Pedoman Produksi dan Pasca Panen: Mangga
Buah mangga merupakan buah-buahan eksotik yang diimpor oleh semua pasar utama dunia. Permintaan akan mangga di pasar-pasar ini terus meningkat dewasa ini, baik bagi buah mangga segar maupun yang telah diolah. Mangga berasal dari India dan wilayah Asam-Birma-Thailand di mana mangga telah dikenal dan dibudidayakan selama ribuan tahun. Mangga merupakan buah-buahan yang ekonomis penting di Indonesia di mana terdapat sekitar tujuh juta pohon mangga yang meliputi lahan seluas 80.000 ha. Namun, luasan lahan yang ditumbuhi varietas mangga yang dapat diekspor, relatif kecil. Pada dasarnya terdapat dua tipe varietas mangga: (a) tipe India yang berbiji monoembrionik (biji yang hanya menghasilkan satu buah benih), sedangkan warna buahnya berupa-rupa dan jelas sekali. Tipe ini meliputi Haden, Irwin, Tommy Atkins, Adams, Kent, Palmer, Carrie, Rubby, Smith, Sensation, dan Keith; dan (b) tipe Indonesia yang berbiji poliembrionik (biji yang menghasilkan lebih dari satu buah benih) yang buahnya tetap berwarna hijau bila masak dan sering kurang menunjukkan pewarnaan. Namun tipe Indonesia ini relatif tahan terhadap Anthracnosis, sedangkan tipe India peka terhadapnya. Hanya 57 dari kira-kira 250 varietas mangga yang terdapat di Indonesia dibudidayakan secara luas, dan dari 57 varietas ini hanya enam varietas yang diekspor (Arumanis, Gadung, Manalagi, Dermayu dan dalam jumlah lebih sedikit: Cengkir) Mangga Arumanis dikatakan sebagai mangga yang paling enak di dunia. Bentuk buah mangga ini lebih bulat ketimbang lonjong dan sangat aromatis baunya. Tekstur dagingnya yang berwarna kuning keemasan, halus, sedangkan bijinya kecil. Berat buah mangga rata-rata 0,45 kg. Kulitnya tetap berwarna hijau pada waktu buah masak. Harga buah mangga Arumanis di Indonesia tertinggi di antara varietas mangga lainnya. Mangga Gedong agak kecil. Kulitnya berwarna kuning kemerah-merahan dan kesemak serta dagingnya sangat berair dan agak berserat. Warna daging sama dengan warna kulit. Bijinya agak besar dan sebagian dari daging cenderung melekat pada biji. Berat buah mangga Gedong rata- rata 0,3 kg. Permintaan akan mangga Gedong tinggi dan di banyak pasar di Indonesia harganya pun tinggi. Mangga Manalagi agak kecil. Beratnya rata-rata 0.3 kg. Kulitnya agak tebal dan dagingnya berair. Rasa mangga Gedong sangat khas, sedangkan warna kulitnya berubah dari hijau muda menjadi kuning muda pada waktu buah masak. Mangga Golek besar ukurannya; panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bentuk buahnya pipih dan agak melengkung dengan berat rata-rata 0,5 - 0,6 kg. Rasa dan bau mangga Golek tidak sekeras Arumanis, tetapi lebih lemah. Kulit buah berwarna hijau muda yangberubah nenjadi kuning kemerahan waktu buah masak. Mangga Dermayu mengacu pada daerah Indramayu yang terkenal karena mangga ini banyak didapatkan di sini. Buahnya besar, kulitnya berwarna merah bila buah masak. Dagingnya sangat berair. Biji mangga Dermayu agak besar dan sebagian dari dagingnya melekat pada biji. Berat buahnya rata-rata 0,5 kg; rasanya enak dan menarik. Mengenai luasan daerah produksi dikatakan bahwa Arumanis meliputi kira-kira 1,5% luasan daerah produksi, Gedong 1%, Manalagi dan Dermayu masing-masing 1%, dan Golek dan Cengkir masing-masing sekitar 16%. Varietas mangga lainnya meliputi 65% dari luasan daerah produksi. Walaupun varietas lainnya kurang disukai bila diekspor, namun varietas-varietas ini berpotensi untuk diolah menjadi juice dan produk olahan lainnya. 1. Botani Mangga (Mangifera indica L.) adalah pohon berakar dalam yang hijau sepanjang masa. Tinggi pohon mangga dapat mencapai 15 - 20 m. Daun mangga berbentuk bulat panjang (elips) dan merupakan daun tunggal, agak panjang (8 - 40 cm), agak kasar dan sempit (2 - 10 cm). Daun muda ditumbuhkan bebas dan berwarna merah muda atau kadang-kadang kuning, dan kemudian tumbuh berwarna hijau tua mengkilat. Kulit pohon mengandung saluran-saluran resin yang bergetah berwarna putih. Bunga mangga yang berjumlah banyak tumbuh dari tangkai bunga yang terbentuk sebagai panikel akhir. Bunga berwarna-warni. putih, merah muda, dan merah (500 - 10.000 bunga/panikel; 2.000 - 3.000 panikel/pohon). Hanya sebagian kecil (2 - 20%) dari bunga-bunga merupakan bunga sempurna dengan bagian jantan dan betina yang berfungsi. Bagian terbesar merupakan bunga jantan. Jumlah bunga dan panikel serta perbandingan bunga sempurna bervariasi menurut varietas mangga, musim dan kondisi cuaca. Semua faktor ini menyebabkan produksi buah yang tidak teratur yang merupakan ciri khas pohon mangga. Musim berbunga meliputi periode dua sampai tiga minggu dalam bulan Juni - Agustus. Penyerbukan dilakukan oleh serangga, terutama oleh sejenis ulat kayu (thrips) dan lalat. Lebah tidak mencari madu di bunga mangga. Angin, hujan, dan suhu di bawah 15 - 16C sangat menghambat penyerbukan, tegarnya serbuk sari, pertumbuhan tabung serbuk sari, dan tumbuhnya buah. Jangka waktu antara tumbuhnya buah dan masaknya buah dapat mencapai lima bulan, bergantung pada varietas mangga dan suhu. Daging (mesokarp) buah mangga yang aromatis berwarna putih sampai kuning merupakan bagian yang dapat dimakan, walaupun di beberapa tempat di Indonesia juga biji mangga dimakan. 2. Persyaratan yang Berhubungan dengan Iklim dan Pertumbuhan Salah satu ciri khas mangga ialah kemampuannya untuk berfungsi baik di daerah-daerah yang kering (curah hujan kurang dari 750 mm/tahun), walaupun pohon mangga hidup lebih baik didaerah tropik dan sub- tropik dengan curah hujan 1200 - 1500 mm/tahun. Musim kemarau yang nyata merupakan syarat mutlak untuk produksi buah yang memuaskan. Hujan waktu musim berkembang akan sangat mengurangi penyerbukan dan dengan demikian juga mengurangi produksi buah. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar antara 22 C dan 27 C pada ketinggian maksimal 1250 m atas muka laut. Perkebunan mangga yang baik terdapat pada ketinggian 600 - 700 m atas muka laut. Masa dingin yang berkepanjangan seperti yang terdapat di ketinggian- ketinggian yang tinggi di daerah tropik, sangat menghambat pertumbuhan pohon. 3. Pembiakan dan Budidaya Pembiakan. Dewasa ini banyak penelitian sedang dilakukan di mana mangga dibiakkan dengan cara mengombinasikan sifat-sifat tipe monoembrionik dengan sifat-sifat tipe poliembrionik. Mangga poliembrionik bisa dihasilkan secara vegetatif atau dari biji. Biji mangga dapat bertahan hidup selama 80 - 100 hari, bila disimpan dalam suasana dingin dan kering. Bila sebuah biji hendak digunakan untuk keperluan pembiakan, daging buah harus dihilangkan sama sekali, kemudian sekam dibuka hati-hati, biji diambil dan langsung ditanam (akan lebih baik berkecambah, bila biji tidak mengering). Tiadanya sekam memperlancar pembentukan akar. Ditumbuhkan bayak sekali akar. Pembiakan vegetatif terbaik dilakukan dengan penguncupan atau okulasi pada jenis-jenis mangga yang masam. Metode H pada penguncupan dan okulasi lebih mudah ketimbang metode lain, dan memberikan hasil yang lebih baik. Okulasi merupakan teknik yang sudah umum diterapkan di Indonesia, karena dengan teknik ini pohon dapat berbuah dalam 4 - 5 tahun, sedangkan pohon-pohon yang dihasilkan melalui melalui penanaman biji bervariasi dalam daya tahan hidup, juga berbeda dalam resistensi terhadap penyakit dan sifat-sifat buah, serta memerlukan lebih dari 10 tahun untuk mulai menghasilkan buah. Penanaman. Pohon mangga dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah, asal drainase tanah baik. Loam (/) yang dalam dengan pH yang berkisar antara 5 - 5,7 disukai oleh pohon mangga. Di Indonesia pada umumnya satu atau dua batang pohon mangga ditanam di dekat atau di pekarangan. Namun sekarang terdapat perkebunan mangga di seluruh Indonesia. Jarak tanam varietas yang diperoleh dari okulasi pada umumnya bervariasi antara 9m x 9m (123 batang pohon/ha) dan 10m x 10m (100 batang pohon/ha). Di perkebunan-perkebunan sering kali pohon-pohon mangga ditanaman dengan jarak yang lebih kecil lagi, untuk memudahkan memanen buahnya. Hidup produktif komersial pohon mangga kira-kira 40 tahun, walaupun bukanlah hal yang luar biasa bila ada pohon mangga yang berumur lebih dari 100 tahun dan masih tetap produktif. Pengelola perkebunan mangga komersial akan sangat memperhatikan pemilihan varietas yang hendak ditanam. Walaupun tidak ada mangga yang ideal untuk semua kondisi alam, sifat-sifat yang perlu diperhatikan antara lain meliputi kemampuan varietas yang hendak ditanam untuk menyesuaikan diri dengan kondisi alam daerah tanam, potensi produksi (kurang kecenderungan untuk adanya musim berbuah alternatif), jangka waktu mulainya pohon menghasilkan buah, masaknya buah, dan warna, bentuk dan ukuran buah yang menarik, aroma yang menarik, tekstur daging (hanya varietas yang daging buahnya tidak berserat yang dapat diperdagangkan sebagai buah segar), kualitas pengangkutan/pengapalan, ukuran biji (berat endokarpus kurang dari 10% berat buah total), tahan terhadap antraknosis, dan sebagainya, dan yang paling penting ialah permintaan pasar akan buah mangga. Pengendalian gulma. Gulma di sekitar pohon harus dibersihkan sama sekali. Ini tidak biasa dilakukan di Indonesia. Alih-alih dilakukan pemotongan gulma yang kemudian digunakan sebagai pupuk hijau. Pemupukan. Belum ada kesepakatan mengenai tipe pupuk terbaik dan pemilihan frekuensi pemupukan untuk pohon mangga. Rekomendasi- rekomendasi mengenai kedua hal tersebut di muka bervariasi menurut varietas, jenis tanah, dan iklim daerah tanam. Namun pada umumnya disepakati bahwa pohon mangga lebih banyak memerlukan nitrogen pada tahun-taun pertama pertumbuhan dan kemudian lebih banyak potas pada waktu hendak mulai berbuah. Campuran NPK (5.8.10) pada umumnya dapat diberikan tiga kali setahun. Bila pohon mulai tumbuh dewasa pemberian pupuk ditambah dengan 0,5 kg/tahun sampai pohon berumur 10 tahun, setelah mana jumlah pupuk yang diaplikasikan, konstan. Hasil Panen. Hasil panen/pohon sangat bervariasi dan bergantung pada varietas dan lokasi. Berbuah dua kali dalam satu tahun dan berbuah tidak teratur biasa didapatkan pada pohon mangga. Pohon mangga berumur dua tahun dapat diharapkan menghasilkan 5 kg buah, sedangkan pada umur 10 tahun, 100 kg buah. Hasil panen dari pohon mangga berumur 10 tahun sebesar 170 kg/pohon, bukanlah suatu kejutan karena memang biasa didapatkan. Hasil panen maksimum didapatkan setelah pohon mangga berumur lebih dari 10 tahun. Kemudian untuk 15 - 20 tahun kemudian, masih produktif, walaupun ditemukan pohon mangga yang berumur lebih dari 100 tahun yang masih produktif. Penyakit. Lebih dari 25 jenis cendawan diketahui menyerang pohon mangga. Di antaranya Antraknosis yang disebabkan oleh Colletotrichum gleosporioides bukan saja paling umum berjangkit, tetapi juga merupakan penyakit yang paling ganas. Cendawan ini menyerang tunas, bunga, dan buah. Bercak-bercak hitam akibat infeksi laten nampak pada buah sesudah buah dipanen. Cendawan ini hidup di jarangan mati dan penyakit tambah parah dalam periode- periode dengan kelembaban tinggi. Jatuhnya hujan pada waktu pohon sedang berbunga hingga buah tumbuh separuh dari ukuran masaknya akan sangat menambah parah infeksi dengan cendawan ini. Antraknosis dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida. Dibutuhkan setidaknya 20 kali penyemprotan dalam satu musim untuk menanggulangi penyakit ini. Berjangkitnya penyakit lain seperti serangan jamur tepung dapat juga mengakibatkan kerugian ekonomis. Hama. Sama halnya dengan penyakit, bermacam hama dapat mengakibatkan kerusakan berarti pada pohon mangga, terutama yang disebabkan oleh kumbang penyerang biji mangga. Di Indonesia hama utama ialah serangga lompat Idioscopus niveosparsus, yang makan tunas-tunas muda, bunga, dan buah muda. Serangga ini dapat bertambah banyak dalam sekejap, sehingga dapat merusak semua buah sebatang pohon mangga. 4. Pemanenan, Penanganan Pascapanen, dan Transpor Mutu buah mangga sangat berkurang setelah dipanen apabila tidak diambil tindakan-tindakan yang memadai untuk mengawetkan buah. Dikatakan bahwa di Indonesia sekitar 50% dari hasil panen musnah karena penanganan pasca-panen yang tidak memadai. Pemanenan. Tidak ada satu parameter mengenai kematangan buah mangga siap panen yang disetujui secara universal. Namun demikian kandungan padatan terlarut buah, kemasaman, warna daging, hubungan antara tangkai buah dan bahu buah (apakah bahu buah telah tumbuh ke luar dari ujung batang buah), banyaknya dan kekentalan getah yang mengalir ke luar dari tangkai, dan sebagainya, dipertimbangkan pada penentuan tingkat kematangan buah. Buah mangga dipanen dengan tangan. Memanen mangga sangat mudah karena dengan tarikan yang lemah buah yang sudah masak akan lepas. Pemanen biasanya memanjat pohon mangga dan langsung mengambil buahnya atau menggunakan keranjang yang diikatkan pada sebatang galah panjang. Kadang-kadang diikatkan pula gunting pada galah untuk memotong tangkai buah. Bila digunakan gunting, sebuah keranjang yang diikatkan pada sebatang galah ditempatkan di bawah buah yang akan dipotong, untuk mencegah jatuhnya buah ke tanah. Jangan sekali-kali merontokkan, melempar, atau menjatuhkan buah mangga langsung ke tanah. Buah mangga yang telah dipanen tidak boleh langsung terkena sinar matahari, angin, atau hujan, baik di lapangan mapun waktu diangkut ke tempat pengemasan. Membersihkan Buah. Bila digunakan gunting untuk memanen buah, setidaknya 10 cm dari tangkai harus dipertahankan. Dengan demikian getah yang sangat lekat dan mudah mengalir pada buah mangga yang baru dipetik, tidak akan mengotori buah. Buah mangga, khususnya varietas berwarna hijau di Indonesia, banyak sekali mengalirkan lateks atau getah dari tangkai yang baru saja dipotong. Getah ini harus dibersihkan dari buah dengan mencuci buah dengan larutan 100 ppm natrium hipokhlorit secepatnya setelah buah dipetik, untuk mencegah getah membakar kulit buah yang selanjutnya dapat menyebabkan buah membusuk. Untuk mengendalikan Antraknosis buah direndam dalam air hangat bersuhu 520 C selama 1 - 3 menit. Kendala yang dihadapi pada metode ini ialah bahwa sulit sekali untuk mempertahankan suhu yang diperlukan dengan peralatan yang tersedia di daerah pedesaan. Lagi pula metode ini mahal dan buah akan banyak bertambah ringan, kehilangan lapisan lilinnya dan lebih cepat membusuk sebagai akibat dari penerapan metode tersebut. Juga, metode air hangat ini lebih baik hasilnya bila digunakan Benlate., suatu fungisida pascapanen yang dilarang digunakan di Amerika Serikat dan Eropa. Mengeringkan buah-buah sesudah dicuci atau direndam dalam air hangat, perlu sekali dilakukan. Sortasi Buah. Setelah buah-buah kering, sortasi dapat diulakukan dengan tangan, atau oleh karyawan-karyawan penyortir dengan bantuan ban berjalan di mana buah-buahdiletakkan. Buah-buah yang kurang masak, terlalu masak, atau terlalu kecil, serta buah-buah yang menunjukaan adanya kerusakan pada kulit oleh gesekan-gesekan atau kerusakan-kerusakan lain pada buah, disingkirkan. Pengukuran buah dilakukan dengan mata, atau di perusahaan-perusahaan besar dengan menggunakan timbangan yang bekerja secara otomatis. Setelah buah-buah diukur, tiap buah dibungkus dengan kertas plastik yang tidak mengkerut bila kena panas. Kertas plastik seperti ini ternyata tidak dapat mencegah pembusukan buah akibat penyimpanan, tetapi terjadi pengurangan berat lebih sedikit terjadi. Melapisi buah dengan lilin parafin dan lilin anti-fungus tujuannya memperlamat masaknya buah dan mencegah buah mengkerut. Namun pelapisan buah seperti ini akan cenderung menghambat perubahan warna pada buah. Pengemasan Buah. Mengemas buah mangga untuk ekspor biasanya dilakukan berlapis-lapis dalam peti papanserat. Membungkus tiap buah dengan kertas bungkus, adanya bahan penyangga seperti sebuk gergaji, jerami, dsb, serta sekat-sekat antara tiap buah mangga (untuk membuat kemasan lebih menarik dan mencegah kerusakan karena benturan) bervariasi dan bergantung pada tujuan akhir pemasaran. Buah mangga harus dikemas dengan tangkainya menunjuk ke bawah, untuk mencegah menetesnya getah di buah. Penyimpanan Buah. Buah mangga dapat dipertahankan dalam keadaan baik 15 - 21 hari sesudah dipanen, bergantung pada varietas, daerah penghasil mangga, dan musim. Buah mangga berwarna hijau yang telah tua dapat masak pada suhu 21 - 240C dan kelembaban 85 - 90%. Pada proses masaknya buah khlorofil (warna hijau) berkurang dan terjedi pembentukan antosianin dan karotenoida dalam kulit dan daging. Etilen dapat digunakan untuk mempercepat dan lebih menyeragamkan menjadi masaknya buah (100 ppm etilen selama 24 - 48 jam pada suhu 200C). Menjadikan buah masak dapat dilakukan di tempat pengangkutan bila waktu transit kurang dari 5 hari atau di tempat penerimaan bila waktu transit lebih dari lima hari. Perlu diperhatikan bahwa buah mangga dapat rusak karena suhu rendah/dingin (kerusakaan faali bila disimpan pada suhu rendah tetapi di atas titik beku air). Kerusakan oleh suhu rendah ini antara lain terlihat sebagai berubahnya warna kulit menjadi abu-abu, terbentuknya lobang-lobang pada kulit dan buah tidak merata menjadi masak (warna buah jelek dan juga rasanya pun tidak enak). Guna mencegah kerusakan oleh suhu rendah, sebaiknya buah mangga disimpan pada duhu 10 - 150C. Kisaran ini disebabkan oleh varietas, tingkat masak buah, lokasi, pengaruh musim pada buah, dan sebagainya. Pengangkutan. Dilihat dari sudut teknis mapun ekonomis, pengangkutan merupakan faktor penting pada penanganan dan pemasaran buah mangga. Karena buah mangga cepat membusuk bila tidak disimpan pada suhu dingin, sangat penting untuk secepat mungkin mengangkutnya ke lokasi pemasaran. Indonesia mengekspor buah mangga ke Singapura dan Malaysia yang hanyamemerlukan waktu angkut beberapa jam dengan kapal laut dari pusat-pusatproduksi ke lokasi pemasaran. Dewasa ini makin banyak digunakan pallet untuk memuat. Juga pengangkutan dengan peti kemas makin sering dilakukan. Untuk pengangkutan jarak jauh, kapal terbang makin populer dewasa ini. Yang menjadi kendala di sini ialah terbatasnya ruang angkut dan tingginya biaya angkut. Yang juga perlu diperhatikan bila menggunakan pengangkutan dengan kapal terbang ialah suhu pada waktu transit. 5. Karakteristik Pasar Ekspor Bagian terbesar dari buah mangga yang diperdagangkan di pasaran dunia adalah dari varietas-varietas yang berwarna kemerahan. Buah mangga yang berwarna hijau masih dianggap sebagai buah yang belum masak oleh sebagian besar konsumen. Ciri lain buah mangga yang disukai konsumen antara lain ialah tingkat kematangan yang merata, ukuran yang seragam, dan bebas hama dan penyakit. Eropa. Impor buah mangga oleh Masyarakat Eropa (ME) dari negara- negara non-ME dalam tahun 1993 meningkat dengan 60% bila dibandingkan dengan impor pada tahun 1988, yakni dari 27.354 ton menjadi 43.868 ton. Negeri Belanda mengimpor sekitar 40% dari jumlah yang diimpor ME, kemudian diikuti oleh Kerajaan Inggris (24%) dan Perancis (21%). Sejumlah besar kemudian diekspor-ulang ke negara- negara ME lainnya, yaitu Negeri Belanda mengekspor-ulang 38 % dari buah mangga yang diimpornya pada tahun 1992, dan Perancis 21%, sedangkan Kerajaan Inggris hanya mengekspor-ulang 4% dari impor buah mangganya pada tahun 1992. Brasil (23%), Amerika Serikat (11%), dan Afrika Selatan (8%) merupakan negara-negara yang paling banyak mengekspor buah mangga ke ME dalam tahun 1993. Dilihat dari sudut volume ekspor, Israel yang memasok 7% dari impor buah mangga oleh ME, berhasil mencapai pertumbuhan ekspor yang terbesar antara 1988 dan 1993, yaitu pada tahun 1988 ekspor buah mangga Israel ke ME hanya berjumlah 400 ton, sedangkan pada tahun 1993 berjumlah 2.500 ton, suatu pertumbuhan tahuanan sebesar 100%. Negara-negara lain yang berhasil meningkatkan ekspor buah mangga ke ME dari 1988 sampai dengan 1993 ialah Brasil (160%), Afrika Selatan (188%), dan Pakistan (80%). Dalam periode ini sumbangan pasar negara-negara pemasok besar buah mangga ke ME juga berubah, yakni sumbangan Brasil meningkat dengan 9%, Israel 5%, dan Afrika Selatan 4%. Sebaliknya Venezuela kehilangan 5% dari pasarnya, sedangkan Amerika Serikat dan Meksiko keduanya 3% dalam periode enam tahun terakhir ini. Dalam tahun 1993 puncak musim mangga terjadi pada bulam Mei - Juli di mana 35% dari pasokan mangga tahunan memasuki Eropa. Puncak musim mangga ini tidak didominasi oleh pemasok tertentu. Afrika Selatan, Pantai Gading, Amerika Serikat, Meksiko, dan Pakistan, semuanya pemasok pasar mangga ME dalam periode ini. Brasil memasok 90% dari pasar mangga ME dalam bulan November dan Desember 1993. Perancis mengimpor 49% lebih banyak buah mangga dari negara-negara non-ME pada tahunan 1993 bila dibandingkan dengan impor buah mangga dari negara-negara ini pada tahun 1988. Pantai Gading merupakan pemasok buah mangga yang paling besar bagi Perancis, yaitu 21% atau setara dengan 2.024 ton dari se;luruh impor buah mangga Perancis. Israel merupakan negara ke dua dengan memasok 19%, diikuti oleh Meksiko sebesar 11% dari seluruh impor buah mangga Perancis. Kenaikan ekspor buah mangga ke Perancis oleh beberapa negara sangat mencolok dalam 1988 - 1993, yaitu Israel meningkat 1.671%, Afrika Selatan 176%, dan Pantai Gading 97%. Sebaliknya ekspor buah mangga Amerika Serikat ke Perancis turun 83% dalam periode tersebut. Belgia tidak mengalami kenaikan yang berarti pada impor buah mangga dari negara-negara non-ME dalam enam tahun terkhir ini. Afrika Selatan dan Pantai Gading merupakan pemasok besar buah mangga bagi Belgia, masing-masing memasok 27 % dan 12% dari pasar buah mangga Belgia. Impor buah mangga Kerajaan Inggris meningkat dari 9.970 ton dalam tahun 1988 menjadi 10.623 ton dalam tahun 1993. Pakistan merupakan pemasok terbesar (2.258 ton dalam tahun 1993) diikuti oleh Brasil (1.273 ton) dan Pantai Gading (1.263 ton). Antara 1988 dan 1993 Brasil berhasil meningkatkan ekspor buah mangganya ke Inggris dengan 100%. International Trade Centre melaporkan bahwa dalam tahun 1994 harga mingguan buah mangga berkisar antara £ 1,40/kg dan £ 2,50 untuk mangga Atkins yang berasal dari Brasil. Harga buah mangga yang berasal dari Israel berkisar antara £ 1,25/kg dan £ 1,75/kg. Negeri Belanda mengimpor 17.367 ton buah mangga dalam tahun 1993, suatu peningkatan dari impor dalam tahun 1988 yang besarnya 5.240 ton. Brasil memasok 40% dari pasar buah mangga Negeri Belanda, diikuti oleh Amerika Serikat (22%). Bagian yang cukup besar (38% dalam tahun 1992) dari buah mangga yang diimpor Negeri Belanda diekspor-ulang. Amerika Serikat. Volume impor buah mangga Amerika Serikat telah meningkat dengan 112% dalam periode 1989 - 1993. Secara konsisten Meksiko memasok 85% dari buah mangga yang dipasarkan di Amerika Serikat. Sisa sebesar 15% dipasok oleh 16 negara pengekspor buah mangga. Haiti memasok 6% dari buah mangga yang dipasarkan di Amerika Serikat, diikuti oleh Brasil (3%) dan Peru (2%). Ekspor buah mangga Haiti menurun akhir-akhir ini disebabkan oleh keadaan politik yang tidak menentu, tetapi diharapkan akan meningkat di masa depan. Musim impor buah mangga Meksiko berlangsung antara April sampai dengan Agustus, sedangkan impor menurun dalam bulan Maret dan September. Buah mangga Brasil dan Peru umumnya sampai di pasar Amerika pada akhir m musim dingin dan permulaan musim semi. Pada umumnya harga tertinggi buah mangga terjadi pada akhir musim impor. Menurut Miami Produce Center, suatu pusat impor buah mangga dari Amerika Selatan, harga satu peti yang berisi 10 buah mangga Meksiko di awal bulan April adalah sebesar $ 10,50, sedangkan di akhir bulan Mei harganya $ 5,50. Chicago Wholesale Market melaporkan bahwa harga satu peti buah mangga Meksiko yang berisi 12 buah mangga dalam tahun 1993 berkisar antara $ 13,00 di awal bulan Maret dan $ 5,00 di pertengahan bulan Juni. Asia. Jepang, Hongkong, dan Singapura merupakan pengimpor utama buah mangga, yang terutama memperoleh pasokan dari Filipina, Meksiko, dan Thailand, dan dalam hal Singapura dari Malaysia. Jepang. Volume impor buah mangga Jepang meningkat dengan 53% dalam periode 1989 - 1993, yakni dari 6.000 ton menjadi 9.000 ton (CIF US$ 21,4 juta). Dalam tahun 1993 Filipina mendominasi pasar buah mangga Jepang dengan mengekspor 8.000 ton buah mangga atau 87% pasar mangga Jepang. Meksiko memasok 12% dari pasar mangga Jepang. Pemasok lainnya hanya memasok kurang dari satu persen. Antara bulan Maret sampai dengan Mei merupakan musim impor buah mangga bagi Jepang. Dalam tiga bulan ini 57% dari seluruh pasokan buah mangga untuk Jepang, berlangsung. Dalam bulan November, Desember, dan Januari, impor buah mangga sangat menurun. Selama ketiga bulan ini hanya 6% dari impor tahunan buah mangga, berlangsung. Harga impor buah mangga rata-rata ¥ 595,15/kg. Hongkong mengimpor 32.120 ton buah mangga, manggistan, jambu biji, dan adpokat bernilai CIF US$ 32,3 juta dalam tahun 1993 (impor buah mangga tidak dilaporkan secara terpisah oleh pemerintah Hongkong). Filipina merupakan pemasok utama dengan memasok lebih dari 70% dari pasar buah Hongkong, diikuti oleh Thailand (13%). Sisanya (16%) dipasok oleh 13 negara. Singapura mengimpor 10.300 ton buah mangga, manggistan, jambu biji, dan adpokat bernilai CIF US$ 9 juta dalam tahun 1993. Malaysia merupakan pengekspor buah-buahan terbesar ke Singapura. Dalam tahun 1993 volume impor buah-buahan dari Malaysia adalah sebesar 5.126 ton dengan puncak impor pada bulan Agustus. Thailand merupakan pemasok terbesar ke dua, dengan volume ekspor ke Singapura sebesar 2.787 ton dalam tahun 1993. Puncak ekspor buah-buahan ke Singapura dari Thailand berlangsung pada bulan Mei. (David Quane). REKOMENDASI MILIS: http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah http://groups.yahoo.com/group/relasimania http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak http://groups.yahoo.com/group/agromania http://groups.yahoo.com/group/katasibijak http://groups.yahoo.com/group/agromania http://groups.yahoo.com/group/indogitar http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu http://groups.yahoo.com/group/indowanted Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/agromania/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/