artikel asli:
http://economy.okezone.com/read/2010/07/21/279/354944/kinerja-ekonomi-2010-tantangan-2011

Economy - Analisa EkonomiKinerja Ekonomi 2010 & Tantangan 2011Rabu, 21 Juli
2010 - 10:05 wib

Tanpa terasa, kita sudah memasuki paruh kedua 2010. Sejauh ini, kinerja
ekonomi global cenderung terus membaik dan sinyal pemulihan terasa semakin
kuat.

Kondisi ini terutama didukung oleh performa beberapa negara pilar
perekonomian dunia, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, China, dan India
yang kinerjanya terus membaik.

Perbaikan ekonomi AS di antaranya tercermin dari laju ekonomi triwulan
I-2010 yang mampu tumbuh 2,4 persen (yoy) dengan ditopang dari penguatan
kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga serta perbaikan di sektor industri.

Hal senada juga terjadi di Jepang dan India di mana ekspor,konsumsi
masyarakat, dan produktivitas industri menjadi daya dorong perekonomian
nasional.

Untuk China, perbaikan ekonomi terlihat dari kinerja triwulan I-2010 di mana
produk domestik bruto (PDB) melaju kencang sebesar 11,9 persen (yoy) dan
merupakan pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Selain itu, investasi aset tetap dan produktivitas industri juga tumbuh
sangat tinggi masing-masing 25,6 persen dan 19,6 persen.

Performa ekonomi China yang fantastis ini tercatat menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia lainnya khususnya melalui jalur
perdagangan (trade channel).

Sejalan dengan perkembangan positif ekonomi global, kinerja ekonomi
Indonesia pada paruh pertama 2010 juga terus membaik. Dari sisi ekonomi
makro, stabilitas berbagai indikator ekonomi relatif terjaga dengan
kecenderungan semakin menguat.

Kurs rupiah terhadap dolar AS, misalnya pada Januari 2010 pergerakan
rata-ratanya masih berkisar Rp9.294, namun rupiah terus menguat dan pada
Juni 2010 sudah berada pada tingkat Rp9.150 per dolar AS.

Untuk laju inflasi,meskipun pada Mei dan Juni 2010 mengalami kenaikan, tapi
secara umum tekanan inflasi sepanjang Januari-Juni 2010 masih relatif
terkendali dan berada dalam koridor sesuai sasaran pemerintah dan Bank
Indonesia (BI). Dari sisi sektor riil, kinerja beberapa variabel terkait
juga mencerminkan adanya penguatan.

Kinerja ekspor, misalnya nilai kumulatifnya dalam lima bulan pertama 2010
mencapai USD60 miliar atau meningkat cukup tajam 47,68 persen dibandingkan
periode yang sama tahun 2009 lalu.

Sejalan dengan penguatan ekspor tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir
Juni 2010 meningkat menjadi USD76,32 miliar dan kinerja neraca pembayaran
pada triwulan II-2010 diperkirakan tetap surplus sebagaimana pada triwulan
sebelumnya.

Dari sisi konsumsi, total penjualan mobil enam bulan pertama 2010 yang naik
fenomenal 76 persen dibandingkan tahun lalu menjadi salah satu indikator
masih kuatnya konsumsi rumah tangga.

Sedangkan dari sisi investasi, penjualan semen di dalam negeri triwulan
I-2010 yang naik secara tahunan sebesar 17,7 persen mencerminkan
perkembangan positif kinerja investasi.

Kenaikan penjualan semen ini sejalan dengan maraknya kegiatan investasi
sektor properti di berbagai kota besar di Indonesia baik untuk kepentingan
komersial maupun residensial.

Berkaca pada kondisi di atas, bisa disimpulkan performa ekonomi domestik di
sepanjang paruh pertama 2010 cukup menggembirakan. Tanpa adanya kebijakan
dan kejadian luar biasa (shock), kinerja ekonomi Indonesia hingga akhir 2010
akan tetap prospektif. World Economic Outlook (WEO) Juli 2010 memperkirakan
Indonesia akan tumbuh 6,0 persen pada 2010.

*Krisis Eropa dan OJK*

Sementara untuk 2011, kinerja ekonomi Indonesia diperkirakan semakin
prospektif. Berbagai publikasi internasional, seperti WEO dan Consensus
Forecast memproyeksikan laju PDB Indonesia pada 2011 akan lebih tinggi
dibandingkan 2010, yakni pada tingkat 6,2 persen(yoy). Meskipun diwarnai
sejumlah sinyal positif, namun potensi datangnya tantangan pada 2011 tetap
perlu diwaspadai.

