Berikut artikel yang pernah dibahas di tabloid nakita, semoga membantu

Rgds


JIKA POSISI BUAH HATI SUNGSANG

Aih, apalagi ini? Jangan buru-buru panik. Kalaupun letaknya sungsang, 
masih bisa dikembalikan ke posisi normal, kok. 

Bayi sungsang (mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi, yaitu 
posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah. "Sebetulnya sampai bayi 
berusia 34 minggu, letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di 
atas atau di bawah," ujar dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, 
Jakarta Selatan. 

Ini terjadi karena pada permulaan kehamilan, berat janin relatif lebih 
rendah dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bebas bergerak. 
Nah, menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, 
sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin 
sudah menetap pada satu posisi. "Kalau posisinya salah, maka disebut 
sungsang," terang Karno. 

PENYEBAB

Letak yang salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu harus 
menjalani persalinan. Dan berbeda dengan persalinan normal, pada 
persalinan sungsang dibatasi waktu. Begitu badan bayi sudah keluar, 
kepalanya harus dikeluarkan 4 menit kemudian. "Ini perlu dan harus 
dilakukan demi keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa 
kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan kematian," jelas Karno.

Tapi mengapa bisa sungsang? Menurut Karno, penyebabnya ada dua, yaitu 
faktor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, mungkin karena ukurannya 
lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas 
berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di 
bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan 
menjadi sungsang. 

Sebaliknya, bila si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas. 
Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya 
terpental kembali karena ruangan panggul ibu terlalu sempit sehingga 
kepala bayi sulit berputar ke arah bawah. 

Pada kasus bayi kembar, kemungkinan sungsang menjadi lebih besar sebab 
janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga 
panggul ibu susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, 
posisi salah satu janinnya sungsang. 

Sedangkan faktor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, 
air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan 
lainnya. 

DETEKSI SUNGSANG

Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia tua. 
Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan oleh dokter 
atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras 
dan besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu, kepala merupakan 
bagian terbesar dan terkeras dari janin. 

Cara lain adalah melalui pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. 
Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian 
panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. Cara 
lain adalah dengan ultrasonografi (USG). 

Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk 
melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke 
bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan 
besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. "Kemungkinannya 
kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud 
ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk 
berputar kembali ke posisi normal," ujar Karno. 

Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin 
sungsang menjadi normal dengan cara versi luar (externalcephalic 
versin/ECV). Sesuai dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah 
posisi janin sungsang dari luar tubuh ibunya. 

Tindakan akan segera dihentikan bila saat versi luar, ibu merasa sakit. 
"Penghentian dilakukan karena kemungkinan otot rahim sensitif sehingga 
sewaktu diraba-raba terjadi kontraksi dan kejang. Bisa juga karena secara 
tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta," kata dr. Karno. Tak 
heran, versi luar tak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di bawah 
sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal. 

Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu. 
Tapi saat ini versi luar jarang sekali dilakukan karena selain dapat 
membuat ibu merasa sakit dan bila dilakukan secara paksa, besar 
kemungkinan mengakibatkan tali pusat bayi tertekan dan plasenta terganggu. 
"Sehingga akan memberi dampak buruk pada bayi dan juga mengakibatkan 
kematian pada bayi. Bukan tidak mungkin bayi akan kekurangan suplai 
oksigen ke otaknya," terang Karno. 

Kondisi gawat bisa terjadi apabila cairan amnion/ketuban pecah. Sebab, 
begitu pecah tidak ada satu bagian dari janin sungsang yang bisa menyumbat 
jalan lahirnya. Pada bayi normal, bila ketuban pecah, jalan keluar air 
ketuban tersebut masih dapat tertutup dengan kepala bayi yang langsung 
turun. Sedangkan pada bayi sungsang, di antara kedua kaki terdapat celah, 
sehingga air ketuban itu keluar sedikit demi sedikit dan lama-lama habis. 

Padahal, makin sedikit air ketuban, makin dekat hubungan antara otot 
dinding rahim dengan janin. Jadi, ada kemungkinan janin terjepit otot 
rahim ibu. "Kepala janin yang besar dicengkeram oleh otot rahim dan akan 
mempersulit persalinan," jelas Karno. Kemudian, lanjut Karno, karena tali 
pusat berada di bagian depan tubuh bayi maka pada saat air ketuban itu 
keluar kadang-kadang bisa membawa sebagian tali pusat itu keluar ke mulut 
rahim. "Lalu tali pusat yang keluar itu terjepit sehingga suplai makanan 
dan suplai oksigen untuk janin akan berkurang dan dapat mengakibatkan 
janin meninggal." 

CARA PERSALINAN

Kendati letak bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa 
dilakukan. Yang jelas, kata Karno, persalinan sungsang dipengaruhi 
beberapa faktor. Pertama, ukuran bayi. Bila berat bayi di atas 3,5 kg, 
dokter akan cenderung memilih operasi caesar. Cara ini dipilih untuk 
menghindari cedera pada otot leher bayi yang mungkin saja tersangkut dan 
tertarik saat persalinan normal. 

Kedua, urutan kelahiran. Jika sungsang terjadi pada anak pertama, 
persalinan disarankan melalui caesar. Karena panggul ibu belum pernah 
melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara normal 
karena dapat mengakibatkan cedera. 

Ketiga, posisi kepala janin. Pada janin normal, posisi kepala yang baik 
yaitu menunduk seperti menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi 
kepala janin seperti posisi "militer", yaitu tegak menghadap ke depan 
(layaknya prajurit siap siaga). Pada janin sungsang, bila dipaksakan 
keluar dapat mematahkan tulang punggung yang paling atas dan dapat 
mengakibatkan radang otak. Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan 
dengan jalan caesar. 

Persalinan pervaginam bisa dilakukan bila tidak terdapat faktor-faktor 
yang telah disebutkan di atas. "Misalnya bila bayinya kecil, panggul luas, 
bayi tidak terlilit usus," terang dr. Karno.

Jenis Sungsang

Bila dikaitkan dengan posisi kaki bayi, ada 3 jenis sungsang, yaitu: 

* Frank Breech/Letak Bokong 
Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat ke atas, kadang kaki 
sampai menyentuh telinga. 

* Complete Breech/Letak Sungsang Sempurna 
Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki 
sempurna/lipat kejang). Seakan posisi bayi "jongkok" dengan bokong di atas 
mulut rahim, lutut terangkat ke perut. 

* Incomplete Breech/Singel Footling Breech 
Bila satu kaki di atas dan kaki yang lainnya di bawah, dalam dunia 
kedokteran disebut presentasi bokong kaki. Tetapi, kasus letak sungsang 
jenis ini jarang ditemui.

Riesnawiati Soelaeman/Sandra Olifia.




MEMUTAR JANIN SUNGSANG

Memutar posisi janin atau versi luar, tak bisa sembarangan. Harus dilihat 
dulu penyebabnya dan dilakukan oleh ahlinya. 

Harusnya, pada usia kehamilan di atas 8 bulan, kepala janin berada di 
bawah dan bokongnya di atas. Hingga, saat persalinan nanti, pengeluaran 
bayi jadi lebih mudah dilakukan. Akan tetapi, pada kenyataannya tak selalu 
posisi demikian yang diperoleh ibu hamil. Banyak pula yang mengalami 
kelainan posisi janin berupa letak sungsang atau letak lintang. 

Tentunya, kelainan-kelainan tersebut harus diatasi sejak mulai terdeteksi. 
Menurut dr. Dwiana Ocvianti SpOG. dari RS Siaga Raya, Jakarta, deteksi 
bisa saja datang dari si ibu. Misal, pada janin sungsang, yaitu bila 
posisi janin memanjang sejajar sumbu panjang rahim, dengan bokong janin 
berada di bagian terendah, "Ibu dapat merasakan dari tendangan si janin 
yang lebih banyak geraknya ke bawah." 

Gerakan di bawah adalah gerakan yang didominasi oleh kaki. Dengan demikian 
berarti kepala dan tangannya berada di atas. Padahal normalnya, setelah 
usia kehamilan 7-8 bulan, ibu akan merasakan gerakan janin lebih banyak di 
atas pusar. Ciri lain: bagian yang keras (kepala janin) mendesak tulang 
iga ibu hingga menimbulkan rahim sesak atau tertekan. 

Ada pula gerakan janin yang mendominasi di perut sebelah kiri atau kanan. 
Jika ini terjadi, kemungkinannya adalah letak janin melintang. 
Posisi-posisi ini jelas tak seharusnya dan ibu harus segera minta kepada 
dokter ahli untuk mengubahnya. "Tapi ingat, penanganan harus dilakukan 
oleh dokter atau bidan yang benar-benar ahli. Karena tidak sembarangan 
kita boleh memutar-mutar janin." 

Memang, aku Dwiana, ada ibu yang tak dapat mendeteksi sendiri kelainan 
posisi janinnya. Dia pun tak dapat mengungkapkan secara spesifik mengenai 
pergerakan janin hingga perlu pemeriksaan ahlinya. "Dokter atau bidan yang 
terlatih biasanya hanya melakukan perabaan di perut ibu. Dari perabaan itu 
dapat dirasakan di mana posisi kepala dan di mana posisi bokong." 

Namun, pemeriksaan seperti ini sulit dilakukan terhadap ibu yang bertubuh 
gemuk karena rahimnya terhalang oleh lemak. Bila dokter tak yakin dengan 
perabaannya, akan dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi. 

PENYEBAB 

Letak sungsang ada beberapa variasi; dari letak bokong dengan kedua 
tungkai kakinya ke atas dan bokong di posisi yang terendah, letak sungsang 
sempurna di mana kedua kaki ada di samping bokong, dan letak sungsang tak 
sempurna di mana selain bokong ada bagian tubuh lain seperti kaki atau 
lutut berada paling bawah. Pada letak sungsang tak sempurna, biasanya satu 
kaki menjulur ke bawah hingga ke jalan rahim. 

Adapun penyebab kelainan posisi pada janin, terang Dwiana, dari si janin 
sendiri. "Tak ada pengaruh antara ibu yang beraktivitas tinggi, ibu yang 
memiliki penyakit kronis, atau ibu yang mengkonsumsi narkoba dengan 
kelainan posisi janin." 

Dalam hal letak sungsang bisa disebabkan bayinya yang terlalu besar. "Bila 
tubuh bayi terlalu besar, maka kepalanya tak bisa berputar ke bawah karena 
tak bisa masuk ke atas panggul." Namun, kenapa si bayi terlalu besar, bisa 
disebabkan ibunya yang kebanyakan makan. Akibatnya, si ibu kegemukan, 
begitupun bayinya. "Karena itulah, ibu hamil kalau datang periksa, berat 
badannya ditimbang. Kalau berat badannya terlalu gemuk akan dinasihati 
untuk tak menambah berat badannya karena bayinya nanti terlalu besar." 

Letak sungsang juga bisa terjadi saat hamil muda, di mana ukuran bayi 
masih kecil sementara ruangan rahim relatif luas, kepala janin akan 
terputar ke atas. Juga, terjadi pada ibu yang sering mengalami persalinan. 
Pada ibu yang sering bersalin ini, otot rahim akan molor dan ruangan rahim 
pada kehamilan berikutnya jadi lebih luas. Bila risiko ini ditambah 
lilitan tali pusat, dapat dipastikan janin akan sungsang. Lilitan tali 
pusat pada tubuhnya membuat dia tetap di posisi semula, kepala di atas dan 
bokong di bawah. "Janin yang tak bisa memutar secara alamiah ini akan 
sungsang hingga melahirkan nanti." 

Selain itu, sungsang juga disebabkan letak plasenta di bawah hingga kepala 
tak bisa turun. Sekalipun janin bisa berputar, kepala akan turun setengah 
hingga posisinya kadang jadi melintang. Ciri-ciri janin melintang. Tubuh 
akan membesar ke samping dan bagian tengah terasa kosong. Posisi ini 
bahkan lebih berbahaya daripada sungsang. Dalam persalinan lintang 
dikhawatirkan, "Selain bayinya meninggal, ibunya juga. Karena kalau bayi 
itu melintang, dia tak bisa lahir, padahal kontraksi rahim begitu kuat. 
Dengan demikian, rahim bisa pecah, yang disebut ruptura uteri," jelas 
Dwiana. 

Hal lain yang dapat menyebabkan sungsang adalah terdapat kecacatan pada 
bayi. Misal, yang kepalanya besar (hidrosefalus) atau kepalanya tak ada 
tulang tengkorak. Kelainan-kelainan dengan bagian tubuh membesar dapat 
pula terjadi pada organ tubuh lain, seperti bahu, perut, dan bokong. 

TAK BOLEH SEMBARANGAN 

Tentunya, untuk melakukan tindakan terhadap bayi sungsang harus dilihat 
dulu penyebabnya. Sebab, untuk melakukan pemutaran tak boleh sembarangan. 
Jadi, tidak asal memutar. "Bahaya sekali melakukan tindakan pemutaran 
kalau kita tak tahu persis apa penyebab bayi itu menjadi sungsang," ungkap 
Dwiana. 

Larangan pun berlaku bagi dokter atau bidan yang tak terampil melakukan 
pemutaran. "Yang melakukannya harus dokter atau bidan terlatih." Sebab, 
kalau penyebab janin sungsang adalah lilitan tali pusat, tindakan 
memperbaiki akan menyebabkan bayinya malah tambah terjerat. Dalam kondisi 
seperti ini, kepala bayi tak akan bisa turun. Seandainya dipaksakan pun, 
bayi akan makin terjerat. "Biasanya dokter atau bidan akan membiarkannya 
dalam posisi seperti ini. Kemungkinannya, persalinan dilakukan dengan 
jalan bedah sesar." 

Dwiana lantas menggambarkan cara memutar bayi sungsang dengan tangan yang 
dikenal dengan versi luar. Pertama-tama, si ibu dalam posisi terlentang, 
kondisi relaks, dan belum ada kontraksi. "Bila sudah terjadi kontraksi, 
maka pemutaran tak dapat dilakukan karena rahim sudah tak relaks lagi dan 
ibu sudah siap melakukan persalinan." 

Kemudian, "Perlahan-lahan bayi kita geser dengan tangan dari luar." 
Pemutaran bayi boleh diteruskan bila tak terasa sakit. Bila terasa sakit, 
pemutaran harus dihentikan untuk mencegah terjadi luka di rahim, misal, 
plasenta putus atau rahim robek. "Biasanya, pemutaran dilakukan antara 10 
sampai 15 menit dalam satu kali pemutaran." Pemutaran tak dapat dilakukan 
setahap demi setahap. Misal, hari ini bayi diputar setengah kemudian besok 
setengahnya lagi. 

Bagaimana dengan pengurutan? Dwiana dengan tegas melarang, "Sebaiknya 
jangan melakukan urut-mengurut. Ibu tak diperkenankan melakukan pemijatan 
di daerah perut apalagi rahim." Meskipun pengurutan dilakukan ahlinya, 
tetap dilarang. Apalagi bila ahli itu tak mengerti medis. 

Posisi Bersujud

Teknik lain yang kerap dianjurkan jika posisi bayi sungsang ialah ibu 
melakukan psosisi seperti bersujud. "Posisi ini dimaksudkan agar bagian 
janin yang sudah masuk rongga panggul akan keluar dan secara alamiah bayi 
punya kesempatan lebih luas untuk berputar," papar Dwiana. Tindakan ini 
lebih berhasil dan tak membahayakan bagi ibu hamil maupun janinnya. 
Asalkan kehamilan masih cukup dini, di mana air ketuban masih cukup banyak 
dan penyebabnya bukan terlilit tali pusat. 

Posisi sujud bisa dilakukan selama 15 menit setiap hari. Seminggu kemudian 
diperiksa ulang untuk mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak 
janin tak berubah, tindakan sujud bisa diulang. Bila berhasil, perut ibu 
perlu difiksasi (diikat) dengan gurita atau stagen agar janin tak berubah 
kembali. 

Namun, papar Dwiana, letak janin melintang tak bisa diatasi dengan 
tindakan seperti ini. Umumnya, bayi dengan letak lintang dilahirkan 
melalui bedah caesar. "Bagi ibu hamil dengan janin melintang, perlu lebih 
berhati-hati ketika hamil tua. Janin melintang akan tetap aman bila 
ketuban utuh. Bila ketuban pecah, akan berbahaya bagi ibu dan janin." 
Untuk mencegahnya, hindari mengejan saat hamil tua, berhati-hati saat 
berjalan, dan jangan lakukan sanggama ketika hamil mulai tua. 

Syarat "Permuatan" Bayi

Menurut Dwiana, ada beberapa persyaratan dalam melakukan pemutaran janin 
sungsang: 
1. Ibu tak boleh terlalu gemuk, hingga bayinya tak bisa dikenali atau 
diraba. 
2. Air ketuban tak boleh terlalu banyak ataupun tak terlalu sedikit. 
3. Saat pemutaran, ibu tak boleh merasa sakit. Karena rasa nyeri salah 
satu komplikasinya, plasenta lepas saat pemutaran dan bisa menyebabkan 
perdarahan. Perdarahan akan mengakibatkan bayi dan ibu meninggal. Selain, 
bisa juga terjadi robekan pada rahim ibu karena rahim ibu di usia hamil 
tua seringkali sudah tipis. Apalagi kalau si ibu sudah ada bekas operasi, 
berarti kontra indikasi. 
4. Pemutaran dilakukan perlahan-lahan sambil mendengarkan bunyi jantung 
janin. Jika ada perubahan bunyi jantung janin, harus dihentikan. Pemutaran 
dianggap gagal.

Irfan Hasuki.



BAYI SUNGSANG HARUSKAH DILAHIRKAN SESAR?

Asalkan usia kehamilan masih di bawah 32 minggu, posisi sungsang masih 
dapat diperbaiki.

Dokter menyatakan janin Anda sungsang? Itu berarti, si janin dalam posisi 
memanjang dengan kepala di bagian atas rahim (fundus uteri) dan bokongnya 
ada di bagian bawah. Umumnya pada kehamilan trimester kedua, posisi 
sungsang sudah dapat dideteksi. Kandungan terasa penuh di bagian atas 
dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Ibu yang sudah 
pernah hamil sebelumnya akan merasa kehamilan sekarang terasa berbeda. 
Namun untuk memastikan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. 

Untuk langkah awal, lakukanlah pemeriksaan luar. Caranya dengan meraba 
bagian bawah rahim. Apakah ada bagian yang keras dan bulat menyerupai 
kepala di situ? Bila tidak ada, maka kemungkinan posisi janin sungsang. 
Jangan keliru dengan bagian bokong yang juga terasa berbentuk bulat. Cara 
membedakan kepala dan bokong adalah dengan menggerak-gerakkan bagian 
tersebut secara perlahan. Jika tak mau bergerak atau terasa sulit sekali 
bergerak, dapat dipastikan itu adalah bokong. Kepala lebih mudah 
digerakkan daripada bokong. 

Selanjutnya, cobalah raba bagian atas rahim. Andaikan posisi janin memang 
sungsang, maka akan teraba kepalanya pada bagian ini. Denyut jantung janin 
pun akan teraba di posisi setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada 
pusar ibu. Bila masih ragu, lakukan pemeriksaan dalam atau dengan 
pemeriksaan ultrasonografi (USG).

PENCETUS SUNGSANG 

Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Jadi, tak 
perlu keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 
32 minggu. Pada usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih 
banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya 
sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi sehingga 
posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan heran kalau pada kehamilan 
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi. 

Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit 
untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas 
panggul. Namun semestinya di trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai 
terlipatyang ukurannya lebih besar daripada kepala akan menempati ruangan 
yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam 
ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Masalahnya, mengapa 
posisi sungsang masih dapat terjadi hingga usia kehamilan cukup bulan? 

Multiparitas 

Ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis 
dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan 
seterusnya.

Hamil kembar 

Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan 
tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga 
ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada 
di bagian bawah rahim. 

Hidramnion (kembar air) 

Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa 
bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. 

Hidrosefalus 

Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat 
janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. 

Plasenta previa 

Adanya plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan 
dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas 
yakni di bagian atas rahim.

Panggul sempit 

Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi 
sungsang. 

Kelainan bawaan 

Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin 
cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang. 

4 POSISI SUNGSANG 

Presentasi bokong 

Pada pemeriksaan dalam yang dapat teraba hanya bokong bayi saja. Terjadi 
karena janin meluruskan (ekstensi) kedua sendi lututnya, sehingga kedua 
kaki mengarah ke atas dan kedua ujungnya sejajar dengan bahu atau kepala.

Presentasi bokong kaki sempurna 

Kala pemeriksaan dalam dilakukan, bokong dan kedua kaki dapat teraba. 

Presentasi bokong kaki tidak sempurna 

Bagian bokong teraba dengan satu kaki di sampingnya, sedangkan kaki yang 
lain terangkat ke atas. 

Presentasi kaki 

Yang teraba lebih dulu adalah salah satu atau kedua kaki karena posisi 
kaki berada di bagian paling rendah. 

MENGUBAH POSISI SUNGSANG 

Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin sungsang adalah 
dengan bersujud (knee chest position) secara rutin setiap hari sebanyak 2 
kali sehari, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. 
Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal, yaitu kepala 
berada di sebelah bawah rahim. Pada saat kontrol kandungan, mintalah bidan 
atau dokter memeriksa posisi janin. Jika belum berhasil, maka ulangi 
latihan setiap hari. Namun, latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan 
maksimal 3536 minggu.

Cara lain yakni dengan memutar posisi janin dari luar. Tentu tindakan ini 
hanya boleh dilakukan oleh ahli dan tidak semua dokter kandungan mahir 
melakukannya. Tindakan yang dikenal dengan nama versi luar ini berisiko. 
Bila tali pusat terlalu panjang dapat me-lilit. Sedangkan jika tali pusat 
pendek, plasenta bisa lepas akibat tarikan. Lantaran itu, tindakan versi 
luar saat ini jarang dipraktikkan.

SAAT PERSALINAN 

Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Jika 
yang terjadi adalah presentasi bokong murni, maka persalinan normal masih 
relatif mudah dilakukan. Namun, ini pun hanya berlaku bagi ibu yang sudah 
memiliki pengalaman melahirkan per vaginam. Sedangkan jika yang terjadi 
adalah presentasi kaki, pada saat ketuban pecah spontan mungkin saja tali 
pusat ikut keluar (prolapsus tali pusat). Jika tidak segera dilakukan 
persalinan, janin mungkin tidak terselamatkan. Untuk mencegahnya, 
persalinan dapat dilakukan dengan cara sesar.

Proses persalinan yang salah jelas dapat menimbulkan risiko, seperti janin 
mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah 
posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat 
kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat 
menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter 
menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika 
persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi 
(seksiosesaria).

Untuk ibu yang baru pertama kali hamil atau terdapat faktor penyulit pada 
kehamilan seperti ketuban pecah dini atau janin besar (di atas 3,5 kg) 
maka persalinan sesar merupakan jalan terbaik. Dalam hal ini, serahkan 
keputusan terbaik kepada dokter yang menangani. 

Utami Sri Rahayu

Konsultan Ahli: 
dr. Agus Supriyadi SpOG
dari RSAB Harapan Kita


-----Original Message-----
From: "Sekretaris Indogrosir Bandung" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "milis-nakita List Member" <milis-nakita@news.gramedia-majalah.com>
Date: Thu, 4 Jan 2007 14:22:07 +0700
Subject: [milis-nakita] Posisi Bayi Melintang {01}

> 
> 
> Nakitaers,
> Ada yang bisa sharing atau kasih saran atau ada yang punya artikel
> mengenai posisi bayi yang melintang gak ?
> Saat ini saya sedang hamil anak kedua dengan usia kandungan 31 minggu,
> terus terang saya stress mikirin ini.  Nungging2 dan sujud lama udah
> saya lakukan, kira2 apa lagi yang harus saya lakukan ya?
> 
> salam,
> Mama Diva
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
> 
> Mailing List Nakita
> milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
> 
> Arsip
> http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
> ------------------------------------------------
> 
> untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]





=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke