Assalamu alaikum wr wb
Bismillah hirRohman nir Rohim
 
Masalah Tasawuf ini banyak muncul kepermukaan saat Ibnu Taymiyah berdialog dengan Ibn Athailah Sakandari ( Penulis Kitab Al-Hikam), postingan pernah saya emailkan ke milist ini. Makin mencuat semasa Muhammad Abdul Wahab, sementara bapaknya sendiri Abdul Wahab dan kakaknya Sulayman bin Abdul Wahab malah sangat mendukung Tasawuf. Tetapi saat ini perkembangan Faham Wahabi kepada generasi muda sangat  cepat, karena dukungan dana Saudi yang besar. Paham Wahabi dewasa ini sangat bertentangan dengan Tasawuf.
 
Dimasa sebelumnya adalah di masa Al-Hallaj dimana Sufi As-Sybli mengatakan bahwa aku selamat karena kebodohanku dan Al-Hallaj selamat karena kepintarannya.
Inilah arti daripada dua kantung hadist yang dikatakan Abu Hurairah, aku diberikan rasulullah dua kantung hadist, satu kantung aku sampaikan kepada kalian, sementara satu kantung lagi takkusampaikan, karena kalau aku buka niscaya kalian akan memenggal kepalaku.
 
Syaikh Naqsybandi menulis sangat bagus tentang Al-Hallaj, demikian juga Mawlana Rumi menulis tentang al-Hallaj denganbahasa sangat sederhana, berikut dibawah ini. 
 
Rumi bicara tentang Al-Hallaj

Al Hallaj

ketika manusia dikuasai setan, hilanglah sifat kemanusiaan apapun yg dikatakan, adalah kata2 setan. Jika setan saja mampu menguasai manusia, maka Allah Sang Maha Pencipta adalah Maha Penguasa maka jika Ia merasuk dalam hati manusia maka jasad telah sirna, hanya tinggal eksistensiNya. kemudian kata2 Al- Hallaj adalah kata2Nya semata.

ketika cinta Hallaj mencapaiNya
dia menjadi musuh jasad dan nafsu
aku telah sirna, akulah Al-Haq
artinya jasadku telah sirna
hanya Allah yang ada

inilah batas kerendahan hati manusia
puncak pencapaian kehambaan cintaNya
aku telah fana, kemudian fana
kata-kata ku adalah menjelmaNya

ketika Firaun berkata "Akulah Tuhan" maka celakalah ia
ketika Al-Hallaj berkata "Akulah Tuhan" maka selamatlah ia.....

agh...manakala seorang terjatuh dalam lautan dan kau berkata "keluarlah.."
dengan riang ia berkata, "akulah lautan...tak usah pedulikan aku...."

gazelle run, mencari tahu hakikat Al-Hallaj
posted by mevlanasufi @ 10:36 PM   
( maka yang perlu dilihat haikatnya ketika firaun yang sombong dan tak pernah mengakui Allah, dia mengatakan akulah Tuhan maka nerakalah tempatnya, ini berbeda dengan kemabukan al-Hallaj, yang diakui pada masanya sebagai orang yang terpelihara ibadahnya demi Allah semata, ketika dia merasa masih bereksistensi maka sesungguhnya masih ada kesombongan tetapi ketika ia mengaku dirinya hanyalah ilusi, tak ada, tak exist, nothing, maka ini dalah bukti penghambaan yang sempurna )

Mawlana Syaikh  Bahaudin Naqsybandi bicara Tentang al-Hallaj

Mawlana Syaikh Bahaudin Naqshbandi bicara tentang Al-Hallaj

Image hosted by Photobucket.com Foto Mawlana Syaikh Nazim ( usia beliau 84th)
Ketika terjadi perbincangan antara Mawlana Bahaudin Naqsybandi dan Syaikh Salah.

“Segera setelah beliau membacakan bait tersebut, terlintas dalam benakku bahwa beliau merujuk pada hubungan antara Iman dan penyerahan diri pada Kehendak Ilahi. Beliau menoleh kepadaku, tertawa dan berkata, ‘Apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Hallaj? “Aku menolak agama Allah, dan penolakan itu adalah wajib bagiku meskipun tampak menyeramkan bagi kebanyakan Muslim”
Syaikh Bahaudin :
“Wahai Syaikh Salah, apa yang terlintas dalam benakmu, bahwa hubungan itu adalah dengan Iman dan Islam, bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah Iman Sejati, dan Iman Sejati bagi Orang yang Benar adalah membuat hatinya menyangkal apapun selain Allah. Itulah yang membuat Hallaj berkata, “Aku menyangkal agama-Mu dan penyangkalan itu adalah wajib bagiku, meskipun tampak menyeramkan bagi Muslim”

“ Hatinya Hallaj tidak menginginkan yang lain kecuali Allah. ‘Tentu saja Hallaj tidak menyangkal Imannya dalam Islam, tetapi beliau menekankan bahwa hatinya hanya terkait kepada Allah saja. Jika Hallaj tidak menerima segala sesuatu selain Allah, bagaimana mungkin orang mengatakan bahwa sebenarnya beliau menyangkal agama Allah ? Pernyataannya tentang realitas Kesaksiannya mencakup segalanya dan membuat kesaksian Muslim yang awam menjadi mainan anak-anak”

“Syaikh Salah melanjutkan, Syah Naqsyband berkata, ‘Hamba-hamba Allah tidak bangga dengan apa yang mereka lakukan,  mereka melakukannya karena cinta kepada Allah semata”

“Rabi’a al-‘Adawiyya berkata, “Ya Allah, Aku tidak beribadah untuk mencari balasan Surga-Mu, tidak pula karena takut akan siksa-Mu, tetapi Aku menyembah-Mu hanya untuk Cinta-Mu.’ Jika ibadahmu untuk menyelamatkan dirimu sendiri atau untuk mendapat balasan tertentu bagi dirimu sendiri, maka itu adalah syirik yang tersembunyi, karena engkau telah menyekutukan Allah baik dengan pahala maupun azab. Inilah yang dimaksud oleh Hallaj”

gazellerun 2003
( dalam pencarian hakikat al-Hallaj dengan merujuk pada dua sufi besar pecinta Mawlana Jalaludin Rumi pendiri Tariqah Mawliyah, Mevlevi dan Mawlana Bahaudin Naqsybandi pendiri Tariqah Naqsybandiyah.)


Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze.

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke