Assalamu alaikum Mamak2, etek2, uda2, uni2 sadonyo...

Hari minggu lalu, kawan2 mahasiswa minang di Semarang,
datang ke Jogja untuk beramah-tamah dan bediskusi
dengan kami di Sekretariat FORKOMMI-UGM. Dan saya
mendapat "amanah" untuk mempblikasikan acara Seminar
Budaya Di Semarang tanggal 19 Juni 2004 ini. Berikut
saya postingkan proposalnya...

Wassalamu alaikum...

Untuk kontak personnya;
Lukman = 08156621360
yosa = 08156615527



Seminar Budaya Minangkabau

Tema :


Minangkabau Dalam Otonomi Daerah ;
Daya Saing SDM Sumatera Barat Menghadapi Era
Globalisasi, Sosialisasi
Program Balik Ke Nagari dan Balik Ke Surau,
Pelaksanaan Pemerintahan
Adat dan Pemerintahan Nagari.



Sebutan urang awak merupakan sapaan akrab bagi
masyarakat Minangkabau
yang ada di perantauan. Tidak terkecuali bagi
Mahasiswa yang menuntut
ilmu di negeri orang, dengan harapan dapat kembali ke
ranah
Minangkabau untuk membangun negeri dengan bekal ilmu
yang dimilikinya.
Seperti mamang di bawah ini :
Karatau madang dihulu
Babuah babungo balun
Di rantau kami manuntuik ilmu
Di kampuang paguno alun
Berangkat dari mamang di atas. Dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia
terutama generasi muda mempunyai kedudukan dan
prioritas utama untuk
menghadapi tantangan pembangunan yang berkelanjutan.
Mahasiswa
Minangkabau khususnya di pulau Jawa sebagai bagian
integral dari
generasi muda Indonesia harus mempunyai kejelian dalam
melihat
perkembangan ini sebagai tuntutan yang mendasar agar
mereka lebih
berperan aktif dimasa mendatang terutama dalam
menghadapi tantangan
globalisasi dan otonomi daerah dengan tidak melupakan
komitmen
terhadap wawasan kebangsaan, intelektual dan
profesionalisme.
Menurut hemat kami generasi muda Minangkabau dapat
dikelompokan dalam
tiga kelompok besar dalam hal support mereka terhadap
adat dan budaya
Minangkabau. Ketiga kelompok itu tersebar diwilayah
masyarakat adat
Minangkabau (Sumatera Barat) maupun diluarnya. Ketiga
kelompok itu
adalah :
1. Generasi muda Minangkabau yang menolak adat dan
budaya
Minangkabau dan menggantikannya dengan budaya yang
baru yang berasal
dari luar. Pada kelompok ini mereka menganggap adat
dan budaya
Minangkabau adalah kolot, kampungan, dan tidak modern.
Dari pihak
agamis adat dan budaya Minangkabau tidak sesuai dengan
agama Islam
yang dianut oleh masyarakat Minangkabau
2. Generasi muda Minangkabau yang menerima adat dan
budaya
Minangkabau secara absolut. Mereka yang berada pada
generasi ini
sangat mengkultuskan dan mensakralkan adat dan budaya
Minangkabau
yang mereka anggap adalah yang paling bagus dan paling
tinggi dari
pada adat dan budaya bangsa lainnya. Adat dan budaya
Minangkabau
tidak boleh diganggu gugat, apa yang dikatakan oleh
adat itulah yang
benar dan yang bertentangan dengan adat semuanya
salah. Sehingga
agama bagi mereka adalah nomor dua setelah adat.
3. Generasi muda Minangkabau yang mendukung adat dan
budaya
Minangkabau dengan melakukan pengkajian dan
penyesuaian dengan
keadaan zaman. Adat selalu beriringan dengan agama,
mereka yang
berada dalam kelompok ini tidak dengan mentah-mentah
menerima adat
dan budaya Minangkabau. Adat dan budaya Minangkabau
diharapkan sesuai
dengan agama Islam (agama masyarakat Minangkabau). Hal
ini sesuai
dengan filosofi Minangkabau "Adat Basandi Syarak,
Syarak Basandi
Kitabullah"
Panitia manempatkan dirinya pada posisi yang ketiga.
Adat dan
budaya Minangkabau bukanlah untuk ditolak dan tidak
juga disakralkan.
Adat dan budaya Minangkabau perlu adanya dengan
menerapkan adat dan
budaya itu pada kehidupan sehari-hari asalkan sesuai
dengan agama
Islam serta disesuaikan dengan keadaan yang berkembang
sekarang.
Keyakinan kepada adat dan budaya Minagkabau harus
sejalan dengan
Islam akan membawa kita kepada hal baik telah
dibuktikan oleh the
founding Father bangsa ini yang sebagian besar berasal
dari ranah
Minangkabau. Sebut saja Imam Bonjol, Moch. Hatta,
Sjahrir, Tan
Malaka, Hamka, Agus Salim, Rasuna Said, Roehana
Koeddoes dan masih
banyak lagi yang tak dapat kami sebutkan. Mereka
adalah generasi
Minangkabau yang dilahirkan diranah Minangkabau dengan
Adat dan
Budaya Minangkabau yang seiring dengan agama Islam.
Lingkungan
Suraulah yang menggembleng kepribadian mereka. Mereka
adalah alumnus-
alumnus "Pusdiklat Surau" yang membentuk dan membangun
bangsa
Indonesia ini. Walaupun mereka pergi meninggalkan
ranah Minangkabau
namun ajaran adat dan budaya Minangkabau tak mereka
lupakan atau
tinggalkan.
Rasanya tidak berlebihan kami Mahasiswa Minangkabau
bernostalgia
dalam arti yang positif dan ingin membangkit batang
terendam.
Mahasiswa Minangkabau sebagai kaum cerdik pandai tak
ingin Minagkabau
ditelan masa, tak ingin Minangkabau hanya ditemui
dibuku-buku tambo
adat serta cerita yang bernuansa Minangkabau. Sehingga
sulit bagi
generasi muda dan generasi berikutnya memahami adat
dan budaya
Minangkabau yang seiring dengan agama Islam. Harapan
kami proses
transfer adat dan budaya Minangkabau dari Mamak kepada
Kemenakan
dengan cara yang dapat diterima oleh keduanya.
Mahasiswa dan Pemuda Minangkabau adalah suatu generasi
dimana sangat
rentan akan hal-hal yang berbau perubahan dan
pembaharuan. Perubahan
dan pembaharuan yang diatawarkan oleh Mahasiswa dan
Pemuda
Minangkabau bagi eksistensi adat dan budaya
Minangkabau hendaknya
tidak berseberangan dengan nilai-nilai dasar dari Adat
dan Budaya
Minangkabau itu sendiri yang diharapkan selalu seiring
dengan agama
Islam.
Mahasiswa dan Pemuda Minangkabau baik yang berada di
Sumatera Barat
maupun diluar Sumatera Barat sudah sepatutnyalah
melakukan
aktualisasi diri bagi kemajuan Sumatera Barat.
Sumbangan pemikiran
adalah salah satu yang dapat diberikan bagi kemajuan
Sumatera Barat
dari kaum terpelajar seperti Mahasiswa dan Pemuda.
Selain itu
pengabdian terhadap Sumatera Barat dan Minangkabau
baik yang berada
diranah Minangkabau maupun dirantau.
Perjuangan Mahasiswa Minangkabau selama ini hanya
bersifat untuk diri
Mahasiswa itu sendiri. Seperti halnya mereka yang
menuntut ilmu
diluar Sumatera-Barat membentuk Ikatan/Forum/Keluarga
Mahasiswa
Minang hanya untuk sekedar melepas rasa rindu akan
Sumatera-Barat dan
Minangkabau. Nilai-nilai perjuangan untuk memajukan
Sumatera-Barat
sebagai salah satu daerah masyarakat adat Minangkabau
sangat minim
sekali. Selama ini Mahasiswa Minangkabau berjalan
masing-masing hanya
sebatas tingkat propinsi dimana mereka menuntut ilmu,
bahkan hanya
sebatas lingkungan kampus yang memililki komunitas
Minangkabau.
Harapaan kami agar dapat terbentuk satu perjuangan
Mahasiswa
Minangkabau secara nasional.
Gagasan menyelenggarakan Seminar Budaya Minangkabau
ini adalah guna
menumbuhkan loyalitas sebagai putra daerah untuk
menyumbangkan ide-
ide nya dalam upaya mendayagunakan segala aset-aset
yang dimiliki
Provinsi Sumatera Barat. Sehingga dapat menunjang
pembangunan daerah,
yang selama ini masih kurang mendapat perhatian dari
perantau-
perantaunya.
Guna merealisasikan hal tersebut di atas, Seminar
Budaya Minang kabau
ini akan mempertemukan para perantau-perantau
Minangkabau dan pihak-
pihak terkait dengan Sumatera Barat. Diharapkan
seminar ini dapat
mempererat tali persaudaraan antara urang awak dengan
mahasiswa yang
ada di pulau Jawa dan dapat memberikan suatu
sumbangsih yang sangat
berarti bagi perkembangan pembangunan di Sumatera
barat.
Demi mensukseskan acara tersebut tentunya sangat
dibutuhkan dukungan
nyata baik moril maupun materil. Oleh karena itu
dengan penuh
penghormatan dan pengharapan, kami atas nama IKAMMI
mohon bantuan
dari berbagai pihak.




1. Menjalin dan mempererat tali silaturrahmi antar
Mahasiswa
Minang diseluruh Indonesia dan pihak-pihak terkait
dengan Sumatera
Barat.
2. Menggugah semangat dan kesadaran segenap unsur
masyarakat
Minangkabau khususnya Mahasiswa untuk peduli akan
pembangunan daerah
Sumatera Barat.
3. Memperkuat integrasi Mahasiswa Minangkabau yang
sedang
menuntut ilmu diluar Sumatera Barat dengan masyarakat
Minangkabau di
Sumatera Barat.
4. Sebagai Forum dialog dan tukar pikir mahsiswa
Minangkabau
dalam menghadapi persoalan otonomi daerah
5. Memperkuat eksistensi masyarakat Minangkabau
diperantauan


Peserta dari serangkaian seminar budaya ini adalah :
1. Mahasiswa dan Pemuda Minangkabau se-Indonesia
2. Pemerintahan adat dan pemerintahan nagari di
Sumatera-Barat
3. Organisasi Masyarakat Minangkabau
4. Lembaga Adat Minangkabau
5. Masyarakat umum.


Bentuk kegiatan dari acara Seminar Budaya Minangkabau
ini adalah :
1. Seminar Adat dan Budaya Minangkabau
2. Musyawarah Mahasiswa Minangkabau se-Indonesia
3. Ramah-tamah Mamak dan Kemenakan,
4. Penampilan bakat budaya Minangkabau




Hari/Tanggal : Sabtu / 19 Juni 2004
Pukul : 08.00 sampai selesai
Tempat : Gedung Djoeang '45 Semarang



Berangkat dari niat yang ikhlas, kami bertekad
melaksanakan kegiatann
ini sebaik-baiknya. Dukungan dari semua pihak baik
moril, tenaga
maupun materil sangat kami harapkan demi
terselenggaranya kegiatan
ini dengan sukses. Semoga Allah SWT memberikan
lindungan-Nya kepada
kita semua, dan meridhoi kegiatan ini. Demikianlah
proposal ini kami
buat dan ajukan. Semoga bisa dijadikan bahan
pertimbangan dan
pengganti persentase Panitia Seminar Budaya
Minangkabau. Atas
perhatian dan kerjasama untuk kelangsungan acara ini
kami ucapkan
terima kasih.



Semarang, 16 Maret 2004

PANITIA SEMINAR BUDAYA MINANGKABAU
IKAMMI-SEMARANG
 



        
                
__________________________________
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun.  Try the all-new Yahoo! Messenger.
http://messenger.yahoo.com/ 
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke