On 10 Feb 2010 at 17:26, nazarjb wrote:
> Ikut kasih koment.
> Itu karena pembangunan ekonominya kurang gaul.
> Kalau pembangunan ekonominya gaul, maka tentu
> banyak daerah-daerah yang sudah dibangun dan
> berkembang. Tapi karena pembangunan ekonomi hanya
> anak rumahan (jawa-bali), maka otomatis pembanunan
> ekonomi tidak jauh-jauh dari rumahnya sendiri.
> Selain itu, rekrutmen PNS juga kurang gaul,
> akibatnya hanya merekrut orang-orang dekatnya
> saja. 
> 
> Karena itu, sepertinya pemerintah perlu diajari
> untuk membuat "kebijakan ekonimi nasional yang
> gaul"alias banyak teman/sahabat. Dan tentunya
> Rekrutmen PNSnya harus Gaul pula. Biar tidak
> menjadi "katak dalam tempurung" 

syahdan ,

penerimaan pns/pejabat di pemda sudah diserahkan kewenangannya ke pemda ybs,
ditambah adanya terminologi putra_daerah (sangat) terasa
sehingga "wajar" bila yg mendaftar/direkrut/dilantik juga dekat_dekat di pemda 
ybs :)

kecuali bagi instansi vertikal (tni/polisi/hukum/fiskal/agama) ?

btw, semoga pembangunan/implementasi serat optik cincin palapa
terwujud dalam jangka waktu dekat :)

cmiiw

sinung

> 
> Salam
> Nazar
> On: Tbo-Jbi Si Tukang Kebun
> 
> 
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, anton ms wardhana
> <ari.am...@...> wrote:
> >
> >      sebagai warga luar Jawa meskipun masih ber-KTP Jabodetabek :p 
> tentu
> > berharap keadaan ini tidak terlalu lama.
> > tidak berarti harus sama rata sama rasa, tetapi setidaknya
> ketinggalannya
> > nggak jauh-jauh amat. syukur2 bila bisa dikembangkan masing2 propinsi
> sesuai
> > peruntukan atau kekuatannya masing2.
> > 





/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-demokrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafatnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/






Kirim email ke