At 10:47 AM 9/29/2009, you wrote:
>
>
>Bursa Shanghai pergerakannya sangat mempengaruhi para investor dalam 
>negeri dan regional. Saya coba buat prediksi pergerakan IHSG harian 
>yang biasanya menggunakan indikator Bursa Amerika, regional pagi dan 
>harga komoditas (minyak mentah paling berpengaruh).

Mengapa minyak mentah?

Apa iya kalau minyak mentah naik - lantas PASTI pasar saham juga 
naik?  Bukankah minyak (dan komoditas lainnya) justru adalah komponen 
COST dari suatu perusahaan?  (Untuk Indonesia harga minyak juga 
adalah komponen COST di sisi keuangan negara)

Dengan logika itu, maka kalau harga minyak dan komoditas naik - maka 
ongkos perusahaan menjadi naik (belum ditambah dengan ongkos di sisi 
pembeli).  Dengan ongkos yang naik - maka potensi laba akan 
turun.  Dan bila potensi laba turun - maka nilai perusahaan 
seharusnya... turun.

Kalau nilai suatu perusahaan seharusnya turun - lantas KENAPA harga 
sahamnya bisa naik?

Apa yang dalam satu rentang waktu terlihat bersifat korelasional 
BELUM TENTU bersifat kausalitas.
Panjang dasi Obama (atau panjang rok wanita yang sedang trendy) 
mungkin punya korelasi kuat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 
Bangladesh (atau Amerika) misalnya.

Tetapi jelas ini bukan masalah kausalitas.


>Untuk penguatan yen, ini berlangsung berbarengan dengan penguatan 
>mata uang asia lainnya, sepertinya faktor terjadinya lebih besar 
>dari pelemahan US Dollar. Deflasi Jepang perlu diwaspasi, meskipun 
>kemarin ekonominya jepang sempat membaik ditandai dengan pertumbuhan 
>ekonomi kuartal kedua, namun terjadinya deflasi bisa menghambat 
>pertumbuhan ekonomi Jepang. Ancaman deflasi sudah terlihat dari 
>ratenya yang selalu rendah.

Pergerakan nilai tukar Yen punya potensi besar untuk mengganggu aksi 
"carry trade" terhadap berbagai kelas asset - terutama yang berada di 
Emerging Asia.  Mengapa? Karena rendahnya bunga dikompensasi oleh 
volatilitas Yen yang lebih tinggi.  Rendahnya bunga juga menciptakan 
insentif untuk melakukan leverage, yang juga dapat berpengaruh pada 
potensi volatilitas harga asset yang dibeli.

Ini masih belum ikut mempertimbangkan efek penggunaan US Dollar untuk 
aksi "carry trade".   Dan bila ini terjadi, maka kita akan melihat 
volatilitas yang sangat besar atas harga berbagai asset di masa depan.

Welcome to the global roller coaster.
Fasten your (financial) seat belt.

Kirim email ke