Saya sedang beropini tetapi temanya merefleksikan problem sosial. Dan yang 'sosial' akan menjadi lucu bila didekati secara individual. Anda ini kok kesannya mencari-cari kesalahan. Silahkan baca artikel opini di media masa, ambil contoh Kompas. Tajuk Rencana hari ini memakai kata 'kita' sebagai kata ganti, padahal itu tak mewakili keseluruhan. Apakah semua orang pasti bersetuju? Saya malah tidak paham beda 'opini' dan 'orasi', bukankah orasi bisa jadi sebagai sarana menyampaikan opini? (jika benar pemahaman saya, bahwa secara etimologis 'orasi' berakar dari kata 'oratio' yg artinya bicara, berdiskursus, etc. beda dg 'rhetoric' yg memang diasalkan sebagai ketrampilan berargumen untuk memengaruhi opini orang sebagaimana dipraktikkan kaum Sofis di Yunani kuno itu ).
Jika Anda keberatan, tinggal ganti saja kata 'kita' itu dengan 'saya dan sebagian kecil dari Anda', 'saya dan sebagian besar dari Anda', 'Saya dan hampir seluruhnya dari orang Indonesia', dll......(ini maksud dari kemiskinan kata-kata itu...jika memang kata-kata itu kaya, apakah kata ganti yg tepat utk mewakili gagasan 'bukan tunggal' namun juga 'bukan keseluruhan'?). Saya kira tiap generalisasi mengandung bahaya totalisasi. Saya maklum dg kekhawatiran Anda. Tapi mendugai bahwa saya lalu akan otoriter dan mengeksklusi liyan dalam konteks ini, jauh panggang dari api ( bahkan Pak Rachman. pun berbeda, dan wajar2 saja kan? )Itu rasanya sekedar mewakili keprihatinan banyak orang. Toh, lagi2 Kompas seringkali menurunkan tulisan dg kata ganti 'kita' tanpa wajib bertanya dulu apakah semua boleh diwakilinya bukan? misalnya liputan ttg bahaya internet bagi anak, Kompas mengajak 'kita' mewaspadai dan menjaga anak-anak 'kita'. Sayang sekali Kompas tak bertanya kepada Anda, karena siapa tahu Anda tidak punya kekhwatiran seperti itu. Selebihnya saya memohon maaf jika tulisan awal saya terpahami menyertakan Anda dan sebagian warga milis ini. Kepada warga yg lain tentu harus berhati-hati di kemudian hari jika hendak memakai kata ganti 'kita' :-) salam, pras ________________________________ Dari: lubeckym <lubec...@indosat.net.id> Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 22:04:13 Judul: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf Kata "kita" scr leksikal memang berarti saya dan anda2 semua. klo anda mengembangkan "kita" menjadi soal "bagian kolektivitas dan nasion", itu sdh menjadi konotasi [makna kias]. Jadi ini bukan masalah kemiskinan kata2x spt yg anda bilang. Ini membuat saya berpikir, [cmiiw] apakah anda sedang ber-opini atau ber-orasi? Klo anda beropini scr pribadi, menurut hemat saya lbh baik menggunakan kata ganti tunggal [instead of we] dlm ber-opini. Itu berarti anda membuka ruang bhw ada org yg mungkin berbeda pandangan dengan anda. Lain lagi soalnya jika anda ber-orasi yg memang perlu persuasif. itu saja kok maksud saya. peace, lubeck ----- Original Message ----- From: prastowo prastowo To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:59 AM Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf Terima kasih. Saya coba koreksi, kira2 kata ganti apa yang cocok? Kita tentu saja berpotensi melakukan generalisasi, tapi itulah kemiskinan kata-kata. Saya tidak tahu kata ganti apa yang tepat untuk mewakili sejuta, dua juta, 100 juta, atau 220 minus satu rakyat Indonesia? Saya koreksi, kita di sini bukan perangkuman simplistis 'saya dan Anda-anda semua', tapi pemakaian yg terkait konsepsi kita sebagai komunitas dan bangsa. Apakah salah ketika SBY mengatakan 'kita harus tetap optimis memberantas korupsi...', dan seorang demonstran yang memakai kalimat 'kita harus turunkan SBY...'.... Anda akan lebih bingung jika sebuah riset ttg ini ditulis dlm bahasa Inggris? apa kata ganti utk kolektivitas jika bukan 'We'? Di sini kita ingat disertasi Prof. Fuad Hassan yg masyhur, 'Kami dan Kita; Mode of Togetherness' ....Kita punya keunggulan di sini, dan ternyata maknanya dalam. Saya sendiri merasa tak terjangkiti virus itu, bahkan saya menolaknya. Tapi saya tetap memakai kata 'kita' karena saya menjadi bagian dari sebuah kolektivitas atau nasion bernama Indonesia. Mungkin saja benar Ben Anderson, kita (nah, salah lagi kan? ), hidup dalam kerangka 'imagined community'.. .. Semoga memperjelas. salam kekitaan, pras ____________ _________ _________ __ Dari: lubeckym <lubec...@indosat. net.id> Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 19:27:32 Judul: Re: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf bung pras, uraian yg menarik. namun sebaiknya jangan menggunakan kata "KITA". Karena pengalaman bung pras tidak mewakili pengalaman anggota milis dan/atau at least, pengalaman saya sendiri, terutama pandangan ttg politik dan juga ttg virus yg menjangkiti. salam, lubeck. ----- Original Message ----- From: prastowo prastowo To: keuangan milis Sent: Tuesday, February 16, 2010 10:02 AM Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf Bli Oka, Terima kasih apresiasinya. Kawan-kawan, Tadi pagi saat berangkat kerja, apakah teman2 mendengarkan Radio Elshinta? ada wawancara dengan Rohmamuruziy ( politisi PPP) dan J. Kristiadi ( pengamat politik CSIS ). Jika kita mendengarkannya serta merta bisa membedakan mana yg 'politikus' dan yang bukan. Romy hanya mau mengatakan bahwa tawar-menawar dlm politik itu wajar harus berputar-putar mencari dalih dan membangun argumen agar ujung jawabannya yg membenarkan tawar-menawar secara politis ini diterima publik. Berbeda dengan Kristiadi yang lugas, karena tidak memiliki beban apa pun. Mungkin saja kita sebal dan muak dg sikap dan cara tutur politisi, tapi itulah politik (kita). Tak mungkin semua ini ada dan terjadi tanpa andil kita. kita bukan pengamat bak komentator sepak bola yang ada di luar lapangan. Sedikit banyak itulah gambaran 'kita' dan wajah bangsa ini. Membiarkan ini terjadi dan bersikap apolitis, hanya akan menjadikan mereka tampak istimewa, lalu merasa berhak menjadi orang dg privilese. Satu-satunya cara ya melibati, entah dg apa pun. Fesbuk, milis, nulis blog, artikel, turun ke jalan,adalah bagian tak terpisahkan dari itu semua, dan sudah terbukti mujarab. Saya setuju, kita telah memilihnya, juga harus mau terima konsekuensinya. Reformasi adalah mengembalikan TNI ke barak, maka tak usah mengeluh jika rasa aman jadi barang mahal.Romantisisme ttg Orde Baru yang aman jelas menggoda, tapi harus dilawan. Inilah jalan paradoks. Terakhir, sedikit menyisipkan apa yg dalam teori etika disebut 'supererogatory' atau keadaan 'melampaui yg bisa dinilai secara moral'. Terorisme kita terima sebagai kejahatan tapi sekaligus dielukan sebagai tindakan jihad dan orangnya adalah sekaligus penjahat dan martir. Mereka memiliki mekanisme 'transformasi' dan 'transubstansiasi' , apa yang jahat menurut ukuran moralitas wajar ( membunuh, membom) menjadi luhur. reproduksi ini karena kita menciptakan istilah dan arena yang eksklusif. mereka dijuluki 'syuhada' atau 'martir', diwawancarai, dibukukan, diteliti, diliput secara eksklusif, bahkan ketika ditahan mereka diperlakukan khusus, misalnya Guantanamo. Ini yg menciptakan kloning. Apakah demikian dg kita dan khususnya para politisi? boleh jadi. Tapi melihat gelagat animo utk terkenal dan narsis di ajang kontes-kontesan, dari Idola Cilik, Idol remaja, hingga cari jodoh, agaknya virus itu menjangkiti kita semua.... salam, pras ____________ _________ _________ __ Dari: Oka Widana <o...@ahlikeuangan- indonesia. com> Kepada: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo. com> Terkirim: Sen, 15 Februari, 2010 18:39:16 Judul: Re: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf Saya senang dg tulisan Anda dibawah Mas, mungkin karena saya sepaham. Semua yg kita saksikan, bahkan kita baca dimillis ini, adalah konsewensi sistem demokrasi yg kita pilih. Jeleknya antara lain, pengambilan keputusan menjadi panjang dan berliku, pemimpin lebih banyak beriklan daripada bekerja dst. Bagusnya, semua serba terbuka, semua boleh menilai. Toh sistem demokrasi adalah pilihan natural jika kita ingin menerapkan ekonomi pasar (apapun kemudian istilahnya termasuk ekonomi Pancasila atau Neo Lib etc). Makanya mari bersabar dg proses yg kita lalui sebagai bangsa. Silahkan pilih, jadi penonton dan komentator yang baik (kemudian tinggal salurkan suara 5 tahun sekali) atau jadi pemain (politikus), dengan segala konsekwensinya. Oka Powered by Telkomsel BlackBerry® ____________ _________ _________ __ From: prastowo prastowo <sesaw...@yahoo. com> Date: Tue, 16 Feb 2010 09:56:00 +0800 (SGT) To: <AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com> Subject: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century --Maaf Hehe..Mas Ryan saya tidak esmosi lho apalagi marah. Tapi kalau ada kesan itu, mohon maaf ya. Juga kepada mas Eko Prasetiyo, jika kata-kata saya tidak berkenan mohon dimaafkan. Lha anak bukan, bini kagak, ntar kalau saya marahi bisa berabe J Tapi begini, saya hanya ingin meluruskan dikotomi yang simplistis. Pro bail out = pro penyelamatan ekonomi negara Kontra bail out = pro Pansus yang cari-cari kesalahan dan perkara itu Seolah-olah tidak ada alternatif lain pada kedua posisi itu, misalnya: 1. Pro bail out tak serta merta beralasan bahwa ini penting untuk keselamatan ekonomi negara. Pakar hukum yang setuju bahkan sekedar melihat legalitasnya, dan saya kira secara legal-formal bail out ini sah karena saat itu didasarkan pada landasan hukum positif yang sah. 2. Kontra bail out, tak serta merta anti-bail out. Saya kesampingkan sikap politisi karena itu berada di luar pemahaman dan sikap saya. Banyak juga ekonom yang menolak bail out secara teoritik tapi sekaligus bisa memahami kebijakan itu diambil. Ada juga pakar hukum yang menyoal ini karena secara normatif prosesnya tidak benar. Nah, jika demikian sikap a priori dan penyimpulan ‘ex ante’ pastilah tidak tepat. 1. Pansus pasti keliru karena ini serba politik dan penuh intrik. Bisa jadi ya dan bisa jadi tidak, wong kita belum tahu kesimpulannya apa. Jika kesimpulannya ‘brengsek’ dan tak sesuai fakta yang mengemuka, tanpa dihujat saja mereka akan habis. Saya kira mereka pun terjebak dalam melodrama yg mereka ciptakan sendiri, buahnya ya semoga rakyat yang beruntung, ada ‘blessing in disguise’. 2. Ibu Sri dan Pak Budiono pasti benar, karena beliau ini orang-orang yang bersih, profesional, dan berprestasi. Saya kira tak ada yang menyangsikan, tetapi ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan bail out yang diambil. Maka saya kira tetap ada hal-hal baik: 1. Bangsa ini sedang berada dan belajar merawat tegangan antara teknokratisme vs kontrol demokratik. Kita harus bedakan mana yg secara sistem benar dengan apa yang terjadi untuk menilai kinerja Pansus. Dengan sidang yang terbuka rasanya rakyat yg diuntungkan karena jika parlemen pd akhirnya ‘bermain’, rakyatlah yang akan menghukum. Boleh jadi whistleblower revolusi justru Senayan, karena kemuakan rakyat pada wakilnya. 2. Rekomendasi Pansus kita awasi, dan jalan masih berliku. Secara hukum yg akan menyelesaikan adalah KPK, termasuk kepolisian dan kejaksaan. Ada kewenangan lain di luar soal kebijakan, yakni ada tidaknya kerugian pada keuangan negara akibat kebijakan ini. Ini yang juga kita nantikan. Kadang kita gamang dan lelah mengikuti cara berpikir ‘orang’ politik, tapi sebaliknya, jangan-jangan orang non-ekonomi juga tak mudah paham dan maklum akan cara berpikir ‘orang’ ekonomi. Maka perlu pendekatan multidisiplin, untuk duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Dan itulah tugas pemimpin, bagaimana ia mengorganisir semua perbedaan ini dalam kontestasi yang membawa maslahat, tidak malah ikut-ikutan menjadi artis sinetron. Singkat kata, ujung semua ini adalah krisis kepemimpinan di semua lini, utamanya di pucuk bangsa ini ketika kita butuh sekali orang yang bervisi dan berani menjadi pandu bagi arah anak bangsa ini menuju. Menyoal mengapa kok tuduhan ke pasangan tertentu, semoga Anda bisa memahami dari yang tersirat. Tapi semoga kita juga tak mengulang kesalahan, menghukum yang tak bersalah. jabat erat, pras ____________ _________ _________ __ Dari: Ryan Fitriyanto <fitriyanto@ ahlikeua ngan-indonesia. com> Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Jum, 12 Februari, 2010 03:19:03 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga Terima Dana Century Sabar mas Pras, Saya rasa mas Eko gak bermaksud nanya ke mas Pras, cuma karena kebetulan email yang direply adalah email mas Pras, jadinya kesannya kayak gitu, Bukan begitu mas Eko? Salam ryan 2010/2/12 prastowo prastowo <sesaw...@yahoo. com> > > > Ya tanya ke Akbar Faisal dong, kok tanya ke saya atau warga milis, kecuali > anggota Pansus ada yg jadi anggota milis ini? > > salam > >___________ _________ _________ ___ > Dari: Eko Prasetiyo <ekoprasetiyo@ gmail.com <ekoprasetiyo% 40gmail.com> > > Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com<AhliKeuangan- Indonesia% > 40yahoogroups. com> > Terkirim: Jum, 12 Februari, 2010 00:11:28 > Judul: Re: Bls: [Keuangan] Akbar: Satu Lagi, Donatur SBY-Boediono Diduga > Terima Dana Century > > kenapa fokusnya ke sby-budiono? ? > kenapa ga dana kampanye mega-prabowo & jk-win jg diperiksa?? > > O > [Non-text portions of this message have been removed] Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed] ____________ _________ _________ __ Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail. yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4869 (20100215) __________ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset. com [Non-text portions of this message have been removed] ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] __________ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4869 (20100215) __________ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset. com [Non-text portions of this message have been removed] Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]