Interview-majalah KULTURA
Ir.Luluk
Sumiarso, M.Sc :
AYO
BERSATUPADU MENEGAKKAN MARTABAT BANGSA !
Ir.Luluk
Sumiarso,M.Sc,lelaki energik dan dinamis itu kini
mengisi sebagian
besar waktunya dengan mengurusi kebudayaan Indonesia
,disela-sela
tugasnya sebagai Staf Ahli Menteri ESDM ( Energi dan
Sumberdaya
Mineral) . Ia sangat prihatin karena bangsa Indonesia
yang pernah
dikagumi dan dihormati dunia,kini terpuruk menjadi
bangsa yang
disepelekan oleh bangsa lain.
“Pak
Luluk”,demikian ia disapa,menggagas sebuah LSM yang
mempunyai
fungsi sebagai organisasi pemersatu pemangku kebudayaan
Indonesia
,dengan kekuatan utama pada “manajemen organisasi”. LSM
itu
bukan untuk penyeragaman,melainkan hanya menggalang dan
menyatukan
langkah kekuatan .LSM itu digagas bernama “Forum
Kebudayaan
Indonesia” atau FKI atau disebut juga Forbud.
Dibawah
ini adalah ringkasan wawancara “KULTURA” dengan pria
kelahiran
Ponorogo,11 Mei 1951,yang selama ini juga dikenal
sebagai Pimpinan
Ketoprak Guyonan Lintas Tokoh “Puspo Budoyo” dan pendiri
Yayasan Peduli Majapahit,serta kini juga Ketua Board of
Members
majalah KULTURA :
K
: Keistimewaan FKI dibanding LSM Kebudayaan lainnya apa
Pak
Luluk ?
LS
: FKI adalah organisasi yang menggalang potensi budaya
LSM-LSM
lainnya,agar bersinergi lalu bermitra dengan
pemerintah.Jadi,kita
tekankan fungsi kita adalah “menggalang” tapi tidak
menyeragamkan lho!
K:
Jadi,LSM semi pemerintah begitu ?
LS
: Ooo bukaan,bukaan…ini bukan organisasi pemerintah…ini
LSM
murni,kalaupun ada tokoh pemerintah yang terlibat di
FKI,hanyalah
sebagai individu.Misalnya Pak Taufik Effendi,Menteri
PAN (
Pendayagunaan Aparatur Negara-red.), atau Pak Parni
Hadi dari RRI
( Radio Republik Indonesia ) ,ikut aktif di FKI sebagai
individu,bukan sebagai utusan pemerintah.
K
: Kalau tidak ada hubungannya dengan pemerintah,dapat
dana dari
mana Pak ?
LS
: Kalau dana operasional,saya yakin bisa dicarikan ke
donatur dan
filantropis kaya yang sangat banyak di Indonesia …asal
kita
punya program yang jelas saya yakin gampang kok…dan
penggunaannya harus transparan,jangan sampai nama kita
cedera
dianggap korupsi oleh donatur.
K
: Apakah nanti FKI juga akan mengadakan kontrak politik
kebudayaan dengan para Capres ( Calon Presiden ) ?
Karena sudah
dekat Pemilu ini?
LS
:Wadduuh..itu terlalu muluk-muluklaah…lagipula nanti
malah
dicurigai berpolitik…pokoknya FKI hanya fokus untuk
menyamakan
persepsi antar LSM dan pemangku kebudayaan Indonesia
sajalah…dan
saya yakin itu juga nggak gampang, pasti ada saja yang
mencurigai,tidak setuju,mengkritik dan sebagainya…
K
: Jadi FKI tidak akan bekerjasama dengan LSM yang anti
ya
Pak,maksud kami…
LS
: Yaa ini Negara demokrasi,silahkan saja tidak
setuju,berbeda
pendapat dan sebagainya,masing-masing punya jalan
sendiri…tapiii
alangkah baiknya kalau bekerjasama,kita cari mana titik
temu yang
bisa dikerjakan bersama…meskipun masing-masing LSM
tetap dengan
warna khasnya sendiri.
K
: Semoga FKI yang bertujuan mulia ini sukses ya Pak…
LS
: Insya Allah…saya memimpikan, kalau di sektor olahraga
ada
KONI,yaa di sektor seni budaya kenapa tidak bisa ada
semacam itu ?
Nah FKI ini kami gagas akan menjadi semacam KONI, tapi
pemerintah
hanya menjadi fasilitator,tidak terlibat langsung.
K
: Kalau KONI kan mendapat sumbangan dana dari
pemerintah Pak.
LS
: Yaa kita bergerak dululah…kalau nanti sudah jalan
lancar lalu
pemerintah akhirnya tertarik membantu dana ya syukur
alhamdulillah, tapi kalau tidak juga nggak apa-apa…kita
jalan
terus…ya kita mencari dana sendiri…misalnya bekerjasama
dengan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai program CSR (
Corporate
Social Responsibility ),akan kita arahkan untuk
dikembangkan
menjadi CSCR ( Corporate Social-Cultural Responsibility
)…nah, Insya Allah Tuhan akan membimbing kalau kita
berniat
mulia ingin menyelamatkan bangsa !
K
: Semoga FKI sukses ya Pak !
LS
: Terimakasih, ayo kita berjuang bersama demi tegaknya
martabat
bangsa kita!
( Tim KULTURA )
--- Pada Sen, 6/10/08, mangoenpoerojo roch basoeki <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: mangoenpoerojo roch basoeki <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 6 Oktober, 2008, 1:07 AM
Saya sepakat total mas nurcahyo....
salam, robama.
----- Original Message ----
From: henri nurcahyo <henrinurcahyo@ yahoo.com>
To: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Monday, October 6, 2008 7:44:40 AM
Subject: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Lembaga Kebudayaan itu SARANA atau TUJUAN??? Saya sepakat dengan
mailist Halim HD di dikbud, bahwa lembaga tidak menjamin aktivitas kesenian
menjadi lebih baik. Bandung adalah salah satu contoh yang dikemukakan Halim,
tanpa Dewan Kesenian tapi keseniannya maju pesat. Sementara di beberapa daerah,
lembaga kesenian malah menjadi jaringan birokrasi baru. semacam
menumbuhsuburkan feodalisme kesenian (ini istilah saya). Jadi, apa sih yang mau
dikerjakan dengan (rencana adanya) lembaga kebudayaan nasional itu? Ya mending
dikerjakan aja sekarang dan melibatkan lembaga yang sudah ada. jadi, menurut
saya pribadi, lembaga kebudayaan itu sebaiknya berdasarkan kinerja
saja, bukan membangun lembaga mapan tempat bercokolnya birokrat kesenian.
Begitu.
salam
henri nurcahyo
--- Pada Ming, 5/10/08, arief rahman arief rahman
<[EMAIL PROTECTED] com> menulis:
Dari: arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED] com>
Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com
Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 7:50 AM
saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda,
kebanyakan mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan hasil-hasil
kebudayaan Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan hak cipta nasional
untuk hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya utk memperjuangkannya hingga
UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan search di google). mereka sudah bekerja
sebelum peristiwa kuya terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan, konsisten,
dan berjuang terus dengan modal niat.
bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu saja,
sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja, jangan sampai
baru setahun
atau dua tahun kembali mati suri. selamat berjuang!
