NU Jadi Target Utama
Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (2)
--
Pada edisi kemarin disebutkan, Taqiuddin menolak Ikhwanul Muslimin karena
menerima nasionalisme. Akhirnya dia mendirikan Hizbut Tahrir. Taqiuddin
mengonsep ideologi khilafah Islamiyah. Seperti apa idelogi itu? Bagaimana
sejarahnya bisa sampai ke Indonesia? Berikut lanjutan wawancara HARIAN
BANGSA dengan KH Imam Ghazai Said, MA, cendekiawan muslim yang banyak
mengamati gerakan Islam radikal.
--

Lantas?
Nah, karena ia berideologi khilafah Islamiyah, sementara di negaranya
sendiri telah berdiri negara nasional, maka akhirnya berbeda dengan
masyarakatnya. Di Lebanon, sudah berdiri negara nasionalis yang multi karena
rakyatnya terdiri dari banyak agama, undang-undangnya sesuai jumlah
penduduknya, misalnya, presidennya, harus orang Kristen Maronit, Perdana
Menterinya harus orang Islam Sunni, ketua parlemennya harus orang Islam
Syiah. Di Syiria juga telah menjadi negara sosialis, begitu juga Yordania
telah berdiri sebagai negara sesuai kondisi masyarakatnya.
Akhirnya Hizbut Tahrir itu menjadi organisasi terlarang (OT) di negara asal
berdirinya. Karena ia menganggap nasionalisme itu sebagai jahiliah modern.
Namun meski menjadi organisasi terlarang Hizbut Tahrir tetap bekerja dan
menyusup ke tentara, ke berbagai organisasi profesi dan masuk juga ke
parlemen.
Hizbut Tahrir masuk ke partai politik dengan menyembunyikan identitasnya.
Dari situlah kemudian terjadi upaya-upaya untuk melakukan kudeta terhadap
pemerintah yang sah pada jaman Raja Husen. Sehingga sebagian anggota Hizbut
Tahrir diajukan ke pengadilan dan dihukum mati. Sampai sekarang Hizbut
Tahrir masih jadi organisasi terlarang di Yordania.

Bagaimana sejarahnya sampai ke Indonesia?
Mereka mengembangkan ke sini melalui mahasiswa yang belajar di Mesir. Pola
ikhwan dikembangkan, pola Salafy dan pola Hizbut Tahrir dikembangkan. Tapi
antara Ikhwan, Salafy dan Hizbut Tahrir secara ideologi bertemu, ada
kesamaan. Mereka sama-sama ingin menerapkan formalisasi syariat Islam.
Hanya bedanya, kalau Salafy cenderung ke peribadatan, atau dalam bahasa lain
mengislamkan orang Islam, karena dianggap belum Islam. Dan target utamanya
NU karena dianggap sarangnya bid'ah.ha.ha.ha.. Bisa saja kelompok Salafy,
Hizbut Tahrir dan Ikwanul Muslimin membantah, tapi saya tahu karena saya
telah berkumpul dengan mereka.

Kalau Ikhwanul Muslimin?
Sama. Kelompok Ikhwanul Muslimin, menjadikan NU sebagai target. Mereka
bergerak lewat mahasiswanya yang dinamakan usrah (keluarga). Usrah ini
minimal 7 orang, dan maksimal 10 orang. Ini ada amirnya dan amir inilah yang
bertanggungjawab terhadap kelompok. Bagaimana mengatasi kebutuhan kehidupan
sehari-hari terpenuhi, misalnya kalau ada anggota yang kesulitan bayar SPP.
Jadi mereka tak hanya bergerak di bidang politik, tapi juga bidang-bidang
lain. Nah, kelompok inilah yang kemudian menamakan diri sebagai Tarbiyah
yang bermarkas di kampus-kampus seperti Unesa dan sebagainya. Kelompok
Tarbiyah inilah yang menjadi cikal bakal PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Mereka umumnya alumni Mesir, Syiria atau Saudi. Kelompok ini masih agak
moderat karena masih mau menerima negara nasional. Tapi substansi perjuangan
formalisasi syariat sama dengan Hizbut Tahrir atau Salafy.

Kalau dalam ideologi khilafah Islamiyah?
Hizbut Tahrir katemu dengan Salafy dan Ikhwanul Muslimin dalam soal
formalisasi syariat. Tapi dari segi sistem khilafahnya tidak ketemu. Sebab
khilafah Islamiyah itu dianggap utopia. Misalnya bagaimana denganya sistem
Syuronya, apakah meniru sistem Turki Utsmani yang diktator atau Umayah, itu
masih problem. Tapi bagi Hizbut Tahrir yang penting khilafah Islamiyah.

Apa saja program Hizbut Tahrir?
Mereka sampai kini punya konstitusi yang terdiri dari 187 pasal. Dalam
konstitusi ini ada program-program jangka pendek. Yaitu dalam jangka 13
tahun, menurut Taqiuddin, sejak berdiri 1953, Negara Arab itu sudah harus
jadi sistem Islam dan sudah ada khalifah. Taqiuddin juga menarget, setelah
30 tahun dunia Islam sudah harus punya khalifah. Tapi kalau kita hitung
sejak tahun 1953 sampai sekarang kan tidak teralisir.he..he..he.. Jadi
utopia, tapi mereka masih semangat.

Bagaimana sejarah Hizbut Tahrir ke Indoneisia?
Itu melalui orang Libanon. Namanya Abdurrahman Al-Baghdadi. Ia bermukim di
Jakarta pada tahun 80-an. Kemudian juga dibawa Mustofa bin Abdullah bin Nuh.
Inilah yang mendidik tokoh-tokoh HTI di Indonesia seperti Ismail Yusanto,
tokoh-tokoh Hizbut Tahrir sekarang. Tapi sebenarnya diantara mereka ada
friksi. Karena tokoh-tokoh HTI yang sekarang merasa dilangkahi oleh Ismail
Yusanto ini.

Bagaimana gerakan mereka di Indonesia?
Ini anehnya. Di Indonesia mereka terus terang menganggap Pancasila jahiliah.
Nasionalisme bagi mereka jahiliah. Tapi reformasi kan memberi angin kepada
kelompok-kelompok ini sehingga dibiarkan saja. Dan tidak ada dialog.
Akhirnya mereka memanfaatkan institusi (seolah-olah) "mendukung" pemerintah
untuk mempengaruhi MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tapi mereka taqiah
(menyembunyikan agenda perjuangan aslinya), sebab mereka menganggap
Indonesia itu sebenarnya jahiliah. Taqiah itu ideologi Syiah tapi dipakai
oleh mereka. (bersambung)


http://www.harianbangsa.com/main.php?aksi=berita&categories=Laporan%20Khusus
&idnews=6283




==========================================

MILIS MAJELIS MUDA MUSLIM BANDUNG (M3B)
Milis tempat cerita, curhat atau ngegosip mengenai masalah anak muda dan Islam.
No Seks, No Drugs, No Violence.

Sekretariat : 
Jl Hegarmanah no 10 Bandung 40141
Telp : (022) 2036730 , 2032494 Fax : (022) 2034294         

Kirim posting mailto:[EMAIL PROTECTED]
Berhenti: mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke