Alhamdulillah, mari kita membaca tentang Rasulullah saw. melalui maulid yang 
disusun oleh Sayid Syeikh Ja'far Al Barzanji yang diterjemah ke dalam Bahasa 
Melayu oleh alm. Sayid Syeikh Thaha bin Fadhlullah As Suhaimi, Ketua Mufti 
Negara Singapura. 

======================================================



DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
   
  Aku mulakan riwayat Maulid ini dengan nama Allah yang Maha Tinggi  
derajatNya, dengan hal keadaanku mengharapkan limpah berkat pada  segala apa 
yang dikurniakan kepada ku olehNya, dan juga aku  mengucapkan sepenuh penuh 
kepujian dengan segala senang hatiku  kepadaNya, ialah karena aku syukur 
kepadaNya dengan syukur yang  seelok-eloknya.
   
              Dan lagi aku memohon kepadaNya muga-muga la mengurniakan  
kesejahteraan dan rahmatNya, kepada Nur yang la telah jadikan terdahulu  
daripada segala makhluk yang lainnya, yaitulah Nur yang telah  berpindah-pindah 
daripada satu dahi kepada satu dahi yang mulia  keadaannya, yaitulah dahi 
moyang-moyang Nabi kita Muhammad  Sall-Allahu alaihi-wa-sallam sehingga kepada 
dahi Abdullah ayahandanya.
   
              Dan aku memohon lagi kepada Allah muga-muga Ia mengurniakan  
keredhaanNya, kepada keluarga Nabi kita itu khasnya, dan kepada  
sahabat-sahabatnya dan sekalian orang-orang Islam amnya.
   
              Dan pula aku memohon kepada Allah yang maha sempurna zatNya  dan 
segala sifat-sifatNya, muga-muga la mengurniakan kepada kita sekalian  petunjuk 
kepada jslan yang terang lagi nyata benarnya. Dan lagi aku  memohon kepadaNya 
muga-muga la memelihara kita daripada kesesatan  pada langkah-langkah kita 
kesemuanya.
   
              Setelah apa yang tersebut itu maka sekarang aku bentangkan kisah  
sejarah hidup Nabi kita Muhammad s.a.w. dengan ringkasnya, dan aku  susunnya 
dengan menyatakan mula-mula sekali nasab keturunannya yang  menyenangkan siapa 
yang mendengarnya, dan aku meminta tolong kepada  Allah Ta'ala yang Maha Kuasa 
dan Maha Kuat sifatNya karena bahwasanya  tiada daya dan tiada upaya melainkan 
semata-mata pada Allah jua  letaknya.
   
  YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
  DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
   
              Aku nyatakan bahwa Nur yang tersebut tadi itu akhirnya telah 
menjadilah Penghulu kita Saiyidina Muhammad muga-muga Allah kurniakan 
kesejahteraan  kepadanya. Saiyidina Muhammad itu ialah anak Abdullah, dan 
Abdullah itu anak Abdul Muttalib maka Abdul Muttalib itu juga  digelarkan oleh 
orang sebagai Syaibatul Hamd namanya. Dan Abdul  Muttalib itu anak Hasyim yang 
digelarkan Amr anak Abdi Manaf yang juga  dinamakan AI mughirah anak Qusai dan 
Qusai ini Mujamma' gelarannya.  Perkataan Qusai ini asal maknanya ialah 
Kejauhan karena ia tinggal di  Mekah pada mula-mulanya. Tetapi ketika kecilnya 
lagi ia telah dibawa  pindah oleh ibunya ke negeri Qudhaa'ah yang jauh 
letaknya. Tetapi  akhirnya ia telah dikembalikan oleh Allah ke negeri Mekah 
yang dimuliakan  tanahnya. Lalu ia pun telah menjaga negeri Mekah itu dengan  
seteguh-teguhnya.
   
              Maka Qusai itu ialah anak Kilab yang juga dinamakan Hakim anak  
Murrah anak Ka'ab anak Lu-ai anak Ghalib anak Fihir yang juga disebutkan  
Quraish namanya. Dan nama Quraish inilah dipakai bagi kaum Quraish itu  yang 
mengandungi anak cucunya. Tetapi sebelum kaum itu dinamakan  Quraish maka 
Kinanilah namanya, sebagaimana yang telah dikatakan oleh  banyak pakar- pakar 
nasab yang luas pengetahuannya. Dan mereka itu  telah tetap berkepercayaan dan 
berpuas hati bahwa begitulah  keadaannya. Dan Fihir atau Quraisy itu pula anak 
Malik yang ialah pula anak  Nadhar anak Kinaanah anak Khuzaimah anak Mudrikah 
anak Ilyas  seterusnya.
   
              Dan Ilyas inilah orang yang mula-mula sekali menghadiahkan  
unta-unta kepada Tanah Haram Mekah untuk ia membuat kurban akannya.  Dan telah 
didengar oleh orang dari dalam tulang sulbi Ilyas itu akan suara Nabi kita 
Muhammad s.a.w. menyebut-nyebut dan memuji-muji Allah Ta'ala dan mengucap 
talbiah kepadaNya. Ilyas itu pula anak Nizar anak Ma'ad anak Adnan dan 
begitulah nasab itu susunannya.
   
              Maka susunan keturunan atau nasab Rasulullah s.a.w. ini mengikut 
sebagaimana yang dinyatakan oleh Hadith Nabi kita s.a.w. yang  benar 
keadaannya. Dan Adnan itu nasabnya bersambung hingga kepada  seorang kekasih 
Allah yaitulah Nabi Ibrahim moga-moga Allah cucurkan  rahmat keatasnya. Tetapi 
Nabi kita telah melarang dan menahan supaya  jangan disebutkan satu persatu 
nama ninda-nindanya yang daripada  Adnan hingga kepada Nabi Ibrahim moyangnya. 
Tetapi tidak syak lagi di sisi  ahli-ahli yang mahir berkenaan keturunan Nabi 
kita itu atau nasabnya,  bahwa Adnan itu ialah keturunan dari Nabi Ismail 
moga-moga Allah kurniakan kesejahteraan kepadanya.
   
              Dan Nabi Ismail itu pula ialah seorang putera Nabi Ibrahim yang  
terkenal kelebihannya. Maka sungguh cemerlang keturunan itu seolah-olah 
bagaikan seutas rantai yang ditatah oleh permata-permata yang  gemerlapan 
seperti bintang-bintang indahnya. Betapa tidak karena bukankah Penghulu kita 
saw. itu menjadi permata yang terpilih yang berada ditengah-tengahnya, dan 
walaupun dia asalnya seorang yatim tetapi Allah Ta'ala telah memeliharanya. 
Alangkah mulia keturunan  yang tersebut itu yang kesemuanya telah dipelihara 
oleh Allah dari kejahatan zina di masa jahiliah dahulunya.
   
              Adapun keterangan ini ada diriwayatkan oleh Syeikh Zainuddin  
seorang Iraq bangsanya, didalam sebuah karangan yang lezat ceteranya.
   
              Maka untuk memuliakan Nabi kita s.a.w. dan memeliharanya itulah  
sebabnya Allah Ta'ala telah memelihara seluruh nenek moyangnya, dari melakukan 
maksiat zina yang sangat keji adanya. Maka oleh karena itu tidaklah kekejian 
zina itu mengenai nasabnya. Kesemua datuk nenek Nabi saw. dari Nabi Adam hingga 
kepada ayahandanya Abdullah dan bundanya Aminah tidak pernah melakukan  zina 
sekaliannya.
   
              Maka cahaya kenabian Nabi kita itu telah berpindah-pindah pada  
tiap-tiap dahi nenek moyangnya itu dengan nyatanya. Dan semakin  ternyata 
cahaya itu seumpama bulan purnama pada dahi Abdul Muttalib  datuknya dan pada 
dahi Abdullah bapaknya
   
  YA ALLAH, HARUMKANLAH KUBURNYA YANG MULIA
  DENGAN BAU-BAUAN YANG SEMERBAK DARI RAHMAT DAN SEJAHTERA
   
              Dan apakala Allah Ta'ala berkehendak menjadikan Nur yang tersebut 
 itu sebagai RasuINya, yang dinamakan Muhammad dengan mempunyai roh dan jasad 
serta sifat-sifatnya, maka Allah Ta'ala pun memindahkan cahaya itu dari 
Saiyidina Abdullah ayahandanya, kepada rahim Sitti Aminah  Az-zuhriah bundanya. 
Dan Allah Ta'ala yang senantiasa dekat pada mereka yang taat kepadaNya, dan 
yang memperkenalkan doa mereka  yang berdoa dengan bersungguh-sungguh 
kepadaNya, telah menentukan  bahwa Sitti Aminah itulah yang menjadi ibu bagi 
Nabi PilihanNya, serta  sekalian Malaikat telah berseru-sera mernberitahu 
kepada segala petala  langit dan bumi dengan lantangnya, berkenaan 
mengandungnya Sitti  Aminah akan Nur Nabi Allah itu dan Pesuruh-Nya.
   
              Dan mereka yang telah mengetahui akan kedatangan Nabi saw., itu  
serta menunggu-nunggunya, telah merasa sangat sukacita dan bertambah  tambah 
rindu terhadap kezahirannya, seolah-olah perasaan mereka seperti ketika angin 
sepoi-sepoi bahasa bertiup pada waktu subuh dengan lembutnya, yang menjadikan 
mereka rindu kepada matahari yang akan terbit kemudiannya. Dan jadilah subur 
segala tumbuh tumbuhan di Tanah  Mekah setelah beberapa lama keringnya, laksana 
bumi dipakai dengan pakaian yang hijau yaitu Sundus namanya. Dan pada masa itu 
juga buah-buahan telah mulai menjadi ranum rasanya, dan telah hampirlah masa  
tuan-tuan empunya pohon buah-buahan itu memetiknya.
   
              Dan pula berkenaan mengandungnya Siti Aminah itu maka segala 
singgasana raja-raja kafir pada ketika itu telah runtuhlah dengan 
sekonyong-konyongnya, dan pula segala berhala-berhala telah tersungkur ke atas 
mukanya dan mulutnya, dan segala binatang-binatang jinak dan liar  baik di 
darat atau di taut telah berasa amat sukacitanya, ialah dengan  sebab segala 
binatang-binatang itu telah menerima berita berkenaan Junjungan kita s.a.w. itu 
sudah dikandung oleh Sitti Aminah yang bertuah  nasibnya. Bahkan lain-lain 
makhluk juga pada masa itu telah merasai lezat  kesukaan dengan amat 
gembiranya, umpama dapat minum segelas air  yang sangat menyegarkan rasanya.
   
              Dan pula segala jin-jin telah diberitahu akan kabar yang 
menyenangkan itu dengan jelasnya, tetapi pula sekalian tukang tukang tilik dan 
ahli-ahli  sihir telah berasa lemah dengan gemetarnya, dan demikian juga 
ulama'-ulama' Nasrani telah takut dan bimbang ialah dengan sebab telah dekat  
masa kedatangannya.
   
              Dan telah sibuklah sekalian orang-orang yang mengetahui hal itu  
bercakap-cakap dan bertanya-tanya berkenaannya, dan mereka itu telah  
tercengang dan heran mendengarkan berita-berita tentang keelokan 
sifat-sifatnya, sebagaimana yang ada seperti di dalam Kitab kitab Suci yang  
dahulu seperti Taurat dan Injil dan sebagainya.
   
              Dan ketika Sitti Aminah yang mengandung itu sedang tidur tiba 
tiba  datanglah suatu wujud kepadanya; lalu wujud itu berkata: "Hai  Aminah 
sesungguhnya engkau telah mengandung Penghulu sekalian  manusia dan sebaik-baik 
makhluk adanya. Dan apabila engkau sudah melahirkan dia nanti dengan selamat, 
maka engkau namakanlah dia Muhammad yang berarti seorang yang terpuji ialah 
karena ia akan dipuji  kesudahannya."
  
       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke