Bung Poltak,

Waktu Krismon akhirnya diambil keputusan Bailout, dengan alasan kalau
tidak sistem keuangan kita hancur sama sekali.
Bailout kita jelas ada serentet kesalahan2 fatal, mulai dari reaksi
terlambat, karena blanket garantie maka volume bail out dibandingkan
dengan peredaran uang waktu itu luar biasa besar dan mungkin langkah2
yang memacu ekonomi tabrakan dengan langkah untuk meredam inflasi.

Di Jerman saat ini sebetulnya sudah terjadi bail out.
Bank2 BUMN atau semi BUMN yang sesungguhnya sudah bangkrut dibeli oleh
bank yang sehat.
Bank yang sehat akan memotong kerugian dari pajak.
Selain itu asuransi bank maupun koalisi2 bank menyodorkan dana untuk
mendukung bank2 yang sedang kesulitan.
Uang yang hangus sangat besar (puluhan milyar Euro) tetapi dibandingkan
dengan perputaran uang disini dimensinya tidak sebesar krismon.
Kenyataan adanya bank menengah berani spekulasi mortgage dalam satu
posisi dengan jumlah yang keterlaluan sebetulnya menunjukan bahwa moral
hazard dan mungkin juga penyelewengan sudah terjadi.
Untuk negara bagian tertentu misalnya Sachsen kerugian hampir mirip
dengan Krismon, sehingga terpaksa dalam satu hari banknya dijual.
Bahwa bank2 itu tidak langsung dipailitkan menunjukan kuatnya jaringan
bank2 BUMN dengan bank2 simpan pinjam disini.
Beda sekali dengan kasus2 bank2 murni swasta yang mungkin sudah hilang
kalau kena masalah satu dimensi dibawah itu.

Jadi disini dalam skenario ada beda dengan krismon, yaitu reaksi yang
cepat dan substantial jumlahnya.
Ada sedikit kesamaan yaitu sebagian kerusakan ditanggung (dicernakan)
masyarakat, karena dikota tertentu seperti Düsseldorf, Stuttgart dan
mungkin juga Frankfurt bank2 akan melaporkan kerugian yang akan dipotong
dari pajak artinya peneremiaan pajak kota2 akan lonjak turun.

Sesungguhnya masalah kerugian bank atau fonds karena salah investasi di
real estate di Jerman merupakan cerita serial sejak sepuluh tahun ini.
Sederet bank2 besar bangkrut atau merger sebab terlibat dalam real
estate gagal di wilayah eks Jerman Timur atau Berlin.
Sebab itu dikota yang banyak banknya seperti Frankfurt pemasukan pajak
meroyan terus. Baru kira2 2 tahun ini ada perbaikan.
Harga perumahan mulai naik sebab banyaknya penanam modal dari US yang
borong besar2an untuk menyelamatkan dananya ke sini.

Masalah bail out atau tidak mungkin tidak selalu bisa dijawab hanya
secara fundamental.
Secara fundamental jelas tidak, apalagi kalau lihat pengalaman kita yang
begitu meragukan hasilnya.
Waktu itu ada bail out sebab katanya semua bank kita akan bangkrut dan
ekonomi kita tidak akan bisa bangkit lagi tanpa sistem perbankan. Tetapi
waktu itu mungkin salahnya bail out dilaksanakan tanpa data yang benar
dan aktion plan yang jelas dan terbatas dan tanpa pemikiran dana yang
diperlukan diambil dari mana.

Yang mungkin diinginkan di US bisa jadi bukan bail out, sebab mereka
juga tidak tahu dari mana uangnya, karena setahu saya yang diduga kredit
kurang baik bisa sampai $200 trilliun dimana hanya sebagian kecil sudah
benar gawat.
Jadi ada pertanyaan apa posisi ini bisa distabilisasi. Salah satu jalan
yang ditempuh adalah politik bunga rendah.
Cara ini mungkin tidak cukup untuk mengatasi masalah. Kalau ekonomi
tidak pulih yang akan kejadian bisa jadi semacam effek domino dengan
krisis yang mungkin sifatnya berkepanjangan.

Salam

Hok An


Poltak Hotradero schrieb:

> At 09:53 AM 9/13/2007, you wrote:
>
> >bang poltak,
> >
> >are you saying that US gov't should not bail out those who bear
> losses
> >in the subprime case?
>
> Dear Mas Bayu,
>
> Yes. I think US Government should not bail out those who made
> reckless speculations by facilitating housing loans without
> sufficient credit profile. They should bear the cost from what they
> have done (some of them has gone bankrupt, anyway).
>
> Yes, there are some people which unfortunately will lose their houses
> - BUT they are also the very same people who can't afford to have it
> in the first hand (remember the definition of sub-prime). If you
> can't even pay the interest - then technically you can't afford to
> have a home. If you can't afford it then it's natural for you to lose
> it.
>
> >dari diskusi dengan beberapa teman, ada 2 pendapat:
> >- no bail out should be provided to the investors. seharusnya
> investor
> >tahu bahwa investasi memiliki risiko (walaupun bundled securities-nya
>
> >triple-A rated). kalau di-bail out, maka akan ada moral hazard, ie.
> >investor beranggapan bahwa pemerintah 'menjamin' risiko investasi
> >(khususnya yang skala produknya sudah besar, jadi berpotensi
> menimbulkan
> >risiko sistemik)
> >- bail out should be provided, based on the systemic risk argument.
>
> Yes there are systemic risk - and that's why The Feds for the moment
> only provides helping hands in the form of lower discount rate and
> time-extended facility in order to alleviate liquidity
> crunch. Lowering Fed Rate won't help much and even posing risk of
> inflation (because the bubble itself was triggered by Fed Rate that
> had been set too low (1%) for too long (18 month) by Alan
> Greenspan). You can't put off fire by fire.
>
> The Fed maybe only set Fed Rate lower by 25 bps on the next FOMC
> meeting and that's it.
>
> Yes, there's a possibility of US economy sliding into recession - but
> it's already widely anticipated. The subprime debacle only make it
> happen sooner. After 5 years of economic boom - what you should expect
> next?
>
> The very concept of "Business Cycle" is alive and well (even when
> people forgot it).
>
> 

Kirim email ke