Guys,

Dibawah saya forward tulisan dari Bpk Wandy Nicodemus Tuturoong - terus
terang saya gak mengerti 100% arti dari tulisan itu.

Adakah yang bisa memberikan pencerahan ? Karena materinya sangat panjang,
mungkin bisa di thread per item saja.

Apa iya kesimpulannya seperti pada tulisan itu atau ada pembelokkan arti ??

terimakasih kepada yang bersedia membahasnya - Arie



10 kesintingan utama arsitektur finansial global

Posted by: "Satrio Arismunandar" satrioarismunan...@yahoo.com  
satrioarismunandar

Mon Feb 2, 2009 8:30 am (PST)

Oleh: Wandy Nicodemus Tuturoong

1.HAK MEMPRODUKSI UANG DIRAMPAS DARI NEGARA

Tak ada demokrasi di sini. Hak memproduksi uang bukanlah milik pemerintah,
tapi milik swasta (The Fed, dalam kasus AS). Di negara-negara lain seperti
Inggris atau Indonesia, hak memproduksi uang diberikan secara eksklusif
pada bank sentral yang "independen" . Yang artinya, operasi bank sentral
yang serba rahasia dan "obscure" tidak bisa dikontrol oleh publik.
Sebaliknya seluruh operasi dan mekanismenya mengikuti supervisi yang
diberikan oleh Bank of International Settlement (BIS, banknya bank-bank
sentral) yang disetir oleh The Fed dan bank sentral beberapa negara Eropa.
Sistem ini telah dimulai sejak berdirinya The Fed di tahun 1913 dan BIS di
tahun 1930-an.

2.UANG YANG DIPRODUKSI ADALAH HUTANG PLUS BUNGA

Tak banyak yang menyadari bahwa setiap kali uang diproduksi, negara harus
berhutang pada bank sentral. Ya, betul. Negara, yang diwakili pemerintah
tak boleh memproduksi uang begitu saja. Ia harus berhutang atau
mengeluarkan surat hutang untuk ditukarkan dengan uang oleh bank sentral.
Tak cuma itu, hutang tersebut juga memiliki bunga yang harus dibayarkan
oleh pemerintah ("interest-burdened debt"). Wajar saja kalau seluruh
planet bumi ini penuh dengan hutang (lihat www.webofdebt. com).

3.UANG DIPRODUKSI, TAPI BUNGANYA TIDAK

Tadi disebutkan bahwa uang yang diproduksi adalah hutang pemerintah pada
bank sentral yang dikenakan beban BUNGA. Persoalannya, pada saat uang
diproduksi, bunganya TIDAK ikut diproduksi. Nah, pertanyaannya adalah:
Bagaimana hutang tersebut akan dibayar, kalau bunganya tidak pernah
dicetak atau diproduksi? Misalnya, pemerintah AS meminta The Fed untuk
memproduksi uang sebanyak $100 juta dengan bunga 6 persen. Artinya,
pemerintah AS berhutang $106 juta pada The Fed. Tapi, karena uang yang
diproduksi hanya $100 juta, pemerintah AS takkan pernah bisa membayar
lunas hutangnya. Mengapa? Sebab, ia harus kembali "berhutang" (plus bunga)
untuk mendapatkan $6 juta sisanya. Ini bukan cuma kekeliruan matematis,
tapi salah satu kesintingan utama yang telah lama terjadi. Sebab dengan
cara ini, jumlah hutang akan terus bertambah secara tak terbatas.

4.PUBLIK TAK BOLEH PALSUKAN UANG, TAPI BANK BOLEH

Memalsukan uang oleh publik adalah tindakan subversif. Tapi, tidak bagi
bank. Sistem yang sekarang membolehkan bank untuk memberikan pinjaman atau
kredit sebesar ratusan hingga ribuan persen dari cadangan modal yang
dimilikinya. Bila cadangan wajib perbankan ditentukan 10% misalnya, maka
dengan modal sebesar $100 juta, bank bisa memberikan kredit hingga $900
juta ? tentu saja dengan mengenakan bunga bagi si peminjam. Inilah yang
dinamakan dengan "fractional reserve system" atau sistem cadangan
fraksional. Sistem ini membuat kita mudah menyimpulkan bahwa cara paling
cepat untuk jadi kaya adalah dengan memiliki bank. Tapi, pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap inflasi (uang beredar lebih besar daripada
barang) juga tak lain adalah bank.

5.KEMISKINAN ADALAH HASIL NISCAYA DARI SISTEM INI

Jangan percaya bahwa kemiskinan adalah hasil dari kemalasan. Setiap
manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia dengan segenap potensinya.
Kemiskinan terjadi lantaran pengenaan bunga pinjaman. Bank-bank memberikan
pinjaman atau kredit bagi publik dengan beban bunga. Artinya, publik harus
"bertarung" untuk mengembalikan pinjamannya lebih tinggi dari yang mereka
pinjam. Padahal, seperti dijelaskan sebelumnya, bunga yang harus
dikembalikan itu tidak pernah diproduksi oleh bank sentral. Sudah pasti
ada yang "kalah" dan ada yang "menang" dalam pertarungan ini. Yang kalah
akan menjadi miskin (karena harus kehilangan aset-aset yang sudah
dijaminkan pada bank), yang menang akan bertambah kaya (karena mendapatkan
limpahan aset yang disita). Dalam jangka panjang, para pemenang ini akan
terkonsentrasi pada segelintir orang yang paling besar modalnya (baca:
para pemilik bank-bank besar).

6.PERANG JUSTRU MEMBERI KEUNTUNGAN BESAR PADA BANK

Betul ini. Sudah dijelaskan bahwa setiap kali uang diproduksi, maka
pemerintah akan berhutang pada bank sentral. Selanjutnya, hutang-hutang
pemerintah itu dapat diperjual-belikan dan dijadikan aset oleh perbankan
untuk kembali "menggandakan" uang (ingat "fractional reserve system" pada
poin 4 di atas). Semakin banyak hutang pemerintah, semakin banyak pula
uang yang dapat digandakan oleh bank. Nah, perang adalah salah satu
peristiwa di mana pemerintah akan berhutang dengan jumlah luar biasa
besar. Perang Irak konon menghabiskan biaya sampai $3 triliun menurut
ekonom peraih Nobel, Joseph Stiglitz. Wajar saja, kalau sejumlah pihak
berpandangan bahwa perang terhadap terorisme adalah konspirasi besar yang
sengaja dilakukan untuk memompa lebih banyak uang bagi bank-bank di Wall
Street.

7.MEREKA YANG TAK BEKERJA MALAH MAKIN KAYA

Dalam sistem yang sekarang berlaku, kecerdasan dan kerja keras tidak
dengan sendirinya membuat seseorang bisa menjadi kaya. Mereka yang
memiliki akses lebih baik terhadap modal, itulah yang akan menjadi kaya.
Mereka tidak perlu bekerja keras, modal akan bekerja secara otomatis untuk
mereka. Para pemilik modal super besar ini, selain merupakan para pemilik
bank raksasa, juga biasa menitipkan modal mereka pada para spekulan kelas
kakap yang dikenal sebagai "hedge funds". Degan teknologi dan modal yang
dimilikinya, mereka bisa meraih keuntungan yang tak terbayangkan dari
perdagangan valuta asing maupun berbagai produk turunan dari pasar modal.
Modal lebih menguntungkan untuk dipupuk atau diakumulasi lewat pasar
finansial ketimbang digunakan sebagai alat tukar untuk memutar
perekonomian di sektor riil. Dalam jangka panjang, sektor riil akan
kekeringan modal dan kemiskinan akan bertambah luas. Tapi, di lain pihak,
sistem ini juga akan menuju kehancurannya
sendiri karena hilangnya "daya beli" publik terhadap produk-produk bisnis
yang cuma dimiliki segelintir orang tadi.

8.HUTANG JADI ALAT UNTUK TAKLUKKAN DUNIA

Bagi para pemilik modal atau bank besar, penjajahan atas bangsa lain tak
perlu dilakukan secara fisik. Sebuah negara boleh saja memiliki
pemerintahan yang demokratis, asalkan sistem moneter dan bank sentralnya
mengikuti kemauan para penguasa Wall Street. Negara-negara dunia ketiga
takkan dibiarkan untuk punya mata uang yang kuat. Kontrol devisa akan
diharamkan, supaya para spekulan yang didukung bank-bank raksasa bisa
sewaktu-waktu menjatuhkan nilai mata uang lokalnya. Sebagai gantinya,
negara-negara dunia ketiga harus menggantungkan diri dari hutang luar
negeri dalam mata uang dolar AS. Karena lagi-lagi, hutang tersebut
dikenakan bunga yang tinggi (yang tidak pernah diproduksi oleh bank
sentral AS), maka negara-negara dunia ketiga harus mati-matian membayar
cicilan hutangnya. Bunga hutang semakin lama semakin besar, mengalahkan
hutang pokok negara-negara dunia ketiga. Dalam jangka panjang,
negara-negara dunia ketiga harus merelakan aset-aset terbaik dan sumber
daya alamnya yang paling potensial untuk diambil-alih oleh
korporasi-korporasi besar yang didanai Wall Street.

9.LINGKUNGAN DIKORBANKAN DEMI MODAL

Sistem pinjaman dengan bunga ini, secara otomatis mendorong terjadinya
pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus ? tanpa memperhatikan kemampuan
alam dan lingkungan untuk mendukung sistem ekonomi yang serakah ini.
Karena setiap ekspansi modal atau kredit yang diberikan pada dunia usaha
adalah hutang dengan bunga, maka dunia usaha harus mampu meraih keuntungan
yang lebih tinggi dari pinjaman plus bunga yang mereka sudah terima.
Akibatnya, lingkungan, selagi bisa dieksploitasi untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi, takkan ragu untuk dikorbankan oleh para pemburu
keuntungan ini. Dalam kurun waktu yang lama, kita sudah melihat dampaknya
bagi pemanasan global akibat eksploitasi berlebihan untuk melakukan
ekspansi modal.

10.KEMANUSIAAN YANG DIPERBUDAK KONSEP UANG CIPTAANNYA SENDIRI

Yang paling gila dari semua ini adalah, kemanusiaan diperbudak oleh uang
dan sistem moneter ciptaannya sendiri. Kecerdasan dan daya cipta, sebagai
modal yang tak ternilai dari kemanusiaan kini menghamba pada konsep uang
yang keliru. Bayangkan jika uang tidak dimonopoli produksinya oleh bank
sentral. Bayangkan jika, uang digunakan murni sebagai alat tukar tanpa
bunga (atau seperti dilakukan Muhammad Yunus, bunga pinjaman dikembalikan
lagi pada peminjam dalam bentuk dividen). Bayangkan jika setiap negara
tidak mengandalkan dolar AS untuk membangun perekonomiannya, tapi
mengandalkan sistem moneternya sendiri yang independen. Kegilaan ini bisa
terhenti dengan sendirinya.

-- 
BLUKUTHOX





Kirim email ke