Tapi di Amerika Serikat, yang boleh jadi contoh terbaik praktik kapitalisme, 
para kapitalis jg berkolaborasi dg para neokonservatif, dan umumnya alergi 
dengan pajak. Debat soal tarif pajak selalu menjadi menarik dan sensitif. 
Justru negara Skandinavia yg menerapkan tarif pajak lebih tinggi dapat mengikis 
ketimpangan dan kemiskinan secara lebih signifikan. Negara ternyata juga bisa 
efisien dan menentukan, tanpa semua diandaikan dibukan persaingan yang 
sebebas-bebasnya. Maka persoalannya kiranya bukan pada "negara vs pasar", tapi 
dalam hal apa pemerintah tampil dan pasar efisien.

Dari kubu mazhab 'varieties of capitalism' misalnya, membedakan setidaknya ada 
dua: LME ( liberal market economy ) dan CME ( coordinated market economy ). Di 
kubu lain memasukkan beberapa parameter untuk mengukur, semisal liberalisasi 
pendidikan, kebebasan berserikat kaum buruh, tarif pajak, tarif ekspor/impor, 
peran BUMN, dll, yang menghasilkan banyak variasi lain. Di sini saya kira 
irisan yg bisa kita kontekstualisasikan dg permasalahan konkrit di Indonesia 
menyoal kebijakan publik. 

Ada penelitian yg menghasilkan istilah 'paradox of redistribution', bahwa 
struktur penerimaan pajak justru banyak ditopang kaum pekerja bukan dari 
pengusaha atau wirausahawan. Yang saya tidak jelas malah istilah 'kapitalisasi' 
itu sendiri, bisakah ia menjadi sebuah proses ('isasi') tanpa menjadi atau 
mengandaikan sebuah ('isme'). Karena kebijakan tak pernah lahir dari ruang 
hampa.

Tapi soal pajak untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat sepenuhnya saya 
setuju, meski kawan Hayek atau Friedman, dua mahaguru penganjur neoliberalisme, 
tak menyetujuinya.

salam




________________________________
Dari: "heriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com" 
<heriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com>
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 22 Maret, 2010 22:47:55
Judul: Re: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil 
Privatisasi Air di Jakarta sekarang

Memang benar. Dalam iklim kapitalisasi dibuka persaingan yang sehat sehingga 
iklim usaha akan makin efisien. Bisnis akan makin berkembang yang diikuti 
dengan peningkatan perolehan pajak. Pendapatan dari pajak ini pada akhirnya 
digunakan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Jhon Veter" <jhon_ve...@yahoo.com.sg>
Date: Tue, 23 Mar 2010 08:40:16 
To: <AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com>
Subject: RE: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil 
Privatisasi Air di Jakarta sekarang



Kapitalisasi itu saya rasa berbeda dengan monopoli. Kalo monopoli kan tidak
ada persaingan, sementara kapitalisasi berbicara tentang memberikan
kesempatan kepada semua pihak. Sebagai contoh untuk kapitalisasi kita bisa
lihat pada kasus toko sembako. Misal di sebuah tempat hanya ada satu toko
sembako maka jelas ia dapat mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya karena
memang setiap orang butuh barang yang toko ini jual. 



Selanjutnya kemudian karena melihat keuntungan yang besar maka muncullah
toko sembako lain yang ingin ikut merasakan keuntungan besar tersebut.
Setelah toko-toko sembako lain muncul maka mau tidak mau akan ada persaingan
harga sampai di sebuah titik dimana para toko sembako seakan-akan "sepakat"
tidak akan menurunkan harga di bawah itu lagi. Harga kesepakatan inilah yang
membuat harga menjadi "efisien".



Apabila kemudian muncul pemain baru toko sembako di daerah tersebut dan
kemudian menurunkan harga secara gila maka itu biasanya hanya terjadi sesaat
saja ... pada akhirnya kebutuhan akan profit margin akan berbicara dan harga
kembali ke tingkat efisien tersebut. Sebaliknya jika pemain lama atau pemain
baru tidak dapat mengikuti harga "efisien" tersebut maka sudah pasti toko
tersebut akan gulung tikar karena ditinggal pembelinya.



Nah yang jad masalah itu kalo di daerah tersebut ada LSM ... dengan nama
"Kongsi Sembako Murah (KosemMur)". Di mata LSM harga di toko sembako
masiiiihhh mahal. Menurutnya pemerintah harus menurunkan harga karena rakyat
tidak bisa membeli sembako, bahkan sedengnya kadang mereka bilang
neoliberalisme hanya menguntungkan para pedagang toko sembako saja ...
wakakak. Apakah dia tidak tahu satu toko sembako minimum memperkerjakan 3
orang karyawan dan setidaknya ada 10 orang yang hidupnya bergantung dari
profit toko tersebut?



Kira-kira demikian pandangan saya untuk orang-orang yang anti neolib padahal
mereka kayanya dari neolib juga.



Salam



JV













-----Original Message-----
From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Wong Cilik
Sent: 22 Maret 2010 14:44
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil
Privatisasi Air di Jakarta sekarang



Setuju sih...



Walaupun kadang yang diajak jadi mitra swastanya kadang-kadang bisa

kelewatan juga. Di negara lain (entah kongo atau mana di afrika gitu

kale...) saya pernah lihat penduduknya malah kena kutuk...  Gara-garanya

kenapa? Waktu ngajak mitra asing bangun saluran air/kebersihan, ternyata

pemerintahnya malah kasi monopoli. Saking jahatnya mau nampung air ujan aja

gak bole sama itu swasta.



Sama lah dengan India jamannya Mahatma Gandhi. Seluruh hak pembuatan garam

dimiliki swasta (inggris), sampai-sampai penduduk pantai mau jemur air laut

buat garam sendiri juga gak boleh.



Yah yang macam di atas ini sih gara-gara pemerintahnya bodo dan tangan besi.



Kasus modern barangkali seperti studi kasusnya pak Palamu99...  soal stapled

securities itu. Kasusnya kan masalah perusahaan infrastruktur/jalan tol

kalau gak salah. Di australia karena banyak jalan alternatif, banyak yang

lebih pilih jalan gratis walaupun akibatnya jalan alternatif tersebut jadi

macet. Sudah di bangun tapi jalan tolnya sepi pengunjung gara-gara mahal.

Yah yang macam begini kan jadi dilema juga...  ngundang investor bikin jalan

tapi malah investornya merugi.



2010/3/22 Jhon Veter <jhon_ve...@yahoo.com.sg>



> 

> 

> Dear pak Poltak,

> 

> 

> 

> Pandangan inilah yang harusnya diketahui publik, terkadang di Koran atau

> pun

> majalah kebanyakan pandangan dari LSM yang gak tahu juntrungannya,
pahlawan

> kesiangan lah. Padahal yang namanya kapitalisasi itu gak selamanya buruk
..

> Malah win-win solution.

> 

> 

> 

> Salam

> 

> 

> 

> JV

> 

> 

> 

>  _____

> 

> From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

> [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Poltak

> Hotradero

> Sent: 22 Maret 2010 6:53

> To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com

> Subject: Re: [Millis AKI- stop smoking] Antara Neoliberalisme dan hasil

> Privatisasi Air di Jakarta sekarang

> 

> 

> 

> 

> 

> At 11:36 PM 3/21/2010, you wrote:

> 

> Betul, masalah adalah lebih kompleks daripada yang terlihat.

> Coba kita analisa satu persatu:

> 

> PAM = Perusahaan Air Minum. Ini berarti output perusahaan tersebut

> adalah Air untuk Minum.

> Pertanyaannya: Apakah airnya bisa langsung diminum? Ternyata

> tidak. Masih perlu diolah dengan cara dimasak dulu. Berapa

> harganya? Untuk Jakarta rata-rata sekitar Rp. 6600 per meter

> kubik. Ini sama setara dengan Rp. 6,6 per liter.

> 

> Berapa yang kita bayar untuk beli air minum galonan? Rp. 5000 -

> 12000 per galonan (isi 19 liter). Ini berarti harganya Rp. 263

> hingga Rp. 630 per liter. Saya jadi heran, kalau ada orang yang

> ribut soal air PAM yang hampir 50-100 kali lebih murah -- tapi nggak

> ribut soal harga air minum galonan.

> 

> Ah iya, apakah di antara kita ada yang mandi pakai air galonan? atau

> siram WC? atau cuci mobil? Nggak ada. Air galonan cuma buat diminum.

> 

> Ini berarti mahalnya harga air berakibat kita semakin berhemat dalam

> mengkonsumsinya. Dan juga sebaliknya, bila air harganya murah --

> maka kita akan cenderung memboroskannya. Kita pakai untuk mandi,

> mencuci pakaian, menyiram WC, mencuci mobil, menyiram

> kebun. Sedemikian borosnya, sampai kalau pipa / keran bocor saja

> kita malas memperbaikinya. Dibiarkan saja bocor.

> 

> Ini namanya munafik. Mau harga murah, tapi malah dibuang-buang.
Diboroskan.

> 

> Air memang gratis - ada di mana-mana, tapi air bersih tidak pernah

> bisa gratis.

> Mengapa? Karena selalu ada biaya ekonomi yang diperlukan untuk

> membersihkan air. Menampungnya, Mengalirkannya.

> 

> Dulu PAM yang melakukannya. Tapi karena harga jual air-nya tidak

> pernah menutup biaya produksi jadinya tekor - akibatnya modal PAM

> terkuras. Dengan modal yang terkuras, PAM tidak bisa memperluas

> jaringan - karena tidak ada duit untuk mengusahakan air baku,

> menampung, membersihkan, dan mengalirkannya. Jangan kata beli pipa

> berpuluh atau beratus kilometer.

> 

> Alhasil, yang dari satu kota - yang bisa dilayani cuman

> 30-40%-nya. Sisanya tidak terlayani. Dan yang tidak terlayani ini

> terpaksa membeli air bersih pikulan. Atau menampung air hujan. Atau

> menyedot air tanah (sehingga permukaan air tanah jadi turun - air

> asin merembes masuk dan akhirnya merusak lingkungan). Air pikulan

> harganya berkali-kali lebih mahal daripada air PAM.

> 

> Privasisasi Air adalah untuk mencapai jalan tengah.

> 

> Dengan melibatkan sektor private/swasta, maka tersedia modal bagi

> perusahaan air untuk mengembangkan jaringan. Buat beli pipa dan

> memasangnya. Buat mengusahakan air baku.

> 

> Harga air jadi naik? Ya wajar saja, kan pipa harus dibeli dan

> dipasang. Air yang perlu dibersihkan dan dialirkan kan juga jadi

> lebih banyak.

> 

> Namun begitu, bagi ribuan rumah tangga dan jutaan orang yang

> sebelumnya harus beli air pikulan -- harga itu tetap JAUH lebih

> murah. Dan kualitasnya jauh lebih baik daripada air hujan yang

> ditampung - atau air tanah yang makin tercemar (JUTAAN orang yang

> tinggal di daerah Jakarta Utara - tahu persis seperti apa kualitas

> air tanah di sana seperti apa).

> 

> Harga yang lebih mahal juga akan membuat orang lebih menghargai

> air. Kalau punya pipa yang bocor atau keran yang rusak -- akan

> segera diperbaiki, karena membiarkannya akan sama dengan membuang-buang

> uang.

> 

> Wajarkah kalau perusahaan air bersih beroleh laba? Wajar-wajar

> saja. Toh dengan laba tersebut - maka akan diperoleh modal yang

> lebih kuat. Modal yang lebih kuat akan berkonsekuensi belanja modal

> (capex) yang lebih besar, yang berarti lebih banyak pipa yang bisa

> dibeli dan lebih banyak air yang bisa dibersihkan. Dan ini berarti

> lebih banyak lagi orang yang bisa beroleh akses terhadap air bersih

> lewat pipa. Nggak perlu dipikul atau nampung air hujan. Perusahaan

> air beroleh laba - sementara konsumen beroleh untung. Win-win situation.

> 

> Dengan air yang lebih mahal - maka orang akan cenderung mandi

> menggunakan shower. Mengapa? Karena mandi menggunakan bak dan

> gayung bisa 5-10 kali lebih boros air.

> 

> Selama orang masih mandi menggunakan bak dan gayung -- berarti air

> bersih masih dianggap murah.

> Selama orang membiarkan pipa dan kerannya rusak -- berarti air bersih

> masih dianggap murah.

> Air bocor yang menetes tiap 2 detik -- volumenya akan setara dengan

> 16,35 liter per hari - hampir sebanyak air galonan.

> 

> Sebesar itulah air yang terbuang. Per hari. Hanya dari satu titik

> kebocoran.

> 

> Dan selama masih ada air yang terbuang percuma... jangan ribut soal harga.

> 

> Kalau nggak mau dibilang munafik.

> 

> >Kalo soal air bersih perkotaan, saya kira baik model privat maupun bumd

> >sama-sama kurang berhasil. Contoh yang bumd: Lima belas tahun tinggal di

> >Bekasi, baru minggu lalu ada pengumuman BAKAL dipasang jaringan air

> >bersih. Dulu, 1980-an, ortu saya juga "talak-3" dengan PAM Bandung

> >karena airnya sering ga ngocor.

> >

> >Mungkin persoalannya bukan "privat-vs-bumd". Soal tata-kota. Dengan

> >pertumbuhan kota-kota di Indonesia yang seenaknya sendiri tanpa arah,

> >bagaimana penyedia layanan publik (air bersih) bisa optimal? Dan tidak

> >hanya air bersih, semua urusan layanan publik bermasalah: jaringan air

> >kotor, transportasi masal, jalan raya, telekom kabel. Kalo telekom radio

> >/ seluler sih enak, karena menggunakan medium udara sebgaia

> >infrastruktur. Tapi kan air ga bisa dikirim lewat radio / udara?

> >

> >Salam

> >Hardi

> >

> >On 21/03/2010 22:49, dyahanggitasari wrote:

> > >

> > >

> > >

> > > Koran Tempo hari ini di halaman pertama atas dalam kutipan beritanya

> > > di halaman A5- A9 menyatakan:

> > >

> > > "Setelah lebih dari 10 tahun, semua target yang tertuang di kontrak

> > > kerja sama nyaris tak ada yang bisa dipenuhi pihak swasta"

> > >

> > > Lebih jauh lagi dari artikel di Tempo Interaktif pada Januari 2009

> > > tertulis :Koordinator Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (Kruha),

> > > Hamong Santono menilai rencana kenaikan tarif layanan air Jakarta

> > > sebesar 22,7 persen tidak wajar. Privatisasi air dinilai gagal.

> > > "Pasalnya sejak privatisasi pada 1998, tidak ada perbaikan kualitas

> > > layanan air bersih dari dua operator swasta,"

> > >

> > > Jadi apa untungnya ekonomi model neo liberal diterapkan di negeri ini?

> 

> 

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

> 

> 

> 

> ------------------------------------

> 

> =========================

> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"

> =========================

> Alamat penting terkait millis AKI

> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com

> Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 

> Arsip Milis AKI online:

> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 

> =========================

> Perhatian :

> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:

> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya

> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada.
Anggota

> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas

> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke

> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

> 

> 

> 

> 





[Non-text portions of this message have been removed]







------------------------------------



=========================

Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"

=========================

Alamat penting terkait millis AKI

Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 

Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 

Arsip Milis AKI online:
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com 

=========================

Perhatian : 

Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 

- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya

- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas

- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links



    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ 



    Individual Email | Traditional



    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join 

    (Yahoo! ID required)



    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 

    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com



    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com



    http://docs.yahoo.com/info/terms/ 





[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links




      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke