On Mon, 23 Feb 2004 16:31:00 +0700 Syafril Hermansyah (SH) wrote:

[ oops ada kata yg salah tulis ...]

> > Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
> > Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman
> > dengan itu. Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan
> > usaha besar untuk merubahnya.
> 
> Budaya/culture itu memang kata kuncinya walau saya lbh suka
> mengatakannya ini masalah sistem nilai (norm) sbg elemen dasar dari
> budaya/culture, untuk merubahnya tidak cukup dilakukan 1-2 hari, tp
> bertahun-tahun bahkan bisa lbh dari 1 generasi.
> 
> > uang, uang , uang. Ini simbol saja, bahwa intinya hidup mulya itu
> > kalau kaya. Dan semuanya ingin kaya dengan cepat dan jalan yang
> > termudah, jadinya ya KKN tadi.
> 
> Anda benar sekali.
> 
> > Kalau orientasinya hanya seperti ini, sementara agama atau gerakan
> > moral lainnya hanya untuk pelarian dikala gagal atau pembenaran
> > terhadap penyelewengan, scope tujuan hidup kita terlalu egois,
> > tersentral pada yang terenak buat gue, yang lain egp.
> 
> Itulah efek sekularitas, mencari pembenaran diri sendiri :-(
>  
> > Tanah kita subur sekali, tanaman apa yang tidak bisa tumbuh dinegeri
> > ini, mau tempat yang panas ada, dingin ada, ber es juga ada.
> > Laut kita, semua jenis ikan dan tumbuhan, dan karang , ada semua.
> > tapi kenapa kita miskin terus dan mau jadi yang terjajah.
> 
> Karena kita tidak pernah punya keinginan menjadi kaya melalui usaha
> keras (karya sendiri), tidak punya obsesi yg cukup kuat utk melakukan
> hal itu. Nilai yg berlaku kalau kerja keras untuk mencara sesuap nasi
> itu elegan, yg elegan adalah kerja seadanya tp mendapat segenggam
     ^
     ada kata "tidak" disini

> berlian.
> 
> Teman saya cerita orang-2x Jerman akan sangat bangga jika bisa
> menunjukkan mereka bisa berhemat, kita justru berbangga jika kita bisa
> berboros ria. Ini salah satu contoh saja mengenai sistem nilai yg
> berlaku di kita dan bedanya dg bangsa lain.
> Untuk maju diperlukan prasyarat memiliki dulu tata nilai yg baik,
> setelah itu kerja keras dan kesempatan, tanpanya sulit diharapkan
> untuk maju kecuali ada keajaiban/keberuntungan datang dari Allah.
>  
> > Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
> > Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat
> > kita pada satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang
> > berkualitas standardlah minimal.  
> > Tingkatkan pendidikan dengan juga meningkatkan sarananya, mutu
> > gurunya, kesejahteraan gurunya, mutu bukunya, anggaran pendidikannya
> > dinaikkan. Demokrasi sekarang ini seperti memberikan kebebasan
> > memilih kepada anak kecil.  Tidak akan disertai dengan rasa tanggung
> > jawab.Ya karena tingkat pendidikannya secara menyeluruh belum cukup
> > bisa untuk memilih yang bertanggung jawab.
> > Bagaimana bisa meningkatkan anggaran pedidikan dengan significant
> > dan tidak dikorupsi dan bisa meningkatkan dunia pendidikan itu
> > sendiri, teman teman kita yang berada diposisi penentu bangsa ini
> > mungkin bisa membantu.
> 
> Benar sekali, pendidikanlah yg bisa kita harapkan utk mengubah ini
> semua someday di generasi ke sekian. Kalau resources kita terbatas,
> maka kita perlu membuat prioritas... menurut saya gurulah yg menjadi
> prioritas utama bukan sarana pendidikan. Sarana pendidikan yg jelekpun
> akan diminati siswa atau orang tua murid, asalkan di sekolah itu
> guru-2x nya dikenal bermutu baik. Jadi dpd bangun gedung sekolah yg
> mewah, lbh baik dananya dialokasikan utk meningkatkan kesejahteraan
> guru/dosen, meningkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu ...sarana
> nomor berikutnya.
> 
> Sebenarnya pendidikan saja msh blm cukup, perlu juga pengajaran yg
> umumnya jarang diberikan di sekolah resmi. Pengajaran diberikan di
> rumah oleh kaum Ibu. Kaum ibu inilah yg juga perlu diberikan
> pendidikan yg bagus, misalkan dg program TV/Radio dipagi hari yg
> isinya mengenai tata nilai yg baik, bukan diajar soal politik atau
> gosip atau cerita pembunuhan/misteri atau yg konyol-2x lainnya.
>  
> > Saya cuma seorang salesman, tidak bisa berbuat banyak. Tapi saya
> > sering keliling Indonesia ini sampai ketempat yang terpencil dan
> > juga pernah ke negeri negeri yang jauh lebih maju dari kita.  Saya
> > cuma banyak melihat, dan prihatin, alangkah ironisnya negeriku ini.
> > Saya tahu ini salah, tapi kalau saya nggak nyogok daganganku nggak
> > ada yang mau beli, lalu anak istriku mau makan apa, sekolah dimana,
> > mau senang senang bagaimana.
> 
> Dunia ini begitu luas, dg cyberspace maka dunia kita sekarang menjadi
> tanpa batas ... masak sih somewhere in this world tidak ada buyer yg
> mau beli dagangan kita tanpa kickback ?
> Banyak cara bisa kita pikirkan agar bisa jualan tanpa perlu kickback,
> misalkan saja jual lewat pihak ketiga.
> 
> Apakah kita mentolerir pencurian, perampokan, pembajakan demi alasan
> si pencuri, perampok, pembajak itu melakukannya utk makan keluarganya
> ? Kalau kita selalu mencari pembenaran, ya memang jadi sulit malah
> mungkin jadi budaya baru hal-2x yg tidak menunjang kemajuan itu.
> 
> Intinya kita perlu lakukan segala sesuatu secara konsisten dan tuntas,
> jangan baru mencoba sekali-dua sdh menyerah, never crack under
> pressure... never give up!
> 
> 


-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]>

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]---------------------------------------------      
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau   
                  <http://news.mahawarman.net>   
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman     
Other Info      : <http://www.mahawarman.net> 
   

Kirim email ke