Menjalani Karakter Sesuai Takdir
---Anwar Holid

Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia
Judul asli: Character is Destiny
Penulis: John McCain bersama Mark Salter
Penerjemah: T. Hermaya
Penerbit: GPU, 2009
Jumlah halaman: xix  + 435 h.
ISBN: 978-979-22-4359-8


JOHN McCAIN, Senator senior dan politisi terkemuka Amerika Serikat, ketika 
masih berdinas di Angkatan Laut pada 1967 pernah ditembak dan ditangkap tentara 
Vietnam Utara. Di penjara, dia bukan saja mendapat siksaan mematikan, melainkan 
juga meninggalkan cacat permanen pada tangan, kini menyebabkan gerakan tubuhnya 
jadi terbatas. Tapi itu semua tetap membuatnya semangat beraktivitas, berusaha, 
berpolitik, terlibat aktif dalam kehidupan bangsanya, hingga pada Pemilu AS 
2008 lalu menjadi kandidat presiden dari Partai Republik. Apa rahasia kekuatan 
dan keteguhannya? Karakter. 

Ketika jadi tawanan perang, menjalani berbagai siksaan dan hinaan yang mencoba 
meruntuhkan kemanusiaannya, diam-diam ada seorang sipir yang bersimpati atas 
nasibnya dan memberi dia sedikit kebaikan moral. Kebaikan dari seorang musuh 
itu menggugah kesadaran McCain, memberi kekuatan pada dirinya untuk menjadi 
orang yang lebih baik, lebih beriman, dan lebih dahsyat lagi: membuatnya bisa 
mencintai musuh.

Sipir baik tak dikenal di "Hotel Hanoi Hilton" itu dikenang McCain sebagai 
salah satu dari 34 orang dengan karakter luar biasa. McCain dan Mark 
Salter---partner terbaiknya di bidang penulisan---memilih orang-orang itu bukan 
saja karena mereka menggetarkan dunia, generasi, politik dan pemerintahan, 
maupun orang-orang dan lingkungan terdekatnya, bahkan ada yang nyaris sulit 
dipercayai akal sehat, kalau bukan hanya mungkin terjadi berkat mukjizat yang 
melahirkan keajaiban. Menurut pandangan penulis, semua itu terwujud karena 
masing-masing figur nyata dalam buku ini memiliki karakter utuh. Mereka bukan 
saja pantas diteladani, merupakan role model, melainkan juga meninggalkan jejak 
yang pantas dikenang dan jelas bagi setiap orang. Siapapun mereka, apa pun 
latar belakangnya. 

Sang teladan itu bisa jadi seorang wanita tukang cuci pakaian gagal sekolah 
yang di hari tuanya malah mampu mewariskan kekayaan untuk dijadikan beasiswa 
bagi mahasiswa miskin di kotanya. Itulah yang dilakukan Oseola McCarthy. 
Bagaimana mungkin ada seorang gadis berkulit hitam yang ketika kecil sakit 
polio, sepanjang waktu sakit-sakitan, kala tumbuh remaja akhirnya berhasil 
mengalahkan segala halangan untuk kemudian meraih tiga emas dalam Olimpiade 
sekaligus memecahkan rekor atletik? Wilma Rudolph melakukannya dengan 
perjuangan lebih dari hebat. 

Sungguh ajaib ketika ada seseorang kini menjadi pusat kontroversi ilmu 
pengetahuan dan sains ternyata itu semua berkat kecenderungan serta ketelatenan 
masa muda yang nyaris dinilai sia-sia oleh ayahnya. Ketika menyebut sosok itu 
ialah Charles Darwin, semua orang akan merasa maklum. Bahkan ada anak yang 
pernah buta total selama delapan tahun, untuk kemudian menjadi penulis 
produktif dan kritikus sosial terkemuka di zamannya, dan itu dia lakukan secara 
otodidak. Masihkah kita mau mengingat nama Eric Hoffer yang menulis buku 
berpengaruh The True Believer? Bagaimana pula kisah seorang bintang muda 
American football yang memutuskan lebih memilih negara daripada liga olahraga 
sampai panggilan itu merenggut nyawa di luar tanah airnya?

Boleh jadi pribadi-pribadi yang dikisahkan McCain dan Salter itu akhirnya 
terkenal dan menciptakan sensasi besar bagi orang lain. Ada kalanya mereka 
tetap tidak terkenal, bahkan tanpa nama, dan baru kali ini diungkapkan dengan 
detail menarik, betapa  kisah hidup dan keunggulan mereka menakjubknan. Mereka 
semua hadir seakan-akan untuk membuat keajaiban.

Karakter orang-orang terpilih mampu mengguncang keyakinan sempit banyak 
kalangan yang suka menghakimi atau menghina orang lain yang sedang tumbuh, 
bahwa orang berkarakter kuat bukan saja unggul melawan gertak, ancaman, krisis 
kemanusiaan, pengkhianatan, kegagalan, perang, maupun hukuman mati, melainkan 
juga memperlihatkan betapa karakter memang harus ditumbuhkan, dirawat, dan 
dijalani sesuai takdirnya.

MCCAIN DAN SALTER yakin betul bahwa orang berkarakter kerap lebih mengesankan 
dan mengundang rasa ingin tahu daripada ulasan sejarah maupun setumpuk buku. 
Mereka mampu mengguncangkan dunia, menggetarkan hati, mengubah jalan kehidupan 
peradaban manusia, memperlihatkan bahwa dengan menjadi manusia seseorang bisa 
memunculkan kualitas terbaiknya. Aksi individu seperti itu membuat kehidupan 
manusia jadi dramatik, penuh petualangan, berani, bahkan nyaris tanpa kompromi.

Penulis tak pandang bulu dalam memilih orang dengan karakter benar-benar 
mengesankan. Patokannya bukan waktu, tempat, dan periodisasi, melainkan lebih 
pada konteks sosial dikaitkan dengan tujuh aspek terpenting bagi pembentukan 
kepribadian manusia, yaitu kehormatan, tujuan hidup, kekuatan, pengertian, 
penilaian, kreativitas, dan cinta. Sungguh terasa setiap pilihan itu diambil 
dengan jeli. Orang tersebut bisa siapa saja, berasal dari segala zaman, dari 
tempat manapun, dan kejadiannya bisa berlangsung di sudut Bumi paling terpencil 
sekalipun. 

Dengan memberi contoh rata-rata enam peribadi untuk keenam aspek, penulis 
menyuguhkan kisah yang mampu membuat nafas pembacanya tertahan. Namun agak 
janggal bahwa aspek terakhir, yaitu cinta, malah hanya diberi satu contoh, 
yaitu Bunda Teresa. Beruntung, kejanggalan itu dibayar dengan mengeksplorasi 
habis-habisan profil dan moral Santa dari Calcutta tersebut sampai menghabiskan 
jumlah halaman paling panjang.

Aspek pembentuk karakter tersebut dalam pendewasaan hidup akan melahirkan 
sifat, semangat, vitalitas, profesi, pilihan, bergumul dengan keberanian, 
risiko, keteguhan, siksaan, bahkan dalam banyak kasus, bertaruh dengan 
keputusasaan, kehancuran reputasi, bahkan nyawa. Benar, sebagian orang yang 
diceritakan di sini tidak mendapat nama besar atau jadi pahlawan ketika mereka 
menjalani keyakinannya; mereka bahkan ada yang jadi korban politik, 
pengkhianatan, juga dikalahkan oleh kekuatan alam. Buku ini seakan-akan menjadi 
pembela bahwa niat baik bila dilaksanakan dengan serius ujung-ujungnya 
membuahkan isi yang manis. 

Ditulis oleh dua orang senior, buku ini seolah-olah merupakan testamen generasi 
tua kepada generasi muda yang akan menggantikannya. McCain dan Salter sangat 
menekankan kekuatan moral, yaitu kekuatan untuk berkorban demi cita-cita luhur 
(hal. 427). Itulah bekal awal untuk menjalani karakter yang telah digariskan 
untuk seseorang. Dalam kehidupan pribadi, John McCain membuktikan sendiri moral 
tersebut. Terkenal sebagai sosok temperamental dan pantang menyerah, ada 
kalanya dia berlaku buruk, sampai membuat orang lain terluka atau tersinggung. 
Bila sudah begitu, ibunya akan tak segan-segan memarahinya. 

Bagi kedua penulis, Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia merupakan buku hasil 
kerja sama yang keempat. Buku mereka sebelumnya, Faith of My Fathers (1999), di 
Amerika Serikat lebih dulu meledak dan pada 2005 diadaptasi menjadi film 
televisi. Di sela-sela berbagai kesibukannya, John McCain telah menerbitkan 
lebih dari sepuluh buku atas namanya, meskipun hampir selalu menggandeng 
penulis lain; sementara Mark Salter telah bekerja lebih dari empat belas tahun 
sebagai staf Senator McCain.[]

Anwar Holid, bekerja sebagai editor dan penulis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku 
Bandung, blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.

KONTAK: war...@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II 
No. 26 B Bandung 40141

Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid

Situs terkait:
http://www.gramedia.com

Anwar Holid: penulis, penyunting, publisis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku.

Kontak: war...@yahoo.com | (022) 2037348 | 085721511193 | Panorama II No. 26 B 
Bandung 40141

Sudilah mengunjungi link ini, ada lebih banyak hal di sana:
http://www.goethe.de/forum-buku
http://www.rukukineruku.com
http://ultimusbandung.info
http://www.visikata.com
http://www.gramedia.com
http://halamanganjil.blogspot.com 

Come away with me and I will write you
---© Norah Jones


      

Kirim email ke