Setuju sekali. . saya kira setuju tidak setuju . suka atau tidaksuka.
Habibie lah yang menjadi tokoh yang pertama kali berani meletakan dasar
demokrasi pers yang kita alami saat ini. 

 

Pada masa itu saya melihat bahwa kabinet bisa rapat sampai jauh malam, rapat
rapat DPR pun dilakukan sampai pagi . artinya pada saat itu pola kerja keras
benar-benar diterapkan, mencoba memecahkan masalah negeri ini dengan serius.
Tetapi demo dan antipati bersifat pribadi tetap berlangsung dengan kadar
yang mendekati kurang ajar. 

 

Tetapi Habibie tetap bersikap elegant dan demokrat. Saya ingat seorang ...
Hutabarat (?) wartawan sebuah media dalam pertemuan dengan Habibie ketika
minta maaf karena akan mengajukan pertanyaan yang menurutnya tidak sopan..
habibie membalasnya dengan gentleman menolak yang bersangkutan untuk minta
maaf karena tidak ada yang harus dipersalahkan ketika mengajukan pertanyaan
atau kritik dalam alam demokrasi.

 

Sehingga ketika laporan pertanggung jawabannya ditolak MPR (semprul) saat
itu banyak orang seperti lega karena MPR berhasil membuang sisa sisa
Soeharto . tetapi sebenarnya bangsa ini telah kehilangan kesempatan untuk
meminta salah seorang terbaiknya yang serius mengurus negeri ini membangun
harga diri dan kebanggaan bangsa ini. 

 

Sebenarnya yang lega adalah Habibie itu sendiri karena keluar dari situasi
kerja keras yang sungguh melelahkan. Sehingga ketika laporan pertanggung
jawabannya ditolak . Habibe tidak marah atau menggungat balik atau
mempertanyakan di mana masalahnya tetapi barangkali bersyukur karena lepas
dari beban pekerjaan berat yang ditangani dengan sangat serius. sayang
sekali .. sekali lagi bangsa ini menyia nyiakan kesempatan baiknya. 

 

Ketika presiden penggantinya Gud Dur menaiki jabatan presiden, disitu kita
mulai menyadari bahwa kepemimpinan itu butuh kualitas pribadi yang kuat ..
bukan saja sekedar tukang teriak jalanan yang bisa lari sewaktu waktu.
tetapi komitmen, keteguhan, kecerdikan dan stamina yang kuat. kalau memang
benar-benar kita serius ingin menangani negeri ini. Bukan sekedar berkuasa,
mencari kebesaran dengan iklan, menjaga penampilan tetapi tidak mengurusi
substansinya secara sungguh-sungguh.. Itu hanya demokrasi akal buaya . bukan
demokrasi akal budi. 

 

 

Tabik,

andy

 

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of oka.widana
Sent: 20 Oktober 2009 12:11
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] OOT: Fatsun politik alias sopan santun politik

 

  

Negeri ini konon negeri yang memiliki rakyat ramah dan penuh sopan santun.
Saya bilang, mungkin dalam kehidupan sehari2, ada sopan santun itu tetapi
dalam politik, tak ada.

Hari ini dari 3 mantan Presiden yang masih hidup, yang pasti semuanya
diundang untuk hadir dalam pelantikan Presiden SBY, hanya pak Habibie yang
hadir. Gus Dur, mungkin sakit, Bu Mega, mungkin sibuk atau sudah diwakili
suaminya, sebagai Ketua MPR.

Pak Habibie, Presiden Indonesia, yang tak pernah dipilih oleh MPR sebagai
Presiden, melainkan karena Presiden pada saat itu (pak Harto) mengundurkan
diri. 

Presiden yang masa pemerintahannya paling pendek, 16 bulan (CMIIW), yang
hari-hari pemerintahannya dipenuhi demo mahasiswa. Saya masih ingat, karena
demonya sering lewat depan kantor saya, penuh cacian dan hinaan pribadi. 

Presiden yang memaksakan Sidang Istimewa MPR, supaya pemilu bisa dipercepat
dan kita memasuki era dmeokrasi. Tetapi akibatnya terjadi peristiwa
Semanggi, karena Mahasiswa demo menolak SI MPR, dan maunya ngak pakai pemilu
untuk membangun pemerintahan. Sementara aparat, tak memperlakukan demo itu,
seperti kalo aparat sekarang memanage demo.

Mungkin sebagian diantara mahasiswa pada saat itu sudah jadi profesional dan
sudah menjadi member millis ini.

Presiden yang ketika masuk kegedung MPR, ketika sidang MPR, protokol tak
minta hadirin untuk berdiri. Protokal dipakasa media, LSM dan partai politik
untuk tak meminta hadirin berdiri.

Kalo kita sekarang berdiri dan berkaca, mungkin Mahasiswa berperan, LSM
berperan, Media berperan, tapi era pak Habibie lah demokrasi Indonesia
ditanam. Dan hanya pak habibie lah sekarang yang ngak punya beban masa lalu,
melenggang masuk keruang sidang MPR untuk menuai kekaguman dan simpati. Dia
memberi contoh, sopan santun politik yang sesungguhnya.

Oka

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke