makasih atas pencerahannya. Khawatir sih boleh saja akan tetapi dalam konteks si Cindy apa iya kita layak melihat dan menilainya sampai sejauh itu sehingga memunculkan suatu kekhawatiran yang berlebihan. Jika saya baca kekaguman dan harapan Cindy pun masih wajar dlm puisinya dia memanjatkan Doa agar AR jadi presiden dan juga menyarankan agar AR pada tgl 5 Juli nanti ketika bangun pagi mengucapkan Ashalatu khairum minannaum supaya didengar ALLAH dan dikabulkan menjadi Presiden dengan kata lain Cindy masih punya keyakinan bahwa hanya ALLAH yang mampu menjadikan AR Presiden. Dan AR pun menyarankan Cindy supaya membiasakan tidur cepat supaya bisa bangun lebih pagi. well, rasanya ga' ada perlu dikhawatirkan kecuali jika kita memang ingin mengkaji lebih jauh dan lupa bahwa cindy itu anak kelas 5 SD. Selain itu kultus individu yg perlu dikhawatirkan itu adalah kultus individu yg diselimuti oleh agama, misalnya, kita hanya mau mendengar dan menjadikan pegangan seorang tokoh ulama saja dan mengenyampingkan pendapat ulama lain dgn menjadikan dalil-2 yg menurutnya benar dan bereaksi keras jika ulama yang dipahaminya dikritik, ada juga yang perlu dikhawatirkan dan ini juga tampak yaitu fanatisme daerah atau golongan nah untuk hal-2 ini mungkin kita yg ada disini sudah masuk dlm ruangan tersebut.
Pertanyaan saya tentang sikap kita yg terbaik itu sudah dijawab dengan cukup baik plus dalil-dalilnya akan tetapi saya masih belum menemukan jawabannya yaitu ditemui atau tidak, sementara referensi sanak lebih tepat ditujukan kpd sikap diri kita terhadap pujian atau kekaguman dan itu AR pernah juga mengatakan bhw ia tdk akan besar kepala jika dipuji dan tidak akan berkecil hati jika dikecilkan, terlepas itu benar atau tidaknya hanya ALLAH dan dirinya (AR) sendiri yang tahu. so, baiknya di temui atau tidak ditemui ya? atau kita balas suratnya dengan menulis beberapa dalil yang sanak sampaikan kepada anak SD kelas V?apa iya dia akan paham? Jelasnya, misal sanak Ahmad mendapat undangan dari jema'ah saya yg awam yg kepincut (kagum) dgn kedalaman ilmu agama yg dimiliki serta tutur kata yang bijak dan hal itu dapat dilihat dari lingkungan RT saya yang begitu banyak poster dan atribut ttg sanak serta setiap rumah punya buku ttg anda dan kebetulan kami ingin sekali bertatap muka, apa yang sanak akan lakukan? menyurati dgn menyertakan dalil-2 atau menyediakan waktu untuk memenuhi keinginan jema'ah saya? Kalau saya perhatikan cerita Cindy ini sebenarnya wajar dan biasa hanya saja karena kita mengkajinya lebih dalam sehingga lupa bahwa Cindy itu anak kelas 5 SD dengan kata lain kita yg terlalu berlebihan menanggapi berita ini. Mungkin akan beda jika topik kultus individu ini lansung ditujukan kpd remaja kita yg saat ini lagi keranjingan AFI dan Linkink Park yg jelas-2 akan menghantarkan kepada mudharat. Cindy...Cindy kasihan dikau sayang pdhal kamu melihat tokoh mu di TV saat melihat seorang tua yg melangkah diantara kerumunan massa dan saat ia bicara kamu melihat tatap mata yang cerdas dan jujur (diambil dari berita-2 di koran) dan itupun ketika kamu masih TK (Taman Kanak-kanak) mestinya kami yg malu yg ga' bisa melihat kejujuran krn emang hati kami ini lebih kotor dari pada hati mu Sekian dari saya mohon maaf jika berkenan wassalam, harman (Yg ngefans sama Cindy) -----Original Message----- From: Ahmad Ridha [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 17, 2004 3:54 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Amien Temui Cindy Alodia harman writes: > supaya lebih jelas, kekhawatiran itu terhadap kekaguman si anak > atau ke orang yang dikagumi (AR) --> mohon pencerahan... Maaf kalo ambigu, yang saya khawatirkan adalah kekaguman si anak terlepas dari orang yang dikaguminya. Termasuk yang saya khawatirkan di sini adalah betapa sebagian orang mengelu-elukan 'idola'-nya (kalo gak salah 'idola' berasal dari kata 'idol' yang artinya pujaan, sesembahan, tuhan) sampai-sampai histeris atau melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Sebagai contoh nyata saja, di Argentina ada sekelompok orang yang menuhankan Maradona. http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/2396503.stm > Ya sih ga' nuduh tapi ada sedikit dugaan...apalagi anak itu masih > seumur jagung dan jagungnya pun baru tumbuh beberapa hari yg blm > mengerti apa itu pengkultusan, yg ia fahami Cindy kagum sama AR, masih > mending toh dia kagum sama AR daripada kagum sama Kapten kartun Subasha > atau Dora Emon? Nah, yang saya khawatirkan adalah munculnya bibit-bibit pengkultusan yang secara tidak sadar muncul. Mumpung masih kecil kan mungkin lebih bisa diarahkan (bukan mesti berarti dimarahi kan). Seperti saya katakan, kagum adalah wajar namun ketika manifestasi kekaguman itu berlebihan kan jadi bahaya. Sama saja bahayanya baik mengkultuskan doraemon, kapten subasha, kiai, jenderal atau siapa pun. > Tapi kira-2 apa yang terbaik dilakukan jika kita dalam posisi tersebut > misalnya kita dikagumi terus kemudian disurati dan ada harapan ingin > ketemu dan kebetulan juga kita menjadi publik figur? kira-2 mana sikap > yang baik itu ditemui atau tidak ditemui? Baiknya saya kutipkan saja teladan dari figur yang paling berhak untuk dikagumi yakni Rasululullah yang wajib dicintai oleh setiap mukmin lebih dari cinta terhadap orang tua, anak, diri sendiri dan sekalian manusia. 'Abdullah bin Asy-Syikhkhir menuturkan: "Tatkala aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani 'Amir menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kami berkata: "Engkau adalah sayyid (tuan) kita." Maka beliau bersabda: "Sayyid yang sebenarnya adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala." Lalu kami berkata: "Dan engkau adalah yang paling mulia dan paling agung kebaikannya di antara kita." Beliaupun bersabda: "Ucapkanlah semua atau sebagian kata-kata yang wajar bagi kamu sekalian dan janganlah terseret oleh syetan." (HR Abu Dawud dengan sanad jayyid). Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan bahwa ada orang-orang berkata: "Ya Rasulullah; wahai orang yang paling baik di antara kita dan putera orang yang paling baik di antara kita; wahai tuan kita dan putera tuan kita!" Maka, ketika itu, bersabdalah beliau: "Saudara-saudara sekalian! Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian dan janganlah sekali-kali kamu sekalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya. Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukanku yang telah diberikan kepadaku oleh Allah 'Azza wa Jalla." (HR An-Nasa'i dengan sanad jayyid) Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa suka dihormati manusia dengan berdiri, maka hendaknya ia mendiami tempat duduknya di Neraka." (HR. Ahmad, hadits shahih) Anas bin Malik berkata, "Tak seorang pun yang lebih dicintai oleh para sahabat dari-pada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Tetapi, bila mereka melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam (hadir), mereka tidak berdiri untuk beliau. Sebab mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut." (HR. At-Tirmidzi, hadits shahih) > Saya ko' malah khawatir nih baca ulasan sanak ridha kpd anak yg baru > kelas 5 SD, masak sih kita harus bilang "nak itu namanya pengkultusan > dan itu dosa loh, ntar masuk neraka" Masalah cara bilangnya saya serahkan ke ahlinya namun para orang tua tentu harus hati-hati. Sama saja halnya misalnya anaknya diajak shalat walaupun belum wajib namun untuk mengarahkan atau misalnya diajak puasa walau cuma setengah hari. Selain itu juga tentunya perlu diperhatikan bagaimana 'mengarahkan' yang sudah dewasa. Sekian dari saya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Segala kebaikan hanyalah dari Allah subhanahu wa ta'ala dan keburukan datang dari diri saya sendiri atau syaithan. ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________