Geger federasi dan/atau pembentukan daerah tingkat I terus membahana. Sejauh
ini sudah ada beberapa wilayah yaitu:
- Wilayah Mandar di Sulsel
- Wilayah Tapanuli di Sumut
- Wilayah Serang di Jabar
- Wilayah kepala burung di Irja
- Wilayah Surakarta di Jateng (yg paling gress)

Motifnya tentu bermacam-macam, dan keperluan real-nya juga bermacam- macam.
Kalau wilayah Sorong masih masuk akal buat saya karena wilayah Irja terlalu
luas untuk menjadi satu propinsi. Tentu saja ada pihak yang tidak mau
menerima dengan berbagai alasan yaitu tidak mau ada kodam baru. Suatu alasan
yang aneh bin ajaib karena banyak pula Kodam yang mempunyai wilayah lebih
dari satu propinsi.

Sementara itu wilayah-wilayah lainnya saya rasa hanya ingin punya atau
men-create jabatan-jabatan baru. Tentu saja untuk keperluan diri sendiri
juga. Kalau bisa jadi propinsi baru atau daerah istimewa baru berarti ada
gubernur baru, wagub baru, sekwilda baru, dlsb. Paling tidak para ahli yang
berusaha membuka wacana itu kebagian posisi.

Hayo siapa menyusul? Mari di mari....:) daripada anda-anda jadi dosen nggak
jelas, atau pegawai tingkat II nggak jelas, atau terlalu lama antri jadi
pejabat di Dati I yang sekarang ada, ayo bikin propinsi baru. Saya tak mau
ketinggalan. Nanti RT saya akan saya buat propinsi baru biar jadi gubernur.
Masalah ada urgensinya, atau ada sumber dayanya, masa bodo. Yang penting
punya seragam PDS warna putih mengkilap.


Jeffrey Anjasmara

----------------------
Dr Andrik Purwasito:
Jadikan Solo Daerah Istimewa
Reporter: P Ratnawijaya

detikcom, Solo- Meski ditolak banyak kalangan, penggagas pembentukan Daerah
Istimewa Surakarta (DIS), Dr Andrik Purwasito mengaku yakin akan diterima
banyak kalangan. Ia mengaku, Ketua MPR, Amien Rais juga pernah menanyakan
hal tersebut.

"Mendasarkan pada pasal 6 UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah,
pembentukan DIS sangat mungkin. Tapi wilayahnya tak terbatas kota Solo,"
ujar Andrik kepada detikcom, Selasa (16/11/1999).

Menurut staf pengajar FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta tersebut,
konsep DIS akan meliputi eks-karesidenan Surakarta yang terdiri atas
kotamadia Surakarta dan enam kabupaten.

Menjawab pertanyaan detikcom tentang sumber daya daerah yang miskin, Andrik
menolak hal tersebut. "Kita punya potensi besar sebagai sumber pemasukan
daerah, baik pariwisata maupun sektor industri lain," ujar dia mantap.

Andrik bahkan menilai banyak pihak yang menolak konsep DIS sebagai orang
yang tidak tahu kebutuhan masa depan. "Orang Solo itu butuh progresivitas,
sehingga ide pemberdayaan daerah harus diterima," papar staf ahli Kraton
Surakarta itu.

Menyinggung isyarat Raja Surakarta, Pakoe Boewono XII bahwa jangan punya ide
macam-macam perihal pembentukan DIS, Andrik balik berkilah. "Jangan
macam-macam itu kalimat Sinuhun (sebutan untuk raja Surakarta, red.) untuk
wartawan. Maksudnya, wartawan jangan macam-macam kalau nulis," ujar Andri
yang sempat dicalonkan
jadi walikota ini.

"Memahami kalimat sinuhun itu tidak mudah, harus orang pinter," sambung
Andrik yang mengaku bahwa Raja Surakarta sebenarnya juga mendukung ide
Daerah Istimewa Surakarta tersebut.

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke