http://www.republika.co.id/berita/101320/alkohol_bisa_mengubah_dna_janin

Alkohol Bisa Mengubah DNA Janin
Ahad, 17 Januari 2010, 12:27 WIB

HERSTON--Beruntunglah Muslimah yang tidak mengenal minuman beralkohol
dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terbaru menunjukkan, terlalu
banyak selama kehamilan dapat membahayakan anak secara permanen. Uji
coba laboratorium pada tikus menunjukkan, konsumsi alkohol secara
reguler saat hamil menyebabkan perubahan DNA pada janin yang
dikandung.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam
lingkungan ibu selama kehamilan dapat menyebabkan "epigenetik"
modifikasi DNA janin. Ini tidak mengubah kode genetik itu sendiri tapi
mungkin mengaktifkan atau bahkan mematikan gen-gen tertentu serta
menambah atau mengurangi ekspresi mereka.

Suyinn Chong dari Queensland Institute of Medical Research di Herston,
Australia menguji coba penelitiannya pada  tikus dengan gen bulu
cokelat dan kuning. Bayi tikus mestinya berwarna cokelat, kuning, dan
belang - kecuali ada faktor epigenetik yang mempengaruhi ekspresi gen.

Selama kehamilannya, tikus diberi alkohol secara bebas selama paruh
pertama kehamilan. Kadar alkohol darah mereka berada di sekitar 0,12
persen, setara dengan ambang batas alkohol yang diperkenankan bagi
pengemudi di Barat.

Saat bayi tikus lahir, ternyata bayinya lebih banyak berwarna coklat.
"Ini berarti bahwa alkohol mempengaruhi epigenome dari tikus -
mengendalikan apakah gen-gen mereka on atau off," kata Chong.

Karena gen warna bulu tidak relevan dengan manusia, tim mempelajari
berikutnya DNA dalam sel hati tikus. Mereka menemukan 15 gen yang
telah berubah.

Chong menyatakan perubahan-perubahan menunjukkan bahwa pengaruh
alkohol epigenetik tidak terbatas pada gen yang mempengaruhi bulu
saja.  Bayi tikus dari induk yang mengonsumsi alkohol juga memiliki
beberapa gejala dari sindrom alkohol pada janin manusia, seperti
menurunkan berat badan dan tengkorak yang lebih kecil.

"Ini merupakan perkembangan penting dalam memahami bagaimana paparan
alkohol di dalam rahim seumur hidup menyebabkan efek merugikan pada
keturunannya," kata Michele Ramsay, seorang ahli genetika di
Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan.


Red:
Siwi
Sumber Berita:
New Scientist

Kirim email ke