"Enterpreneur sebagai Prioritas" Wawancara dg Wisnu Setyawan Wisnu, begitu kami biasa memanggilnya, adalah mahasiswa S-2 Institute of Architecture, New Delhi yg baru saja menyelesaikan studinya dan menyandang gelar M.Arch. Selama dua tahun di India, telah banyak yg dilakukannya, jauh melebihi rekan-rekannya yg jauh lebih lama mendekam di negeri Bharat (nama lain untuk India) ini. Ia telah mengunjungi berbagai daerah di seantero India, bahkan Nepal. Aktivitasnya di organisasi PPI, kesukaannya pada berbagai olahraga, dan ringan tangannya untuk membantu --baik cowo atau cewe-- low-profilenya dan sikapnya yg selalu menghindari konflik, dan tidak kontroversial membuatnya menjadi figur populer semua kalangan: mahasiswa dan masyarakat Indonesia di India. Dalam beberapa kali kesempatan, di tengah acaranya yg "padat" saya mewawancarainya. Berikut petikannya.
Mario Gagho (MG): Apa kesan Anda terhadap pendidikan India bila dibandingkan dg di tempat kita? Wisnu Setyawan (WS): Ya dibanding dg UGM, tempat saya ambil S1 dulu, sebenarnya tidak begitu beda sih. MG: Segi kualitas gimana? WS: Mmm, sekali lagi dibanding UGM, gak tau kalau dg kampus lain, tidak begitu beda. MG: Jadi di mana perbedaannya menurut Anda? WS: Tampaknya dalam segi dedikasi dosen. Dosen di sini lebih dedikatif dan tidak suka ngompreng (ngajar di tempat lain). Sehingga kita bisa kapan saja konsultasi dg mereka. Dan sikap mereka kebanyakan friendly dan accessible. MG: Apa itu ada pengaruhnya dg kualitas? WS: Lho ya jelas tho. Kalau profesor kita available 24 hours, kita kan jadi lebih semangat dan otomatis kualitas mahasiswa akan meningkat. MG: Menurut Anda mengapa dosen kita kurang dedikatif? WS: Mm.. mungkin saja karena gaji kecil plus budaya konsumtif yg sudah mengakar di semua kalangan, termasuk di kalangan dosen. Di kita, dosen pake motor saja sudah merasa malu. Di sini, banyak profesor naik sepeda dan hidup sangat sederhana. MG: Apa karena dosen di India tidak punya pilihan lain? WS: Ya nggak juga. Lha wong dosen-dosen saya itu banyak kok yg waktu cutinya dibuat ngajar di Amerika atau Eropa. Mereka sebenarnya banyak duitnya, cuma memilih untuk tetap hidup sederhana. Di sini, hidup mereka lebih besar tiang dari pada pasak. Di kita, lebih besar pasak dari pada tiang. Tapi harus diakui memang, gaji rata-rata dosen di sini lebih besar dari di kita. MG: Oh ya, bagaimana rencana Anda ke UK? WS: Waduh jangan diingetin soal itu lagi deh. Saya jadi sedih. MG: Mengapa? WS: Ya karena gak dapat visa dari kedutaan Inggris. Jadi rencana itu gagal. Tapi di sisi lain walaupun gagal saya juga senang dan bersyukur banget. MG: Bisa dijelaskan lebih lanjut? WS: Saya senang karena rencana saya itu mendapat respons positif dari semua pihak. Dari DP-PPI dan dari individu KBRI (dewan penasihat PPI). Mereka sudah rencana patungan untuk beli tiket. Waduh, saya jadi terharu dan terkesan. Saya ngucapin terima kasih banget buat pengurus PPI dan juga Bapak/Ibu KBRI yg sudah bersedia untuk membantu. MG: Ya tentu saja PPI mau membantu, kan rencana itu atas nama PPI... WS: Iya, dan itulah positifnya organisasi. Dan itulah enaknya hidup dalam kebersamaan. **** Pada 18 September 2004 diadakan acara syukuran bagi para mahasiswa India yg baru lulus. Acara yg diadakan di KBRI itu dihadiri oleh seluruh mahasiswa yg berada di Delhi dan sekitarnya dan segenap pejabat KBRI termasuk Duta Besar Danillo Anwar dan Ibu. Wisnu, yg oleh Mbak Heni biasa dipanggil "Dik Inu" memberi sambutan atas nama alumni di acara tsb. MG: Selamat Wisnu, pidato Anda di acara tsb bagus sekali... WS: Terima kasih. Kamu tidak sedang ngece (jawa: ngeledek) saya kan? Tapi, ngomong2, saya kesel banget sama kamu. MG: Lho, kenapa? WS: Ya lha wong yg mendapat tugas ngasih sambutan kan kamu, kok gak mau sih? Kan saya jadinya yg kerepotan... MG: Mmm.. sori yah. Tapi saya merasa gak berhak tuh mendapat 'sorotan media' karena saya gak merasa ikut kerja... WS: Weleh..weleh.. gak usah cari-cari alasan.. Masa nyisakan waktu lima menit untuk ngasi sambutan saja nggak mau.. (sambil merengut kesel..) MG: Sori deh Wis, kesel sih boleh saja tapi jangan terus-terusan.. WS: Saking keselnya, saya sampe sempet mikir yg nggak-nggak lho sama kamu.. MG: Maksudnya? WS: Ya sempet mikir-mikir untuk nelpon adik... MG: Lho? buat apa nelpon dia? WS: Ya supaya dia mutusin hubungan sama kamu! MG: Aduh, ampun deh. Kok sampe segitunya sih? WS: Ya, habis saya kuesel sekali je. MG: Sekarang udah nggak kan? WS: Ya udah nggak. Lagian saya gak ingin hubungan kalian berdua putus gara2 saya.. Saya akan merasa berdosa banget deh. Saya mikir negatif begitu awalnya karena saya lagi emosi buanget. MG: Terima kasih sekali Wisnu. Anda memang kakak yg bijaksana..Maafkan saya. WS: Yo wes, ora popo. Tapi ojo dibaleni maneh yo gayamu sing slenge'an kui. (Artinya: ya tidak apa2. Tapi jgn diulangi lagi sikapmu yg semau-gue itu) MG: Injih, Mas Wisnu (saya jadi manggil dia 'Mas' biar luluh hatinya..) **** Wisnu yg juga dosen di Universitas Muhammadiyah Semarang itu juga dikenal sebagai pakar komputer dan menguasai berbagai aplikasi program yg rumit2 di samping dikenal sebagai organisatoris yg baik dan petualang yg banyak sekali melakukan perjalanan. "Sebagai mahasiswa, kita jangan hanya terikat dg jurusan yg kita pilih. Idealnya, mahasiswa itu 'all-rounder'. Punya kemampuan serba bisa. Sehingga siap menghadapi kondisi apapun kelak," katanya. MG: Menurut Anda apa yg dapat kita petik dari pidato-pidato Bapak-bapak KBRI di acara syukuran itu? WS: Hm.. pidato Pak Nahot, Pak Dalton dan Pak Dubes semuanya mengesankan. Pertanda mereka mengerti pada siapa mereka berbicara. MG: Bisa lebih spesifik? WS: Saya terkesan dg pidato Pak Nahot ttg tugas kita sebagai pembuat lowongan kerja; bukan pencari kerja. Pidato Pak Dubes ttg perlunya kita mencontoh hal2 positif yg ada di India dan perlunya membentuk wadah alumni sebagai ajang komunikasi antaralumni. Dan pidato Pak Dalton ttg peningkatan kualitas intelektual kita. MG: Ngomong2 tentang kualitas, bagaimana menurut Anda ttg kualitas mahasiswa Indo di India secara keseluruhan dibanding dg di Indonesia? WS: Wah, saya gak enak ngomong soal ini. Yg jelas, kualitas mahasiswa akan semakin meningkat kalau ditunjang dengan program PPI yg baik dan terencana matang. Banyak membaca dan aktif berdiskusi juga akan meningkatkan kualitas dan wawasan kita. MG: Kesan Anda ttg India? WS: India itu negara miskin, tapi masih menyisakan dana pendidikannya untuk memberi beasiswa pada mahasiswa luar, seperti saya. Dana pendidikan India terjangkau tukang riksha, di kita anak tukang becak cuma mimpi bisa kuliah. Pemimpin India sangat peduli pada dunia pendidikan, di kita kurang. Semoga presiden baru nantinya bisa meniru India. MG: Yg terakhir, kapan Anda menikah? Apa tidak takut keburu kiamat? WS: Mm... ya insyaallah setelah pulang nanti. Kamu juga kapan nikah? Ntar adikku keburu dapat cowo lain, lho..hehehe MG: Wah, ya jgn doain yg jelek2 gitu donk, Mas. Trus, gimana rencana hajinya? WS: Ya insyaallah kalau diterima temus saya akan ke sana tahun ini. MG: Ngomong2 soal temus, ada sedikit kontroversi tuh. Katanya ada yg kurang puas dg hasil keputusannya. Bahkan ada yg menuduh KKN segala... WS: Itulah kebiasaan jelek orang Indonesia. Saran saya, tanyalah pada yg berwenang (DP PPI) ttg proses perekrutan, dan baru setelah itu membuat judgement. Jangan menghakimi secara sepihak. itu sikap yg tidak bijak dan tidak intelektual. Setelah melakukan check-n-balance baru membuat judgement. MG: Saran Anda pada mahasiswa yg masih belajar dan yg mau pulang? WS: Buatlah target dan prioritas yg tinggi. Jangan bercita-cita "hanya" jadi dosen atau PNS. Dalam buku "Cash Flow" orang itu dapat dikategorikan dalam 3 kriteria: 1. Enterpreneur, orang yg membuat pekerjaan dan mempekerjakan orang lain; 2. Orang yg cuma menghidupi diri sendiri tapi tidak bisa mempekerjakan orang lain spt orang yg punya toko kecil; 3. Orang yg bekerja untuk orang lain, baik itu sebagai manajer atau buruh. Menurut saya, kita baiknya punya cita2 jadi enterpreneur, pembuat pekerjaan; bukan pencari kerja. Setidaknya, itu target prioritas utama. Target tinggi itu penting, karena itu akan mempengaruhi cara kita belajar. Golongan pertama ini disebut kelompok 'kelas menengah'. Dalam perspektif makro, semakin banyak kelas menengah, maka semakin maju suatu negara. Di AS, kelas menengah bisa mencapai 50 persen. Dan mereka lah tulang punggung ekonomi negara. *** Wawancara terakhir bertempat di rumahnya, di Zakir Nagar Gali No.9. Kamarnya cukup "rapi" dan "bersih". Sayang airnya agak kecoklatan, yg membuat rambut Wisnu agak sedikit rontok. Zakir Nagar Gali No.9 berbentuk mirip apartemen dan kebanyakan mahasiswa Indonesia yg kuliah di Jamia Millia tinggal di situ. Rumah yg juragannya agak 'killer' itu dulu jarang dikunjungi tamu-tamu mahasiswa dari luar Okhla karena malas melihat tatapan mata sayu dan cold-blooded landlord-nya. Tapi, fenomena sepi itu sekarang berakhir. Saat ini, kawasan itu sudah ramai. Banyak mahasiswa dari luar Zakir Nagar datang secara bergantian. Wisnu pun sekarang punya jabatan baru lagi: Ketua RW (Rukun Warga) yg tugas kesehariannya adalah membuat laporan kedatangan jumlah tamu yg datang setiap harinya dan melaporkannya ke KETUA RT-nya yg bertempat di Zakir Nagar Gali No.13.Tepatnya rumah Izam Zamhasari yg memang sejak dua tahun ini menjabat sebagai KETUA RT dan menolak turun tahta walaupun sudah didemo berkali-kali oleh penduduk setempat. Tidak sedikit yg bilang, Izam ini mirip Saddam Hussein, yg baru mau turun tahta setelah digempur Amerika. ===== Mario Gagho Political Science, Agra University, India __________________________________ Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages! http://promotions.yahoo.com/new_mail ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/igXolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> _________________________________________________________________________ Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di www.ppi-india.da.ru dan situs resmi PPI www.ppiindia.shyper.com ========================================================================== Catatan penting: 1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg berkenaan dg masyarakat/mahasiswa/alumni India 2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india; Arsip diskusi nasional: www.ppi-india.da.ru 3- HP Ketua PPI (Jusman): 09810646659 ; Sekjen PPI(Mukhlis): 09897407326 4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647 5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/