Debt burden ratio adalah jumlah angsuran +/- 30% dari total penghasilan. Selain 
itu nama perusahaan tempat bekerja, lama bekerja, lokasi properti, besarnya DP 
turut menjadi pertimbangan.

Saya kira untuk running dg 2 KPR sangat beresiko, karena jika fail, bisa fail 
pada kedua KPR. Karena setahu saya, untk KPR pun, laporan informasi debitur 
bersifat online. Contoh, KPR A  di deklasifikasi karena tunggakan, KPR B akan 
ikut deklasifikasi.

Mungkin akan lebih baik, jika untuk Assest/property yg lama, biasanya harga sdh 
naik, direvaluasi saja, kemudian minta refinance. KPR lama bisa dilunasi dari 
rifancing itu, sisa dananya bisa dibelikan property baru.



Sent from my BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Ryan <fitriya...@gmail.com>

Date: Tue, 21 Apr 2009 15:27:20 
To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
Subject: Re: [Keuangan] Deposito atau Kurangi Pinjaman KPR ?


Penjelasan yang sangat comprehensive mas Jemitra, sangat inspiratif buat
saya.

Saat ini saya pun sedang menghadapi permasalahan yang mirip dengan Lusi.
Saya (actually istri saya) memiliki tanggungan KPR yang masih sisa sekitar
beberapa puluh juta di sebuah Bank Swasta dengan masa waktu sekitar 10 tahun
lagi.

Permasalahan justru muncul ketika kami (setelah married) mampu memiliki
joint income lebih besar (ketimbang ketika dulu ngajuin KPR). Dengan adanya
joint income, nilai rumah yang naik hampir 3x lipat, suku bunga yang gak
turun2, dan kebutuhan rumah yang lebih besar, kami bermaksud memiliki rumah
kedua.

Alternatif 1: Melunasi pinjaman di bank, terus ngajuin KPR baru dengan joint
income.

Alternatif 2 : Ambil rumah baru dengan DP tabungan yang ada, dan biarkan 2
KPR berjalan masing-masing berbarengan.

Dengan adanya email mas Jemitra, saya menjadi terinspirasi untuk membuat
hitungan yang lebih comprehensive, yang semula belum kami masukkan dalam
kedua alternatif di atas, yakni Anggaran Pengeluaran Rumah Tangga kami.

Dengan adanya praktek umum di dunia perkreditan yang sejauh saya tau, dimana
kreditor akan berani memberikan kredit apabila jumlah cash outflow bulanan
RT tersebut (plus kredit yang diberikan) masih dibawah atau sama dengan 30%
dari total income bulanannya.

Kayaknya saya harus mencoba mensimulasikan apakah income saya dan istri
masuk 30% apabila ada 2 KPR, karena terus terang saya lebih prefer
alternatif ke-2 dibanding yang alternatif 1.

Mungkin ada teman2 yang bisa meluruskan pemikiran saya apabila saya salah.

Salam

ryan

2009/4/21 Jemitra Tjahjono <jemi...@yahoo.com>

>
>
> Mbak lusi,
> hal itu tergantung dari seberapa besar cicilan KPR mempengaruhi anggaran
> bulanan anda. Saya pikir kita dimilist tidak bisa banyak membantu, karena
> anda yang tahu anggaran keuangannya.
> Sistem pinjaman KPR, menggunakan perhitungan anuitas. Dimana jumlah cicilan
> akan tetap, namun proporsi pokok dan bunga akan berubah-rubah.
> Pada awal masa pinjaman, proporsi cicilan tersebut akan lebih besar untuk
> pembayaran bunga ketimbang pembayaran pokok.
> Pada akhir masa pinjaman, proporsi cicilan tersebut akan lebih kecil untuk
> pembayaran bunga ketimbang pokok.
> Variabel yang mempengaruhi cicilan adalah pokok, jangka waktu, dan suku
> bunga. sehingga otomatis : apabila terjadi perubahan bunga, dan jangka waktu
> serta pokok tetap, maka cicilannya pasti akan naik.
>
> Kerangka analisa yang harus anda pikirkan, menurut saya adalah :
> - sampai seberapa besar senstivitas anggaran bulanan anda terhadap
> perubahan suku bunga. Dengan demikian kalau bunga naik jadi 14,5 % sehingga
> cicilan akan berubah, apakah ini akan mengganggu pola pengeluaran RT dan
> menjadi defisit atau anda tetap punya surplus.
> - pertanyaan selanjutnya : sampai seberapa tinggi kenaikan bunga yang dapat
> anda toleransi dan gangguan seperti apa yang akan terjadi terhadap pola
> pengeluaran RT, jangan-jangan jadi tambah defisit. (ingat pertumbuhan income
> belum tentu sebesar pertumbuhan pengeluaran).
> - Lakukan simulasi, kalau deposito ini dipertahankan, berarti anda punya
> cadangan dana likuid, sehingga harus dihitung apakah bunganya akan membantu
> mengatasi defisit ?
> _ Seandainya dana tersebut digunakan untuk mengurani pokok pinjaman, dengan
> jangka waktu yang sama, seberapa besar cicilannya akan berubah ?
>
> Thanks
>
> Jemitra
>
> ________________________________
> From: Lusi <jl_interl...@yahoo.com <jl_interlude%40yahoo.com>>
> To: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com<AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com>
> Sent: Monday, April 20, 2009 6:26:49 PM
> Subject: [Keuangan] Deposito atau Kurangi Pinjaman KPR ?
>
> Dear Temans Temins,
>
> Saya ikut KPR dengan BTN, jangka waktu 13 tahun , baru berjalan 1 tahun.
> Dalam waktu sekarang ini, saya ada sedikit tabungan,
> dan saya bermaksud untuk memasukkannya ke BTN untuk mengurangi pinjaman
> saya.
> Tapi menurut orang BTN, kenapa uangnya tidak di depositokan saja ?
> Waktu saya ikut KPR, bunga 9.5% / tahun,
> sekarang di BTN, bunga KPR 14%.
> yang saya ingin tanyakan adalah :
> 1. Dengan adanya perbuahan bunga KPR, apakah cicilan per bulan saya akan
> naik ?
> 2. apakah sebaiknya, saya gunakan tabungan saya untuk mengurangi pinjaman,
> atau sebaiknya digunakan untuk hal2 yg lain, misa deposito dll ??
>
> Mohon masukan dari rekan rekan sekalian.
>
> Thanks and Regards,
> Lusi
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke