At 09:07 PM 2/2/2010, you wrote:

Blie Oka,

Untuk memahami apa yang terjadi pada penjual - maka kita harus 
melihat apa yang terjadi pada pembeli.

Konsumen pupuk terbesar di Indonesia adalah petani padi.
Itu yang menjadi rantai awal rangkaian panjang subsidi.

Bila orang Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap beras 
(dan berarti mengurangi subsidi atas beras) - maka akan jauh lebih 
banyak pupuk tersedia bagi penanaman tanaman pangan lainnya.

Kalau memang harga pupuk harus naik karena harga gas naik - tentu 
masih bisa disesuaikan bila konsumen penggunanya adalah non-beras.

Lain masalah kalau konsumen terbesarnya adalah petani padi - di mana 
padi adalah juga salah satu komoditas yang sensitif secara politik.



>Kok larinya kesubsidi ya? :))... subsidi membuat industri manja, 
>inefisien dan boros....itu saya sepakati. Memang casenya kebetulan 
>adalah industri pupuk, salah satu industri penerima subsidi, sampai sekarang.
>
>Saya membacanya adalah kesulitan bahan baku. Padahal, kita, 
>penghasil bahan baku itu. Saya kira ada masalah pada rantai supply 
>chain industri gas, sehingga even pabrik pupuk bersedia membeli dg 
>harga pasar, gas nya tdk tersedia. Berbeda katakanlah dg CPO, yg 
>juga banyak dikuasai asing, namun produsen CPO, tak bisa seenak 
>udelnya menjual keluar, karena ada mekanisme tarif barrier disitu.
>
>
>
>Teman2 yg bekerja diindustri migas bisa membantu?

Kirim email ke