--- In [EMAIL PROTECTED], "hn_62818200501" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sinetron Picisan Pembodohan Nasional JAKARTA (Media): Sinetron yang biasa ditayangkan di layar televisi dinilai beberapa aktris muda Indonesia sebagai hiburan yang melakukan pembodohan nasional. Tema-tema picisan yang digarap dengan sistem manajemen ala 'warung' ikut memicu dangkalnya seni peran dalam sinetron.
Penilaian itu dilontarkan aktris muda Lola Amaria dan Ine Febriyanti Kamis (3/1) kepada Media. Menurut Lola, pembodohan nasional itu bisa terlihat pada jalan cerita yang hanya menjual mimpi dan tema yang tak mau beranjak dari persoalan roman picisan. Penonton sungguh-sungguh dibuai oleh khayalan semu. Misalnya, seorang idiot ternyata bisa memiliki istri yang cantik setara bidadari. Lakon seperti itu terdapat dalam sinetron bertajuk Wah...Cantiknya yang ditayangkan SCTV. Anehnya, kebohongan yang membuai itu ditonton oleh jutaan pemirsa di seluruh Tanah Air. "Itulah pembodohan nasional," tutur aktris jenjang yang melejit lewat sinetron bertajuk Arjuna Mencari Cinta garapan sutradara Aria Kusumadewa itu. Lebih jauh Lola menyelidiki, tema-tema picisan itu bermula dari manajemen produksi sinetron yang dikelola secara warungan. Ia mencontohkan, ada seorang aktris sinetron yang sudah sangat senior, tapi ternyata dalam menjalani profesinya bertingkah sangat tidak profesional. Misalnya, karena merasa senior, ia bisa datang ke tempat syuting semau gue. "Hal itu terkadang membuat jadwal syuting terlambat sampai berjam- jam. Perencanaan menjadi berantakan, sedangkan aktris muda harus menunggu kedatangan dia hingga lelah," tandas wanita kelahiran Jakarta, 30 Juli 1977 itu. Keterlambatan aktris senior itu, lanjut Lola, karena harus mengikuti syuting untuk peran lain dalam produksi yang lain. "Sudah datang terlmbat, pulangnya pun duluan, padahal syuting belum selesai. Dia tergopoh-gopoh pulang karena harus mengikuti syuting lain untuk produksi lain," keluhnya. Menurut Lola, sungguh banyak aktris senior yang berkelakuan menyebalkan seperti itu. Bahkan, tandasnya, ada seorang aktris yang dalam sehari harus syuting untuk tujuh judul sinetron. "Bagaimana mungkin dia bisa berakting dengan baik kalau sehari harus melayani tujuh produksi. Gila, memangnya?" Berdasarkan pengamatan aktris yang menjadi lead actress dalam film layar lebar Merdeka hasil kerja sama Jepang dan Indonesia ini, kelakuan para aktris itu karena semangat pengabdian terhadap seni peran ditenggelamkan oleh kepentingan mencari uang. Para aktris itu dibayar sangat murah dalam satu produksi, sedangkan biaya hidup dan kebutuhan untuk mendukung sebuah peran sangat besar. "Jadinya mereka seperti dikejar setoran," tuturnya. Karena itu, Lola menuding para produser seperti itu hanya memikirkan bisnis, tetapi mengabaikan seni peran. Lola juga menuding, mereka tidak paham budaya Indonesia. Itu yang menjadi penyebab mengapa sinetron tidak memberi kontribusi terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia. Lebih lanjut, Lola mengatakan, Dunia sinematografi Indonesia memiliki perbedaan sangat jauh dibanding Amerika. Di Negeri Paman Sam itu terdapat organisasi Union Artist yang menangani segala kericuhan pada manajemen seni peran. Jika ada aktor atau aktris yang dirugikan oleh pihak produser, Union Artist akan bertindak. "Sementara di kita, ada Parfi (Persatuan Aktor/Aktris Film Indonesia) yang tidak berbuat apa- apa. "Orang Parfi kan sibuk mencari uang sendiri-sendiri." Sementara itu, Ine Febrianti menilai, mayoritas sinetron Indonesia benar-benar terjebak pada snobisme (selera pasar) murahan yang hanya menjual kisah mimpi sambil membodohi masyarakat. Ine juga menuding produser sebagai penyebab utama kekisruhan sinetron di Indonesia. "Karena mereka berpikir bisnis, ketika tahu ceritanya laku, dibuatlah serinya terus-menerus. Lihat saja sinetron Tersanjung, kini sudah sampai seri ke-6," ujar Ine. "Ceritanya terlalu panjang, jadinya penulis naskah kedodoran ide. Akhirnya, kisah semakin mengada-ada, dan akting para pemerannya semakin dangkal," tambah aktris yang dikenal rajin berlatih teater untuk mengasah kemampuan aktingnya ini. (Daf/B-1) --- End forwarded message --- _______________________________________________ Milis Komunitas Sekolah2000 (A.K.A [EMAIL PROTECTED]) Untuk posting kirim email ke : [EMAIL PROTECTED] Untuk mengubah mode langganan anda, berhenti langganan kunjungi: http://milis.sekolah2000.org/mailman/listinfo/komunitas