Bung Arief,

Indonesia sudah cukup dipetak2 perusahaan2 mancanegara.
Tetapi sebabnya bukan harga SDA yang ditetapkan nol, tetapi kegagalan
kita mengembangkan perusahaan domestik kita sendiri.
Tapi sesungguhnya kita guru yang baik. Buktinya Pertamina berhasil
mengajar PETRONAS yang sekarang cukup tangguh.

Saya tambah satu masalah lagi. SDA kita yang lagi booming banyak.
Sekalipun hargnya nol, tetapi PPh dan PPN lari kemana.
Dari kira2 200 juta ton batubara yang legal saja kemana pajaknya

Salam

hok An

Arief R Rasyid schrieb:

>
> ----- Original Message -----
> From: "Ignace I. Worang" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, May 29, 2008 2:01 PM
> Subject: RE: [Keuangan] Kapitalisme-Laissez-Faire
>
> Soal Kwik, ya saya setuju dengan Bung Poltak karena kalau dilihat dari
> sudut
> pandang economy yg normal ya dia jelas bukan ecomonist lagi sejak dia
> menggangap minyak harganya nol. Kecuali economist ala Lenin's Economy
> yg
> bisa saja menggangap minyak itu nol sesuai dengan kemana arah tujuan
> ideologinya berjalan tapi in the real world.ini lebih ke ideologist
> bukan?
>
> Cheers
>
> kalau minyak dihitung kwiknilainya NOL, artinya semua bhn tambang
> nilainya
> NOL ? bahan tambangkan bukan hanya minyak, ada batu bara sampai
> intan.....
> kebayang enggak kalau harganya murah banget ? bisa2 org dari segala
> penjuru
> planet dtg ke indonesia utk nge borong & anak cucu kita nanti kebagian
> apa
> yah.....
>
> salam
>
> arief
>
> 


Kirim email ke