hehe...mantap nih. itulah mengapa saya dulu pernah posting "benahi dulu sistim 
politik dan ketatanegaraan, baru merancang sistim ekonomi". Karena sistim 
politik yang buruk akan sangat mudah merusak sistim ekonomi yang dirancang. 
bukan hanya sistim ekonomi, tetapi juga sistim layanan publik lainnya. Jika 
Terlalu banyak regulasi yang abu-abu ia bisa berbalik arah kapan saja. Memang 
ekonomi dan politik itu tidak eksak/matematis, tetapi itu Bukan alasan untuk 
bebas bertindak membolak-balik sebuah regulasi, kesepakatan, kesepahaman, 
manipulatif, dsb... Ya, harus ada kesadaran moralis sebagai jiwa 
ksatria/patriotis yang fair play dan objektif. 
Mungkin karena NKRI ini terlalu majemuk dan heterogen? tetapi RRC lebih luas & 
besar. Amrik juga lebih heterogen. Lalu mengapa sistim di NKRI ini cenderung 
lebih rapuh dan inkonsisten? Saya kira kembali kepada masing-masing individunya 
(semua kalangan masyarakatnya) teruta tokoh/figur dan pemegang 
jabatan/kekuasaan (orang besar :-) ). 

NB:
Jika orang-orang yang berilmu dan berkuasa sudah tidak lagi memegang kebenaran, 
suka hidup terlalu mewah dan bermegah-megahan, saling iri dan berburuk sangka, 
sehingga membuat mereka lalai dan lupa dan saling bermusuh-musuhan, maka itulah 
awal dari kehancuran sebuah negara dan kehancuran bagi diri mereka sendiri.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Oka Widana" <o...@...> wrote:
>
> Iya mbak Dyah, tapi ngak ada Presiden masuk penjara ya?
> 
> Bener kata rekan yg dari Jambi, walau dia cuma ngigau dapat SMS ditawarin 
> posisi Gubernur BI, mungkin kalo saya ikut2an ngigau ditawarin posisi itu, 
> saya pun akan menolak.
> 
> 
> Oka
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> -----Original Message-----
> From: "dyahanggitasari" <dyahanggitas...@...>
> Date: Thu, 25 Feb 2010 08:47:39 
> To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
> Subject: [Keuangan] Re: Calon Gubernur BI, Tak Terlibat Kasus Century
> 
> 
> 
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Oka Widana" <oka@> wrote:
> >
> > Saya sih ngak kuatir ngak ada Gubernur BI. Yg membuat saya lebih kuatir 
> > adalah ngak ada orang yg mau jadi Gubernur BI. Sdh ada 2 yg masuk penjara + 
> > beberapa  Diputi Gubernur. Mungkin malah akan nambah lagi...
> > 
> 
> Nggak usah pesimis Pak Oka, masih banyaaaaak yang antre mau jadi Gubernur BI. 
> Direktur BI gajinya saja bisa lebih besar dari Presiden. Untuk gaji separo 
> gubernur BI saja sampai pada bersedia kampanye berbulan bulan keliling 
> seluruh Indonesia, apalagi dapat posisi yang gajinya dua kali lipat tanpa 
> capek capek kampanye.Luar biasa memang Indonesia ini.   Di bawah ini kutipan 
> beritanya dari Detik News:
> 
> Perbandingan Gaji Presiden, Gubernur BI dan Menteri
> Ken Yunita - detikNews
> 
> Seperti apa perbandingan gaji pejabat Indonesia? Gaji tertinggi dipegang 
> Gubernur BI yakni Rp 162,2 juta per bulan. Presiden Rp 62,74 juta perbulan. 
> Sementara menteri Rp 18,64 juta per bulan.
> 
> Sementara itu, gaji Gubernur Bank Indonesia (BI) telah mengalami kenaikan 
> pada tahun 2007 menjadi Rp 162,2 juta per bulan. Sebelumnya, gaji Gubernur BI 
> mencapai Rp 156 juta per bulan.
> 
> Kenaikan gaji juga diterapkan untuk Deputi Gubernur BI yang naik menjadi Rp 
> 136,2 juta per bulan dari sebelumnya Rp 131 juta per bulan.
> 
> Jika dilihat dari kenaikan ini, maka Gaji seorang Gubernur BI dua setengah 
> kali lebih tinggi dari total penghasilan yang diterima Presiden, yang sebesar 
> Rp 62,74 juta per bulan. (ken/i


Kirim email ke