Arahman Ali
dewa-api.blogspot. com
--- On Thu, 10/2/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com>
wrote:
From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
To: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] my, [EMAIL PROTECTED] net.id,
artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, apresiasi-sastra@ yahoogroups. com,
[EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] .com, PERS-Indonesia@ yahoogroups.
com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] com, hamiludd2kwah@
yahoo.com. au, hasan.bisri@ tpi.tv, saint.mahomet@ yahoo.co. id,
sabtusoreonline@ yahoogroups. com, sanggar_kinanah@ yahoogroups. com, [EMAIL
PROTECTED] gov.my, [EMAIL PROTECTED] my, zahra_292003@ yahoo.com, [EMAIL
PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] net, [EMAIL PROTECTED] com, Zigzagq2001@
yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] com, "zaenal muttaqin"
<[EMAIL PROTECTED] co.id>, yantogaruda@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com,
yatimanyusof@ gmail.com,
lapanpuluhan@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] my, laura_harsoyo@
yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, dato_kemala@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] my,
daeng_martundong@ yahoo.com, dakwah_umat@ yahoo.com, dians_lungayu@ yahoo.co.
id, mustofawehasyim@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED]
gov.my, muhlisbugis@ yahoo.com, syaiful_irwan@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED]
co.id, sirikitsyah@ yahoo.com
Date: Thursday, October 2, 2008, 6:13 PM
JAWA POS Jum'at, 03 Oktober 2008
Opini
[ Jum'at, 03 Oktober 2008 ]
Bangkitlah Bangsa Berbudaya
Tinggi
Oleh Viddy A.D. Daery *
SAYA akan ke Malaysia lagi, memenuhi undangan Dewan Bahasa
dan Pustaka (DBP) Malaysia untuk mengikuti Seminar Internasional Pantun dan
Syair Tradisional. Kalau kita perhatikan, Malaysia terlalu sering mengadakan
seminar internasional, apalagi nasional, yang membahas (dalam rangka
menguri-uri) kebudayaan tradisional mereka.
Bandingkan dengan
Indonesia yang justru 99 persen sering menyelenggarakan seminar politik dan
hukum serta hanya 1 persen menghelat seminar kebudayaan. Itu pun kebanyakan
kebudayaan modern yang cenderung dipengaruhi oleh paham neoliberalisme
Barat.
Tragedi Arca Kuya
Karena itu, sampai saat ini,
apalagi zaman reformasi yang dekaden, Indonesia menjadi kisruh oleh perdebatan
hukum dan perkelahian politik. Sebab, bagi masyarakat Indonesia, faktor
kebudayaan dianggap barang usang yang tak berharga atau cuma dihargai sebagai
benda rombeng murahan.
Karena itu, tragedi terbesar justru baru saja
terjadi. Yakni, dicurinya batu purbakala peninggalan Kerajaan Tarumanegara abad
IV atau V Masehi seberat 6 ton secara terang-terangan dari lokasi situsnya di
hutan lindung Haur Bentes, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Batu yang dikenal dengan nama Batu Kuya tersebut diangkut
menggunakan kontainer dan ditonton oleh masyarakat.
Itu tragedi bangsa
paling menohok akal sehat di samping ribuan tragedi lainnya yang berlangsung
tiap hari di Indonesia.
Padahal, dunia menghargai dan menghormati
Indonesia bukan karena prestasi ekonomi, olahraga, apalagi politik, melainkan
kekayaan budaya yang adiluhung alias masterpiece.
UNESCO
memasukkan wayang dan keris Indonesia sebagai masterpiece dunia atau
intangible cultural heritage atau warisan budaya
nonbenda. Konvensi untuk melindungi warisan budaya tak benda oleh UNESCO
kemudian diratifikasi Indonesia menjadi PP No 78/2007. Terhitung sejak 15
Januari 2008, Indonesia berhak menjadi negara anggota badan PBB tersebut.
Termasuk, berhak menominasikan mata budaya untuk dicantumkan dalam daftar
warisan budaya yang membutuhkan bantuan UNESCO.
Kini, batik
Indonesia juga sedang diajukan untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan
masterpiece dunia. Namun, di pasar grosir terbesar Indonesia, Tanah
Abang, Jakarta, telah beredar batik kodian bikinan Tiongkok!
Namun,
sampai detik ini, selain langkah meratifikasi penghargaan UNESCO, pemerintah
maupun masyarakat Indonesia malah terkesan kurang menghargai kekayaan budaya
sendiri dalam arti seluas-luasnya, selain hanya memanfaatkan kebudayaan sebagai
barang dagangan dan objek pemerasan devisa.
Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata (Depbudpar) tak mengurangi keluhan masyarakat yang peduli budaya
terhadap kenyataan telantarnya banyak sekali warisan budaya di seluruh tanah
air. Pada gilirannya, ketika negara lain justru memanfaatkan berbagai seni
budaya yang ditelantarkan tersebut, barulah masyarakat Indonesia
meradang.
Bahkan, RUU Pajak Penghasilan (PPh) yang sedang digodok oleh
DPR bersama pemerintah tidak sudi memasukkan unsur budaya sebagai bidang yang
layak mendapatkan insentif pajak.
Di tengah suasana suwung (kosong,
hampa) yang dirasakan oleh bangsa Indonesia karena telantarnya kebudayaan
Indonesia, yang diperlukan adalah penyegaran pola pikir dan sikap hidup. Sebab,
peran unsur budaya sangat besar. Sayang, hal-hal tentang budaya sejauh ini
tidak
tertangani dengan baik. Karena itu, dibutuhkan upaya lebih serius untuk
mengelolanya.
LSM Kebudayaan
Maka, dalam Sarasehan
Budaya untuk memperingati Kongres Kebudayaan Pertama di Sala pada 5 Juli 1918,
yang diselenggarakan oleh Paguyuban Puspo Budoyo dan Sekar Budaya Nusantara
bekerja sama dengan RRI di Studio B RRI Jakarta Sabtu 5 Juli 2008,
muncul ide bahwa LSM nasional yang memperjuangkan harkat dan derajat kebudayaan
Indonesia yang adiluhung sudah amat mendesak untuk dibentuk. Akhirnya,
disetujui
pembentukan Forum Kebudayaan Indonesia atau FKI atau Forbud.
Sejumlah
pembicara dari berbagai latar belakang mengangkat seriusnya kemunduran atau
kekurangan bangsa Indonesia. Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional Hartojo
Wignjowijoto mencetuskan istilah "suasana suwung" yang menyiratkan tiadanya
nyawa atau perasaan di tengah bangsa ini.
Dalam sarasehan yang dipandu
Parni Hadi tersebut, ikut pula menyampaikan pandangan Men PAN Taufiq Effendi
yang menyebutkan pentingnya pembangunan karakter bangsa. Menurut Men PAN, kalau
karakter yang menjadi modal dasar itu buruk, ibaratnya membuat hidangan, sulit
membikin kue yang enak karena tepungnya apek dan santannya basi. Dia
menyebutkan
contoh budaya (kebiasaan) buruk, seperti suka menyalahkan pihak lain dan susah
melihat orang lain senang.
"FKI itu semacam KONI di olahraga, bukan
partisan, nirlaba, swadaya masyarakat, namun menjadi mitra pemerintah untuk
menyinergikan potensi dan aktivitas budaya di masyarakat tanpa menghilangkan
identitas atau keberadaan organisasi budaya yang bersangkutan, " kata Luluk
yang
sehari-hari merupakan petinggi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Meski sempat dipertanyakan efektivitasnya oleh tokoh budaya
Betawi Ridwan Saidi, rancangan deklarasi pendirian forum tersebut akhirnya
ditandatangani oleh sebagian besar peserta.
Konsepnya, FKI merupakan
forum bersama untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki kesadaran akan
kekayaan kebudayaan Indonesia yang tak ternilai. FKI bertujuan menghimpun
segenap potensi budaya Indonesia. Pada gilirannya, forum itu akan mampu secara
positif dan konstruktif mendorong kemajuan kebudayaan Indonesia dengan segenap
aspek peningkatan dan kesatupaduan dalam khazanah keindonesiaan.
*.
Viddy A.D. Daery , tim ahli analis media di Depkominfo.
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
___________________________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/