah
Dr Azahari dan seorang lagi kawannya bernama Arman," katanya (Antara,
10 November, pukul 16:30).
Sulit untuk melihat keterangan Kapolri itu sebagai
sekadar
ketidaktelitian mengingat pernyataan itu cukup spesifik: "dua
hancur,
satu tertimbun reruntuhan".
Pada 10 November (sehari setelah penggerebegan),
wartawan KOMPAS
menulis melihat evakuasi mayat ketiga. Tapi cerita tentang mayat
ketiga ini tidak pernah muncul lagi dalam pemberitaan manapun,
termasuk berita KOMPAS.
Pertanyaannya: mana mayat ketiga, siapa dia?
2. BAGAIMANA KAPOLRI MEMASTIKAN ITU MAYAT AZAHARI
Ada satu pernyataan misterius dari Kapolri tentang
bagaimana dia
pertama kali memastikan korban yang tewas dalam penggerebegan adalah
Azahari, sebelum ada tes sidik jari, sebelum ada pengakuan dari keluarga.
Pada konferensi pers Rabu malam setelah penggerebegan,
Kapolri
mengatakan: "Ya, korban adalah Azahari menurut laporan saksi."
Saksi yang Kapolri maksud adalah CH, seorang yang
disebut polisi
sebagai anggota komplotan Azahari dan tertangkap di Semarang, Jawa
Tengah, yang kemudian membantu polisi menunjukkan tempat persembunyian
Azahari di Kota Batu, Malang.
Kata Kapolri: "CH sudah memastikan bahwa tubuh
yang tercerai-berai
akibat bom bunuh diri adalah Dr Azahari." (Antara, 9 November).
3. SIAPA SEBENARNYA CH, MAYAT KETIGA KAH?
Pernyataan Kapolri tadi mengisyaratkan bahwa CH dibawa
polisi ke
lokasi kejadian tak hanya untuk menunjukkan persembunyian Azahari tapi
juga memastikan jenazah Azahari.
Tapi, keesokan hari setelah penggerebegan, Kapolri
mengatakan cerita
yang sama sekali berbeda.
"Kelompok Dr Azahari sebenarnya memiliki 42
rakitan. Sebanyak 11
rakitan meledak saat terjadi penggerebekkan pada Rabu (9/11). Satu
rakitan dibawa CH ke Semarang," katanya.
Merevisi keterangan sebelumnya, Kapolri memastikan
orang ketiga, yang
disebut-sebut disebut-sebut dengan inisial CH, sudah melarikan diri ke
Semarang dengan membawa satu bom rakitan.
Jadi CH dibawa polisi ke situ dan akhirnya melarikan
diri setelah
sukses menemukan persembunyian Azahari?
4. KONDISI MAYAT AZAHARI
Pada konferensi pers Rabu malam setelah penggerebegan
(9 November),
Kapolri mengatakan "kondisi dua tubuh di dalam rumah di vila di kawasan
Batu itu... dalam kadaan hancur lebur dan tercerai-berai, namun masih
bisa dikenali karena bagian wajah dan kepala masih utuh."
"Tubuhnya banyak yang putus-putus dan
tercerai-berai namun bagian
wajah masih relatif bisa dikenali," kata Sutanto sesaat setelah keluar
dari rumah di villa Kota Batu itu.
Namun, pada keesokan harinya (10 November), Kapolri
merevisi cerita:
"Kondisi jenazah Azahari masih utuh karena kemungkinan tidak sempat
melakukan aksi bunuh diri dengan bom."
Dalam jumpa pers di lokasi Batu, Kapolri juga
mengatakan ledakan yang
terjadi saat penyergapan di rumah kontrakan itu merupakan bom bunuh
diri. "Itu bom bunuh diri dari bom yang dibawa Arman, sedang bom
satunya yang dibawa Dr Azahari belum meledak. Dia (Azahari) membawa
bom rakitan di balik baju," katanya.
Tapi, bahkan versi terakhir ini pun perlu
dipertanyakan: benarkah
Azahari membawa bom rakitan di balik bajunya?
Keterangan ini agak tidak masuk akal jika kita percaya
pernyataan Bani
Yamin, adik Azahari, setelah mengunjungi jenazah kakaknya pada 16
November.
"Tubuh Azahari baik dan utuh karena kematiannya
akibat tembakan yang
tepat. Hanya saja kakinya sedikit terkoyak," ujar Bani Yamin.
Apa yang menyebabkan kematian Azahari? "Ada dua
bekas peluru di
jantungnya," katanya.
Tidakkah dua peluru itu menerjang bom dan rompi
sebelum menembus
jantungnya? Bom apakah sebenarnya yang tembus peluru tanpa meledak?
KESIMPULAN
Ada 'conflicting statements' Kapolri antara malam
penggerebegan dan
keesokon harinya. Kita mungkin bisa memahaminya sebagai wajar. Pada
malam itu situasi gelap gulita sehingga dia tidak bisa melihat dengan
jelas.
Tapi, ada kesaksian yang menarik dari Sutarno,
tetangga rumah
yang digerebeg dan menjadi markas komando penyerangan. Menurut
Sutarno, polisi membawa generator listrik.
Kantor Berita Antara menulis pada 10 November:
"Walau rumahnya
dijadikan posko aparat, pria yang karib dengan sapaan Pak Tarno ini
tidak repot, karena konsumsi maupun peralatan komunikasi dan aliran
listrik dari genset disediakan aparat."
Bagaimanapun, beberapa pernyataan Kapolri Sutanto
terlalu spesifik
untuk bisa disimpulkan sebagai kekeliruan akibat lampu yang dipadamkan.
__________________________________________________________________
Tanggapan Uni Z. Lubis
TV7, Jakarta
e: [EMAIL PROTECTED]
Dalam website polisi diraja Malaysia, sebagaimana
berita di
TUJUH MALAM edisi 17 Nop, di daftar DPO Teroris, tercatat bahwa
Noodin Moh Top (lengkap dengan pasfoto yang sudah kita kenal sama-sama),
statusnya 'TERTANGKAP" sejak 2002.
Jadi, siapa dong yang sekarang sedang dikejar polisi kita?