Sesungguhnya ada berbagai tantangan pada 2011, namun dalam tulisan ini saya
akan menguraikan dua tantangan saja yang cukup krusial.

Dari perspektif global, salah satu tantangan berasal dari meluasnya dampak
lanjutan Krisis Eropa. Seperti diketahui, Krisis Eropa terdeteksi pada akhir
2009 yang dipicu oleh melonjaknya beban utang dan defisit fiskal beberapa
negara anggota Uni Eropa.

Dari sisi beban utang, dalam Maastricht Benchmarksudah disepakati bahwa
rasio utang pemerintah terhadap PDB tidak boleh melampaui 60 persen, namun
banyak negara Uni Eropa yang melanggar ketentuan ini, seperti Italia (115,8
persen), Yunani (115,1 persen), Prancis (77,6 persen),Portugal (76,8
persen), Jerman (73,2 persen), Inggris (68,1 persen), dan Irlandia (64
persen).

Sedangkan,dari sisi defisit fiskal di mana rasionya terhadap PDB tidak boleh
lebih 3 persen, pada 2010 ada 12 negara yang melanggar konsensus ini,
seperti Irlandia (14,3 persen),Yunani (13,5 persen), Inggris (11,3 persen),
Spanyol (11,2 persen), Portugal (9,4 persen), Prancis (7,6 persen), Belanda
(6,1 persen),Italia (5,2 persen),Belgia (4,8 persen), Austria (4,7 persen),
Finlandia (3,6 persen),dan Jerman (3,3 persen).

Akibat krisis Eropa, beberapa waktu lalu bursa saham dan pasar finansial
Eropa mengalami kejatuhan terindikasi dari pelarian modal (capital flight)
secara masif dari pasar Eropa ke negara-negara yang dianggap lebih aman
seperti AS.

Selain itu, Krisis Eropa telah melemahkan permintaan agregat dan
produktivitas industri dalam beberapa waktu terakhir.

Bagi Indonesia, meluasnya dampak lanjutan krisis Eropa pada 2011 merupakan
tantangan tersendiri. Pasalnya, Uni Eropa merupakan salah satu tujuan ekspor
nonmigas Indonesia yang potensial.

Dalam lima tahun terakhir, kinerja perdagangan Indonesia–Uni Eropa terus
meningkat dan selalu mendatangkan surplus bagi Indonesia sebesar rata-rata
USD5,16 miliar per tahunnya.

Pada 2006 dan 2007, misalnya surplus Indonesia tercatat USD6,0 miliar dan
USD5,6 miliar. Berlanjutnya Krisis Eropa pada 2011 tentu berpotensi
menurunkan kinerja ekspor Indonesia ke kawasan tersebut yang pada gilirannya
bisa menghambat ekspansi ekonomi pada 2011.

Hal ini perlu segera diantisipasi dengan mencari negara substitusi tujuan
ekspor. Tantangan kedua terkait dengan sektor keuangan.

Seperti diketahui, setelah tertunda delapan tahun, pemerintah bertekad
mewujudkan terbentuknya otoritas jasa keuangan (OJK) sebagai lembaga
pengawasan sektor keuangan yang baru selambat-lambatnya akhir tahun ini.

Saat ini, RUU OJK tengah di bahas di DPR. Jika OJK benar terbentuk pada
tahun ini, berarti pada 2011 merupakan tahun pertama operasional lembaga
tersebut.

Ini artinya, akan terjadi perubahan dan transformasi secara mendasar dalam
tatanan sektor keuangan di Indonesia pada 2011.

Pengawasan perbankan yang sebelumnya dilakukan BI dan supervisi lembaga
keuangan nonbank, seperti asuransi, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan
yang selama ini di bawah otoritas Bapepam-Lembaga Keuangan akan dipindah dan
menjadi kewenangan OJK.

Namun,persoalan tidak selesai di sini. Pengalaman pahit beberapa negara
dengan OJK-nya, seperti Inggris dan Prancis serta keberatan sejumlah pelaku
industri jasa keuangan untuk membayar iuran OJK, menjadi tantangan
tersendiri bagi pemerintah untuk bisa merumuskan formulasi terbaik sekaligus
mewujudkan OJK sebagai lembaga pengawasan yang independen, kuat, dan
kredibel yang mampu mengubah pengelolaan sektor keuangan di Indonesia
menjadi jauh lebih baik.(*)

*MUHAMMAD ROMLI
Analis Badan Kebijakan Fiskal,
Kemenkeu RI**(Koran SI/Koran SI/ade)*
-- 
-----
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=========================
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=========================
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=========================
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
    ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke