http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0406/14/daerah/1081546.htm

Senin, 14 Juni 2004

Kejaksaan Didesak Usut Korupsi di Eksekutif

Padang, Kompas - Forum Peduli Sumatera Barat (FPSB) kembali mendesak
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumbar untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi
di jajaran eksekutif berkaitan dengan APBD Sumbar tahun 2002.

Kasus di tingkat legislatif/ DPRD Sumatera Barat sudah divonis oleh
Pengadilan Negeri Padang, 17 Mei lalu, dengan hukuman penjara, bayar denda,
dan mengembalikan uang yang dikorupsi bagi 43 anggota DPRD Sumbar.

Hal ini ditegaskan Saldi Isra, Koordinator FPSB, seusai menggelar diskusi
soal APBD di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang. "FPSB akan menagih Kejati
Sumbar untuk memproses laporannya 12 Februari 2002 tentang dugaan korupsi di
tubuh eksekutif dalam penyusunan APBD 2001 dan APBD 2002," kata Saldi,
Minggu (13/6) di Padang.

Menurut dia, yang dilaporkan FPSB ketika itu adalah penyelewengan APBD
Sumbar tahun 2001 dan APBD 2002 oleh legislatif dan eksekutif. Kalaupun
pihak kejaksaan mendahulukan proses kasus di eksekutif, itu masalah teknis
di Kejati karena proses izin pemeriksaan cepat turun.

"Kami tidak pernah meminta Kejati untuk memeriksa dan menyidangkan perkara
korupsi di DPRD Sumbar lebih dulu. Soal pengusutan dugaan korupsi eksekutif,
dalam waktu dekat kami akan menyurati Kejati untuk mengetahui sejauh mana
pihak penyidik menanggapi laporan kami," katanya.

Kepala Kejati Sumbar Muchtar Arifin, yang dihubungi sebelumnya, mengatakan,
untuk pengusutan kasus dugaan korupsi di eksekutif, pihaknya masih menunggu
izin pemeriksaan dari presiden. "Seandainya tidak memerlukan izin, gubernur
sudah saya periksa," ujarnya.

Meskipun demikian, sembari menunggu izin pemeriksaan dari presiden turun,
pihak kejaksaan kini tengah melakukan evaluasi terhadap dugaan keterlibatan
eksekutif ini. Pasalnya, kata Muchtar Arifin, sejak awal kasus ini bergulir,
ia belum bertugas di Sumbar. Jadi, penanganannya oleh Kepala Kejati
sebelumnya. (NAL)


http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0406/14/daerah/1081365.htm
Senin, 14 Juni 2004

Premium Langka di Sumatera Barat

Padang, Kompas - Bahan bakar minyak jenis premium mulai langka di sejumlah
kota/ kabupaten Sumatera Barat sejak dua pekan terakhir. Kalau pun ada, stok
terbatas di pengecer, yang harga jualnya naik 75-100 persen. Antrean panjang
kendaraan terlihat di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum, Sabtu
malam sampai Minggu (13/6), yang memacetkan arus lalu lintas karena antrean
panjang dan kurang tertib. Kelangkaan itu membuat masyarakat resah karena
aktivitas masyarakat terganggu.

"Hari ini stok premium kami habis. Kapan datang pasokan belum bisa
diketahui. Tapi, di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) ini, kali
kedua stok habis, pertama pekan lalu. Biasanya, pasokan terputus seperti ini
hampir tak pernah," kata seorang karyawan SPBU No 14251.503 di Lolong,
Padang.

Kehabisan stok juga terjadi di SPBU perempatan Jalan Raden Saleh dan Jalan
Khatib Sulaiman. Adapun SPBU Jalan Veteran dan Jalan Khatib Sulaiman
terdapat antrean panjang kendaraan yang mengisi BBM.

Stok di SPBU itu diakui menipis. Kalau kondisi ramai dan antrean panjang tak
henti-hentinya, stok cepat habis. Bahkan, ada masyarakat yang telanjur lama
menunggu, tiba-tiba stok di SPBU habis. Kelangkaan BBM jenis premium tidak
hanya di Kota Padang, tetapi juga di Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Solok,
Kabupaten Padangpariaman, dan Kabupaten 50 Kota.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumbar,
Basril Thaher, mengaku belum mendapat laporan soal kelangkaan BBM di Sumbar.
"Ini kejadian baru dan saya belum mendapat laporan. Selama ini hampir tak
pernah ada kelangkaan premium di Sumbar," katanya.

Kepala Pertamina Unit Pemasaran I Cabang Padang Adri Ananta melalui juru
bicaranya, Suroto, kepada wartawan mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan
premium khusus wilayah Sumbar bagian utara, didatangkan pasokan dari Dumai,
Provinsi Riau.

"Sedangkan untuk daerah lain di Sumbar bagian selatan, premium dipasok dari
stasiun penampungan sementara di Bungus Teluk Kabung, sekitar 20 kilometer
dari pusat Kota Padang. Sudah ada kapal tanker yang merapat dan membawa
sekitar 21 juta liter premium dari Cilacap," katanya.(nal)




____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke