Syahid atw tdk??? ...... Wallahu 'Alam Bishshawwab, 



http://www.muslimdaily.net/features/3878/galeri-foto-dan-perjalanan-air-setiawan-dan-eko-joko-menuju-syahid


Galeri Foto dan Perjalanan Air Setiawan dan Eko Joko Menuju Syahid
Diposting pada Jum'at, 14-08-2009 | 12:56:09 WIB
Perjalanan hidup kedua aktifis Islam kota Solo bernama Air Setiawan dan Eko 
Joko Sarjono akhirnya berakhir setelah kedua kepala mereka dilubangi dengan 
peluru-peluru yang dimuntahkan dari senapan tim Densus88. Cerita bermula 
tanggal 7 Agustus 2009, kedua pria tersebut pada pagi hari di hari Jum'at 
tersebut masih ikut bekerja bakti di kampung Brengosan dan mengikuti sholat 
Jum'at di masjid setempat. Setelah itu keduanya dikabarkan berpamitan akan 
pergi keluar kota untuk mengantarkan barang.

Sora harinya, di desa Beji, Kedu, kecamatan Temanggung terjadi penggerebekan 
tim Densus88 di sebuah rumah di desa tersebut. Pengepungan rumah tersebut 
dimulai pukul 17:00 WIB, dari kabar yang terus dipantau dari televisi, 
diberitakan jika didalam rumah tersebut terdapat buronan tim Densus nomor wahid 
yaitu Noordin M Top. Haripun makin gelap dan penyerbuan dan pengepungan dirumah 
tersebut belum juga selesai.

Pada Sabtu diniharinya, kabar mengejutkan tiba-tiba disampaikan kapolri Bambang 
Hendarso Danuri. Ia mengatakan, di Bekasi tepatnya di Jatiasih juga dilakukan 
penggerebekan sebuah rumah yang beralamat di Puri Nusapala Blok D Jatiasih 
Bekasi. Dalam penggerebekan tersebut dikabarkan dua pria tewas, diidentifikasi 
sebagai Air Setiwan dan Eko Joko Sarjono warga Solo / Surakarta. Mereka tewas 
karena dikabarkan akan melawan polisi saat hendak ditangkap dengan melemparkan 
bom tangan.

Penggerebekn di Temanggung pun akhirnya dinyatakan selesai esok harinya pada 
Sabtu, 8 Agustus 2009 sekitar pukul 10:00 WIB. Dan hanya ditemukan satu  pria 
tewas dalam rumah tersebut yang awalnya dinyatakan sebagai Noordin M Top.

Haripun berlalu hingga Rabu pagi tanggal 12 Agustus 2009. Pada hari tersebut 
polisi akan menggelar jumpa pers di RS Polri Kramat Jati untuk mengungkap semua 
hasil operasi tim Densus88 mulai dari yang di Temanggung hingga yang di Bekasi. 
Pukul 09:30 WIB jumpa pers dimulai, acara pun sampai pada penjelasan 
siapa-siapa mayat yang saat itu sedang berada di ruang otopsi RS PolriKramat 
Jati tersebut. Foto pertama yang diperlihatkan polri adalah foto kepala Dani 
Dwi Permana pelaku bom hotel JW Marriott, foto kedua adalah foto kepala pria 
yang dinyatakan sebagai Nana Permana, pelaku bom hotel Ritz Calrton. Foto 
ketiga adalah foto Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono, dalam foto hitam putih 
tersebut kedua foto kepala pria asal Solo itu terlihat biasa saja. Pun ketika 
pada foto terakhir, yaitu foto yang ditunggu-tunggu mengenai siapa MR X di 
Temanggung tersebut. Akhirnya diperlihatkan foro kepala pria yang 
diidentifikasi polri sebagai Ibrohim dan bukan Noordin M Top.
 Foto Ibrohim juga terlihat biasa dengan mata memandang ke depan dan wajah 
bersih.

Siang itu, redaksi MuslimDaily yang ikut pada jumpa pers di RS Polri Kramat 
Jati langsung mengkontak keluarga Air Setiawan dan Eko Joko di Solo jika kedua 
pria yang dinyatakan tewas di Bekasi tersebut sama dengan ciri-ciri yang 
diberikan keluarga kepada pihak Densus88, dan keluarga pun langsung berangkat 
menuju Jakarta kembali.

Sementara itu persiapan pemakaman jenazah mulai dilakukan di kampung Brengosan 
sambil menunggu kedatangan jenazah. Spanduk bertuliskan Selamat Datang 
Asy-Syahid Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono pun mulai dipasang di sudut-sudut 
kampung tersebut. Malam harinya saat masih menunggu kedatangan jenazah, terjadi 
keributan antara polisi yang berjaga di kampung tersebut dan para pemuda Islam 
yang pada datang bertakziyah. Sebabnya adalah polisi tidak mau spanduk sambutan 
jenazah tersebut dipasang, polisi berusaha menurunkan namun dihalangi para 
pemuda hingga terjadi bentrok, beberapa polisi dihajar para pemuda.

Para pemuda tersebut juga melarang liputan wartawan dari sebuah televisi swasta 
di negeri ini yang mereka anggap beritanya tidak berimbang dan sangat 
menyudutkan para jenazah. Tulisan larangan masuk kepada stasiun televisi 
tersebut banyak ditempel di beberapa akses masuk ke kampung brengosan tersebut.

Esoknya, hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009 mulai pagi hari, ribuan pemuda 
Islam dari kota Solo dan beberapa kota tetangga mulai memadati kampung 
Brengosan tersebut untuk datang bertakziah. Makin siang makin banyak pula yang 
datang.

Redaksi MuslimDaily yang langsung datang kerumah jenazah melihat sendiri 
kondisi kedua mayat tersebut. Dan ternyata sangat berbeda dengan gambar yang 
diperlihatkan polri pada hari sebelumnya saat di RS Polri Kramat Jati. Dalam 
foto di RS Polri tersebut tampak tidak ada yang aneh dengan wajah kedua 
jenazah. Namun setelah kafan bagian wajah dibuka, terdapat banyak sekali luka 
diwajah. 

Pada wajah jenazah Air Setiawan, bagian mata sebelah kiri terdapat luka lebam. 
Pada bagian jidat atas terdapat luka bekas tembak yang menembus hingga kepala 
bagian belakang bawah, luka tembak juga terdapat didekat telinga kiri hingga 
kebelakang. Luka tembak di jidat sudah dijahit, namun bagian belakang kepala 
hancur dan jika disentuh terasa lembek, sehingga bagian belakang kepala pun 
dibungkus dengan plastik kresek. Bagian tubuh bawah tidak sempat diperiksa.

Hal yang sama juga terjadi pada Jenazah Eko Joko Sarjono, malah luka bekas 
pukulan benda tumpul semakin jelas terlihat. Hidung jerlihat robek(kemungkinan 
juga bekas luka tembak jarak dekat) namun sudah dijahit, bagian belakang kepala 
juga hancur.

Kondisi kedua jenazah yang sudah meninggal selama satu pekan tesebut masih 
terlihat segar, bahkan setelah enam hari darah masih terus mengalir dari 
luka-luka mereka, terlebih pada bagian telinga, darah cair masih mengalir, 
Subhanallah.

Akhirnya pukul 09:30 WIB hari Kamis 13 Agustus 2009, kedua jenazah dibawa ke 
Masjid Al Muhajirin di kampung Brengosan untuk disholatkan. Sholat gelombang 
pertama di pimpin oleh ustad Abu Bakar Ba'asyir dari Jamaah Anshorut Tauhid dan 
kemudian sholat dilanjutkan berkali-kali oleh para pentakziah yang jumlahnya 
ribuan tersebut.

Setelah itu jenazah diantar ke komplek "Pekuburan Khusus Orang Sholat" didaerah 
Kalioso Sragen. Ribuan pemuda Islam Solo mengantar jenazah hingga ke liang 
lahat, pekikan "Allahu Akbar" dan Isy Karima au Mut Syahida" tak henti-henti 
mereka teriakkan disepanjang perjalanan ke kuburan tersebut. 

Akhirnya jenazah keduanya dikuburkan berdampingan di kuburan khusus Muslim 
tersebut. Prosesi pun ditutup dengan doa kembali oleh ustad Abu Bakar Ba'asyir 
yeng mendoakan semoga keduanya mendapat pahala seorang Mujahid, dan juga 
sebelumnya beliau menyatakan polisi yang menembak keduanya akan mempertanggung 
jawabkan kelak.

Kota Solo ini memang lain, di saat daerah lain menolak para jenazah "teroris" 
tersebut, di kota ini ribuan pemuda malah menyambut dan mengantar jenazah 
dengan antusias hingga ke liang lahat. 

Namun kota ini juga kembali menjadi sasaran operasi tim Densus88, beberapa hari 
terakhir kembali muncul daftar DPO Densus88 untuk kota Solo, beberapa 
inisialnya adalah UR dan SS.

Namun, apakah sebenarnya yang terjadi pada Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono??? 
Wallahua'lam, hanya Allah Subhanahu wa ta'ala dan Densus88 yang mengetahuinya. 
Karena banyak pihak ragu keduanya tewas di Bekasi, namun dihabisi di perjalanan.
[muslimdaily.net]


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke