cross posting yang sangat baik.. Thx Bang Chevy.. Kalo dapet istri orang PKS, Bang Chevy pasti mirip Bang Dani :)) hegegegeeg..
Hidup Para Pejuang Kebenaran yang Hanif, Sederhana, Waro', Zuhud, Cerdas, Bersih, dan Berani!! On 8/1/07, Chevy Angelia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Walau Dani Anwar menjadi yatim sejak kecil, berkat didikan seorang Ibu > yang Insya Allah mempunyai Pengetahuan Agama yang BAIK, maka dihasilkan > Generasi yang HEBAT. Ini mengingatkan saya akan Nabi besar jujunjungan kita > semua Muhammad saw yang menjadi yatim sejak di kandungan sang Ibu. Bagaimana > dengan profil ibunda beliau Siti Aminah? *Sang Ibu adalah wanita suci yang > berasal dari keturunan yang tidak pernah ternoda kehormatannya.* > > ------------------------------ > http://kompas.com/kompas-cetak/0708/01/Kandidat/3724391.htm > > *Dani Anwar > Pekerja Keras dengan Ekspresi Selektif* > > Niniek L Karim, dkk > > *Meretas jalur dari sebuah perubahan politik yang tak terduga di tahun > 1998, Dani Anwar muncul sebagai salah satu orang muda yang menonjol.* > > Terlibat dalam pendirian sebuah partai politik baru bernama Partai > Keadilan, jabatan pertama yang diembannya adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah > Partai Keadilan Jakarta Pusat. Kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan > Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 1999. Pada tahun 2004 Dani > terpilih sebagai Ketua Komisi E membidangi permasalahan pendidikan > kesehatan, tenaga kerja dan pelatihan, pemuda dan olahraga, kebudayaan, > pemberdayaan masyarakat dan sosial-budaya, serta pemakaman. > > *Sejak kecil Dani adalah anak yatim yang diasuh ibunya sendiri karena sang > ayah meninggal dunia.* Dengan kondisi ekonomi keluarga pas-pasan, Dani > menjalani masa kanak-kanak dan remajanya dengan bekerja keras membantu > ibunya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berjualan makanan dan > koran serta berjualan mi pangsit sampai memberi les privat untuk membiayai > sekolah dan kuliahnya. Dilihat dari gambaran pengalaman hidupnya, sifat > pekerja keras dan disiplin merupakan sifat yang menonjol dari sosok Dani. > Apalagi setelah remaja dan menginjak dewasa ia juga aktif berorganisasi, di > antaranya di lembaga kerohanian Islam (rohis) SMA, Pelajar Islam Indonesia > (PII), dan Pemuda Muhammadiyah. Sifat pekerja keras dan disiplin ini rupanya > juga ditangkap responden survei persepsi sosial (N=200). > > Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat religius, Dani berkembang > menjadi pribadi yang memegang teguh prinsip agama. Lingkungan ini pula yang > mengenalkan Dani akan kesadaran berpolitik, mendorongnya untuk menempa diri > dalam organisasi kepemudaan dan politik. Kesan sebagai orang yang teguh > memegang prinsip ditangkap responden survei persepsi sosial (N=200). Sebagai > kader dan tokoh partai seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dani > diyakini banyak orang memiliki prinsip keislaman yang kuat dan teguh. Ia > sangat taat pada kode etik yang berlaku dan selalu memenuhi kewajiban > moralnya secara teliti dan hati-hati. Contoh lain, ia menekankan kepatuhan > pada partai, menekankan keinginannya untuk bekerja dengan sebenar-benarnya > tanpa korupsi. > > Analisis kualitatif dan analisis content menunjukkan bahwa Dani memiliki > tingkat aspirasi yang tinggi. Dalam memandang permasalahan Jakarta, ia > menyatakan dengan tegas solusi yang ia berikan. Secara khas, ia menyatakan > solusinya tersebut sebagai "obsesi saya". Aspirasi tinggi dengan kemauan > yang kuat terkesan ketika ia ikut memainkan peran sebagai Ketua Komisi E di > DPRD Jakarta yang akhirnya memutuskan sekolah dasar gratis di Jakarta. Ia > berani menunjukkan kekesalannya dalam rapat pimpinan DPRD Jakarta secara > keras dengan memaki mereka. Ia lugas dalam berbicara, tidak ragu untuk > menyatakan sesuatu dengan keras. Hal ini juga menunjukkan kecenderungannya > yang dominan dalam mengungkapkan pendapat. > > Cara bicaranya yang lugas ini mengesankan dirinya sebagai sosok yang > sesuai dengan stereotip orang Betawi. Namun, secara emosional terkesan Dani > sebagai orang yang kurang hangat dan kaku. Observasi terhadap rekaman audio > visual menunjukkan sikap yang kurang ramah, senyum yang sedikit sekali > dilepaskan, dengan sikap menjaga jarak hingga membuat orang lain canggung. > Ia juga tampil datar tanpa emosi ketika menceritakan riwayat masa lalu dan > remajanya. Baru ketika bicara tentang masalah Jakarta, Dani terkesan mulai > menampilkan emosi yang meningkat. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil > survei persepsi sosial (N=200) yang menunjukkan bahwa responden menilai Dani > sebagai orang yang cukup hangat, senang di tengah orang banyak, suka > keramaian, dan ceria. Agaknya perbedaan hasil observasi dan hasil survei > menunjukkan interpretasi yang penting bahwa Dani tergolong orang dengan > self-monitoring tinggi. Ia mampu mengatur tingkah lakunya berdasarkan > situasi eksternal dan reaksi orang lain. Saat berhadapan dengan masyarakat > banyak, Dani dapat memberikan banyak senyum dan menjadi ramah. Namun, saat > menghadapi wawancara wartawan, ia bersikap serius dan fokus. Kecenderungan > high self-monitoring ini memang mutlak dimiliki seorang politisi. > > Kecakapannya sebagai politisi diakui teman-teman dekatnya. Mereka menilai > Dani sebagai orang yang vokal memperjuangkan pendidikan gratis. Survei > persepsi sosial di lima wilayah DKI Jakarta (N=200) menunjukkan bahwa > responden menilai ada sifat cakap menyelesaikan masalah dan hati-hati pada > diri Dani. > > >subintBelief (kepercayaan), kompleksitas pikiran, dan pola penalaran. > > Dari analisis kualitatif dan analisis isi, dapat dikenali adanya > kepercayaan dalam diri Dani bahwa kehidupan politik merupakan ajang > terjadinya konflik. Agar tidak terjadi konflik berkepanjangan, perlu ada > kontrol yang ketat terhadap pelaku politik. Begitu juga dalam kehidupan > bermasyarakat lebih luas, Dani percaya pengaturan dan penataan yang lebih > ketat. Bagi orang seperti Dani, supaya segala sesuatunya berjalan lancar dan > tertib, konsistensi aturan perlu terus dijaga. > > Berbagai uraian Dani tentang permasalahan Jakarta dan program yang ia > ingin jalankan menunjukkan adanya kompleksitas pikiran yang cukup tinggi > dalam struktur kognitifnya. Ia mampu melihat satu persoalan dari berbagai > sudut pandang (diferensiasi). Sebagai contoh, ketika membahas permasalahan > Jakarta, ia mampu melihatnya dari aspek tata ruang, kemacetan, tenaga kerja > usia produktif, dan investasi. Namun, ia cenderung menggunakan satu kerangka > pikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Dani adalah tipe orang yang secara > kuat berpegang pada satu prinsip yang dianggapnya benar. Langkah-langkahnya > pasti akan disesuaikan dengan kerangka pikirnya. > > Dari penjelasan yang dikemukakan Dani, dapat dikenali pola penalaran yang > berstruktur linear. Ini sejalan dengan kecenderungannya menggunakan satu > kerangka pikir yang baginya sudah jelas dan benar. Pola penalaran itu juga > disertai dengan kemampuan analisis yang baik. Dani mampu menganalisis > masalah secara runut dan teliti. Langkah per langkah ia tekuni hingga sampai > pada penyelesaian masalah. > > Dani memiliki motif sosial untuk berkuasa. Hal ini tampil pada > kecenderungannya memelopori organisasi atau kegiatan. Dani mendirikan Forum > Komunikasi Remaja Masjid Tanah Abang (F-Koremta), aktif di LPPTKI- BKPRMI > Jakarta Pusat, sebuah lembaga yang berjuang untuk pemberantasan buta huruf > Al-Quran, dan mendirikan Yayasan Ihsanul Amal yang bergerak di bidang sosial > dan pendidikan. Dengan minat utamanya pada masalah pendidikan, motif > sosialnya untuk berkuasa berjalin erat. Ia mengambil jurusan pendidikan > ketika kuliah dan mengajar les privat sebagai profesi sebelum menjadi > politisi. Keaktifannya dalam beragam organisasi semenjak remaja juga > mengembangkan motifnya untuk berkuasa. > > Dalam hal prestasi, Dani tidak terlalu mementingkan hal tersebut. Ia > pernah menempuh kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN > Jakarta), tetapi tidak menyelesaikan skripsinya dengan alasan ketidakcocokan > dengan pembimbing skripsi. Namun, kekecewaan tersebut kemudian menjadi > "bahan bakar" motivasi atau tekadnya untuk membuktikan ia bisa sukses meski > tanpa selembar ijazah sarjana. Itu pula yang ia buktikan lewat pencapaian > menjadi politisi PKS yang mengantarnya menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dan > sekarang menjadi calon wakil gubernur. > > Sifat-sifat kepribadian Dani mendukungnya untuk menjadi orang nomor dua > yang aktif memberikan masukan dan pertimbangan kepada atasan. Ia adalah tipe > pekerja keras yang suka menangani langsung suatu masalah, punya kemauan kuat > yang akan memberikan warna dalam kepemimpinan pemerintah daerah kelak. > > Dalam pengambilan keputusan, Dani tergolong tegas. Ia dapat membuat > keputusan dalam waktu cepat. Ia juga tipe orang yang mampu dengan cepat > membuat prioritas. Dengan berpegang pada prinsip yang ia yakini, berbagai > masalah yang ia hadapi dapat dianalisis dan dicarikan solusinya. > > Pembawaan Dani terkesan serius. Emosinya datar dan jarang tersenyum lepas. > Selama wawancaranya dengan Kompas, baru menjelang menit ke-38 tampil > peningkatan emosi dalam nada bicara naik dan ekspresi wajah yang mengerutkan > dahi. Ia selalu memikirkan secara matang apa yang akan ia lakukan dan itu > dapat ia lakukan dalam waktu cepat. Di satu sisi, ia disegani karena suka > bekerja keras, dapat diandalkan, dan berorientasi pada penyelesaian masalah. > Di sisi lain, ia kurang bisa menggugah dan menarik perhatian orang lain > karena penampilannya yang serius dan dingin. Dani adalah tipe pemimpin > bertangan dingin sekaligus berpenampilan dingin. > > *Niniek L Karim Pengajar fakultas Psikologi Universitas Indonesia* > >