Tidak Cukup IQ, EQ dan SQ, Perlu juga AQ 
 BUNUH DIRI. Realitas yang terkesan makin merebak ini adalah cermin mudahnya 
orang menyerah dalam menghadapi kesulitan. Ratna Hidayati, wartawati Tokoh, 
belum lama ini menulis tentang AQ (adversity quoitent”), untuk mengukur 
kemampuan kita dalam mengatasi kesulitan.Dalam suatu seminar “Multiple 
Intelligence” di Denpasar disitir hasil penelitian Prof. Dr. Daniel Goleman, 
bahwa keberhasilan seseorang hanya 20% dipengaruhi “intelligence quotient” 
(IQ), 80% dipengaruhi “emotional quotient” (EQ) dan “spiritual quotient” (SQ). 
Belakangan ini selain konsep IQ, EQ dan SQ, sedang berkembang konsep baru, 
yaitu “adversity quotient” (AQ), kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan.

Dalam konsep ini ditemukan apa yang sebenarnya membuat seseorang bisa bertahan 
dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Dengan demikian 
keberhasilan seseorang juga dipengaruhi oleh AQ, selain IQ, EQ dan SQ. Begitu 
pula bagi seorang pemimpin yang sering berhadapan dengan berbagai 
kesulitan/hambatan dalam tugasnya.Karena itu tiap pemimpin pun seyogianya 
tangguh menghadapi berbagai kesulitan (dengan AQ tinggi), selain EQ dan SQ yang 
tinggi pula. EQ tinggi diperlukan agar mampu pengendalikan diri sendiri dan 
orang lain, dengan mengutamakan kepentingan umum/rakyat, daripada kepentingan 
perorangan dan golongan. SQ tinggi juga perlu agar tidak melanggar sumpah 
jabatan, bermoral, berjiwa spiritual tinggi. Banyak orang pintar/cerdas dan 
pandai bergaul, tetapi gagal sebagai pemimpin, sebab tingkat IQ dan EQ nya, 
tidak seimbang dengan SQ dan AQ nya. Begitu pula mereka yang berwirausaha.

Dalam mengatasi multikrisis diperlukan para politikus yang negarawan, 
sebagaimana motonya Ralph Waldo Emerson: “Orang-orang besar adalah mereka yang 
jiwa spiritualnya lebih kuat daripada kekuatan materi”. Hal ini mendekati jiwa 
spiritualnya Mahatma Gandhi, George Washington, Nelson Mandela.Salovey dan 
Mayer mendefinisikan EQ sebagai suatu bentuk intelegensi yang melibatkan 
kemampuan untuk menangkap perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain, untuk 
membedakannya dan menggunakan informasi ini dalam menuntun pikiran dan tindakan 
seseorang. Ada empat aspek dasar dari kecerdasan emosional yaitu mengenali 
emosi, memahami emosi, mengatur emosi dan menggunakan emosi.

Untuk meningkatkan EQ, orang harus meningkatkan kemampuan mengenal emosi diri 
sendiri dan orang lain, memahami emosi, mengatur emosi dan menggunakan emosi. 
Juga ada pendapat bahwa EQ merupakan cerminan kemampuan seseorang untuk 
berempati dengan orang lain, menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan hati, 
sadar diri, bertahan dan bergaul secara efektif dengan orang lain. Menurut 
Goleman ada empat daerah EQ, yaitu kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen 
diri dan manajemen hubungan. Daerah kesadaran manajemen berisi enam kompetensi 
dalam hal kendali diri, kemampuan untuk dapat dipercaya, kesungguhan hati, 
kemampuan untuk beradaptasi, dorongan jiwa untuk mencapai prestasi dan 
inisiatif. Emosi yang banyak mempengaruhi kita sehari-hari antara lain: 
bahagia, sedih, marah, takut, terkejut, benci dan gembira, yang semuanya mudah 
dikenali dari ekspresi mulut, mata dan alis, suara dan ucapan, kepala dan tubuh.

SQ, menurut Tony Buzan, merupakan kemampuan bagaimana kita menumbuhkan dan 
mengembangkan kualitas vital kita terhadap energi, antusiasme, keberanian dan 
tujuan. Juga berhubungan dengan perlindungan dan perkembangan jiwa kita, 
identitas moral dan emosional, serta intensitas dari energi intelektual dan 
emosional. Aspek utama pengembangan SQ berhubungan dengan pemahaman dan 
apresiasi terhadap alam. SQ berkembang secara alami dari kecerdasan pribadi 
kita (pengetahuan, apresiasi dan pemahaman terhadap diri kita), melalui 
kecerdasan sosial (pengetahuan, apresiasi dan pemahaman terhadap orang lain), 
menuju apresiasi serta pemahaman terhadap segala bentuk kehidupan lainnya dan 
alam semesta.

Nilai-nilai spiritual yang paling umum antara lain: kebenaran, kejujuran, 
keberanian, kesederhanaan, kasih sayang, kerja sama, kebebasan, kedamaian, 
cinta, pengertian, amal, tanggung jawab, toleransi, integritas, kepercayaan, 
kemurnian, kesatuan, syukur, humor, kegigihan, kesabaran, keadilan, kesamaan, 
harmoni. Nilai-nilai ini bisa digunakan sebagai lentera bagi sikap dan 
prinsip-prinsip untuk melandasi moral, etika, dan kehidupan spiritual, sehingga 
tidak melanggar sumpah dan atau janji jabatan.

 

Anda Termasuk si Pendaki?

AQ, menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya “Adversity Quotient” adalah kecerdasan 
menghadapi kesulitan atau hambatan, kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan 
hidup dan tantangan yang dialami. Contoh orang dengan AQ tinggi, antara lain 
akan menganggap: Hari yang buruk bukannya kemunduran yang besar; rapat yang 
alot bukan suatu kegagalan; konflik dengan orang yang disayangi adalah 
kesalahpahaman bukanlah hancurnya hubungan; kesulitan bukan ancaman; kecaman 
atasan bukan hancurnya karier; kerugian finansial bukan kebangkrutan; dan 
telepon yang tidak dijawab bukanlah akhir persahabatan. AQ merupakan sikap 
menginternalisasikan keyakinan. Jika kita punya keyakinan bahwa tiap apa yang 
kita lakukan tidak ada gunanya, kita akan gampang terkena depresi, mungkin pula 
stres dan struk. AQ juga merupakan kemampuan kita untuk menggerakkan tujuan 
hidup ke depan; mendapatkan banyak pengikut, meningkatkan karier, mendapatkan 
pangsa pasar, memperbaiki hubungan dengan relasi.

Stoltz menggolongkan sikap menghadapi kesulitan (“pendakian”) menjadi tiga 
macam, yaitu kelompok “quitters” (orang berhenti), “campers” (orang yang 
berkemah), dan “climbers” (si pendaki). “Quitters” adalah mereka yang menolak 
kesempatan, mengabaikan, menutupi atau meninggalkan dorongan inti manusia, 
menjadi sinis, pemurung dan mati perasaannya, pemarah dan frustrasi, 
menyalahkan orang yang ada di sekitarnya. “Campers” termasuk mereka yang pergi 
tak begitu jauh karena bosan, mencari tempat yang datar, aman, nyaman, sebagai 
tempat bersembunyi dari tempat yang tidak bersahabat, tidak menggunakan seluruh 
kemampuannya, hanya mengerjakan agar dia tetap dipekerjakan. “Climbers” (si 
pendaki), adalah mereka yang bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat 
tinggi, berjuang untuk mendapatkan yang terbaik, membaktikan diri pada 
petumbuhan, belajar seumur hidup, perbaikan terus-menerus, tidak berhenti pada 
gelar atau jabatan saja, tetapi terus mencari cara baru untuk tumbuh dan 
berkontribusi
 di dalamnya. Untuk semua hal yang dikerjakan, mereka benar-benar memahami 
tujuannya, dan bisa merasakan gairahnya dan kegembiraan sesungguhnya.

Dari track record para pemimpin, kita bisa mengetahui apakah mereka termasuk si 
pendaki atau bukan. Seyogianya kita pilih si pendaki, yang mampu mengendalikan 
diri dan orang lain, bermoral dan berjiwa spiritual tinggi. - n.sutedja




Untuk orang yang saya cintai, tak ada pengorbanan. Semuanya memang untuk dia, 
setulusnya.

 

 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke