Assalamualaikum Wr. Wb.,
        Baa dek langang bana lapau kini yo mak, uni dsb., dibawah ko ado kalimat yang 
menarik manuruik ambo, mohon kesediaan mamak2 dan uni2 membahasnyo, tapi resiko nyo 
pasti akan bajelo2 baliak email yang masuak, he he.

> SEJUMLAH perantau mengaku malu dengan perbuatan itu dan menilainya sebagai
> aib bagi orang Minangkabau. "Di daerah lain lebih besar uang yang dikorupsi.
> Satu anggota DPRD korupsi Rp 10 miliar, pers tak ada meributkannya," kata
> seorang tokoh Minang perantau di Riau awal Juni lalu. "Tapi di sini, DPRD
> Sumbar yang korupsinya hanya Rp 5,9 miliar, beritanya bertubi- tubi. Ini
> mancabiak baju di dado, membuka aib sendiri, namanya."
> 
> Sebenarnya, menurut H Basril Djabar, tokoh masyarakat dan mantan Ketua Kamar
> Dagang dan Industri Daerah Sumbar, harga diri orang Minang terletak pada
> kejujuran dan kebenaran yang sebenar- benarnya. Kalau sudah keluar dari
> sana, itu pantang. Artinya, siapa yang tak jujur dengan dirinya dan tak
> jujur kepada rakyat, maka mereka akan berhadapan dengan rakyat.
> 
> "Karakter orang Minang antara lain dibentuk oleh ungkapan kalau Waang kayo,
> aden indak kamamintak, kalau Waang pandai aden indak kabaraja, tapi kalau
> Waang babuek dilua alua jo patuik, waang berhadapan jo kami (kalau Anda
> kaya, saya tak akan meminta; kalau Anda pandai, saya tak akan
> belajar/berguru; tapi kalau Anda berbuat di luar alur dan patut, Anda akan
> berhadapan dengan kami-Red)," ujarnya.
> 
> Atas dasar ini orang Minang tak pandang bulu walau yang berbuat kesalahan
> atau aib masih sanak saudara. Yang dilihat bukan siapa orangnya, tapi
> kesalahan yang dilakukannya.
> 
> 
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke