This is a forwarded message
***Comment

Ehm...bagus nih analoginya  utk direnungkan.

 Syafril                            mailto:[EMAIL PROTECTED]

End***

>From   : [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
To     : [EMAIL PROTECTED]
Date   : Thursday, April 25, 2002, 2:47:40 PM
Subject: [EL77itb] wortel, telor dan kopi

===8<==============Original message text===============
Artikel menarik utk disimak, selamat membaca.

Wassalam
Hanafi
----- Forwarded by Zainal Hanafi/mmi-pt.co.id on 04/25/2002 02:37 PM -----


Telur, Wortel dan Kopi

Seorang   anak   mengeluh   pada  ayahnya  mengenai  kehidupannya  dan
menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya.
Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah.
Ia sudah lelah untuk berjuang.
Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.
Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih.

Ia  menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia
menaruh  kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa
berkata-kata.

Si  anak  membungkam  dan  menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa
yang  sedang  dikerjakan  sang  ayah.  Setelah  20  menit,  sang  ayah
mematikan  api.  Ia  menyisihkan  wortel  dan  menaruhnya  di mangkuk,
mengangkat   telur   dan  meletakkannya  di  mangkuk  yang  lain,  dan
menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya  mengajaknya  mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia
melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Ayahnya  lalu  memintanya  mengambil  telur dan memecahkannya. Setelah
membuang  kulitnya,  ia  mendapati  sebuah  telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika
mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya  menerangkan  bahwa  ketiganya telah menghadapi kesulitan yang
sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan.
Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah.
Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan.
Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik.
Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu   termasuk   yang   mana?,"  tanya  ayahnya.  "Ketika  kesulitan
mendatangimu,  bagaimana  kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur
atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu?

Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya
penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah,  menjadi lunak dan kehilangan
kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut?
Dengan  jiwa  yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati,
perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku.

Dari  luar  kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras
dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah  kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu
yang  menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada
suhu 100 derajat Celcius.
Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.

Jika  kamu  seperti  bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk,
kamu  akan  menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga
membaik.

******
===8<===========End of original message text===========


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke