--- Pada Sen, 13/7/09, Wajah Bercahaya <wajahbercah...@yahoo.co.id> menulis:

Dari: Wajah Bercahaya <wajahbercah...@yahoo.co.id>
Judul: PSD di JURNAS MInggu
Kepada: pedulimajapa...@gmail.com, pendekarbudiman1...@yahoo.co.id, 
pesi...@yahoogroups.com, putrijulint...@gmail.com, putrak...@gmail.com, 
pusat_studi_budaya_banyuwa...@yahoo.co.id, wajahbercah...@yahoo.co.id, 
wardiya...@budpar.go.id, webmas...@ujanailmu.com.my, wibjay...@gmail.com, 
wid_dialagi...@yahoo.com, wi...@yahoo.com, wiwi...@gmail.com, 
wiwit_rudia...@yahoo.com, reda...@alvabet.co.id, tamba_...@yahoo.com, 
toni_kata...@yahoo.com, tsiba...@yahoo.com
Tanggal: Senin, 13 Juli, 2009, 1:59 PM

BerandaBreakingnewsKoran Hari Ini    JURNAL NASIONAL

Hasil PencarianUpdate terakhir : 19:04:53 WIB
        
    
    
        
            Search result for : " Pendekar Sendang Drajat "
        
    
    
        
            Cari berita   

Lihat Arsip Koran
Senin, 13 Jul 2009 
                                                        
                                                        
                                                                
                                                                        
                                                                                
        Arsip Koran
                                                                                
                                                                                
        Close
                                                                                
                                                                        
            
                                                                
                                                                
                                                                        ?July, 
2009«‹Today›»SunMonTueWedThuFriSat   12345678910111213141516171819202122232425262728293031        Select
 dateJanFebMarAprMayJunJulAugSepOctNovDec
                                                                
                                                        
                                                
                                                 
                                                
                                                Media
                                                
                                                   
                                                   Arsip Koran
                                                   Breakingnews
                                                 
Arsip KoranPendekar Masa TransisiPustaka | Jakarta | Minggu, 12 Jul 
2009 BreakingnewsPencarian berita Pendekar Sendang Drajat tidak 
ditemukan. Pustaka  Jakarta | Minggu, 12 Jul 2009Pendekar Masa
 Transisiby : Sjifa AmoriRaden
Ahmad, atau Pendekar Sendang Drajat, adalah potret pahlawan yang muncul
demi membenahi situasi dengan keutuhan sifatnya manusianya.
BARANGKALI Pendekar Sendang Drajat termasuk salah satu novel silat
berlatar sejarah yang gaya tulisannya paling berapi-api sejak awal
cerita hingga klimaksnya. Meski penulis Viddy Ad Daery mengaku kalau
proses penulisan Pendekar Sendang Drajat lebih lama dibandingkan novel
karyanya yang lain -materi cerita sudah memenuhi otak penulis sejak
kanak-kanak-, alur cerita mengalir begitu lancar seolah ditulis tanpa
jeda karena pengarang seperti tak pernah kehabisan inspirasi.        
Mungkin juga karena materi cerita sudah tertanam di benak penulis sejak
kecil, ada daya tarik kanak-kanak karakter penceritaan Pendekar Sendang
Drajat, yaitu gaya berkisah ceplas-ceplos penuh keyakinan dan
keberanian yang jadi pesona novel silat yang satu ini. 

Berdasar
kekuatan riset sejarah yang kemudian diracik bebas dengan fantasi
mengenai pendekar muslim ideal, Viddy menyuguhkan dimensi masa lalu
yang menyegarkan. 

        Sejak awal, pengarang sudah mengawali
ceritanya dengan latar waktu masa-masa senja kekuasaan Majapahit Raya.
Ini adalah era “kegelapan” yang menggiring wilayah-wilayah di bawah
kekuasaannya masuk dalam kondisi chaos karena kehilangan
pegangan. Termasuk sendi kehidupan dan sistem pemerintahan di wilayah
otonom Sendang Duwur di daerah Kerajaan Pamotan, Tuban (kini Lamongan). 

        Di masa itulah, seperti dituturkan Viddy, yaitu sekitar
tahun 1565-an, hidup seorang jagoan silat berusia 30-an yang mumpuni
dalam olah kanuragan, olah perkelahian. Dialah Raden Ahmad yang lebih dikenal 
dengan sebutan Pendekar Sendang Drajat.                Kelihatan tak mau 
berbasa-basi dengan plot, setting
kekacauan ini menghalalkan pengarang untuk langsung menampilkan Raden
Ahmad di awal tulisannya. Pengarang langsung bergulat dengan konflik
yang akhirnya juga menjadi seluruh pokok permasalahan yang mesti
dihadapi sang pendekar. 

        Meski baru sedikit saja diulas
tentang kepiawaian si tokoh utama, perkelahian dan interaksi yang
kemudian terjadi akan segera mengungkap tentang kepribadian pendekar.
Tentunya masih ada serapan karakter jagoan klasik seperti gagah,
bijaksana, kharismatik, dan tentu saja berakhlak mulia. Bedanya,
Pendekar Sendang Drajat agak galak dan tidak bertele-tele. Bisa jadi
karena pengaruh suburnya pertumbuhan Islam yang menggantikan Hindu di
masa itu, maka ciri khas pendekarnya pun lekat dengan budaya dakwah dan
penegakan nilai Islam selayaknya para Sunan yang menyebarkan Islam di
bumi nusantara. 

        Pendekar Sendang Drajat sesekali
menghabisi lawan tanpa pertimbangan yang lambat jika ia yakin musuhnya
hanya akan menambah maksiat di bumi. Misalnya ketika pendekar ini
membantu Ki Suryadadi menghadapi gerombolan penjahat sadis pimpinan Ki
Suradadu. Tanpa ragu-ragu, Pendekar Sendang Drajat memenggal kepala
lawannya yang sudah menyerah karena segala kebejatannya terbongkar. 

       
“Rupanya kau adalah manusia yang sangat berbahaya jika dibiarkan hidup,
Darmo,” seru Raden Ahmad gusar mengetahui kalau musuhnya menculik
banyak perempuan untuk dijadikan “penghibur”. Segeralah ia mencabut
pedang dan menebaskannya ke leher laki-laki yang dipanggil Darmo
tersebut. 

        Adegan yang lumayan sadis macam ini memang
umum dijumpain dalam novel silat. Viddy pun mengemukakannya dengan
gamblang selayaknya keputusan macam itu bukan sesuatu yang luar biasa.
Untungnya, penulis mengimbangi kekelaman yang penuh adu cabut-nyawa ini
dengan kejenakaan yang diselipkan di sana sini.         Humor
menggelitik dalam novel ini tak membutuhkan eksistensi sosok konyol
tertentu, karena sesungguhnya yang menggelitik adalah gaya tutur
pengarang. Viddy terbilang piawai memilih timing yang tepat
untuk melontarkan hal-hal yang lucu sehingga karakter mana pun bisa
jadi lucu kapan pun dimana pun. Terkadang panas hati, lembut, humoris,
atau konyol karena jatuh cinta, adalah sifat dasar manusia yang
dipaparkan dengan jujur oleh pengarang denga  membiarkannya terjadi
pada beberapa tokoh cerita. Biasanya sisi manusia yang kompleks macam
ini disederhanakan dalam sebuah cerita untuk mempertegas positioning peran dan 
karakter. 

       
Makanya tak heran kalau Raden Ahmad yang berwibawa juga bisa bercanda
dan tokoh jagoan lainnya macam Raden Khavid juga bisa bertingkah konyol
luar biasa saat melihat gadis idaman. Yang juga kocak dengan masih
sarat muatan sejarah adalah ketika pengarang menggambarkan reaksi
masyarakat saat menerima kedatangan pertama pelaut Belanda di wilayah
tersebut. Selain berkumpulnya masyarakat menonton keajaiban fisik
bangsa asing yang merejka anggap raksasa, Viddy dengan santai
menciptakan percakapan lintas bahasa yang mengundang senyum. Misalnya
ketika bangsawan Belanda salah mengeja nama Raden Khavid.            “Ah…I
see, you are David, young man of the richest man,” kata si bule beramah
tamah. Setelah diralat, ia pun meminta maaf, “It’s so easy to call
David, and so difficult to call Khavid.”               “Lhhaa, bisa gitu kok.”  
             “Hahaha..yeah
yeah,” mereka semua tertawa atas kelucuan yang ditimbulkan keterbatasan
pemahaman bahasa masing-masing. Barangkali hanya tertawa itulah bahasa
universal yang bisa dimengerti oleh semua bangsa.
           
Adegan di atas sarat akan berbagai pesan yang dibawa pengarang dalam
sastra silat ini. Pertama adalah kemampuannya memanfaatkan adegan
menjadi perbincangan menarik yang tidak membosankan, kemudian penulisan
bahasa Inggris yang apa adanya dan tidak terlalu muluk namun sangat
kontekstual, lalu juga adanya relevansi gambaran penerimaan masyarakat
terhadap bangsa asing dengan kondisi pengetahuan umum di zamannya,
meskipun mungkin tidak terlalu akurat. Seperti yang diungkapkan
sastrawan Eka Kurniawan dalam literatur mengenai sejarah dalam cerita
silat di blog pribadinya bahwa salah satu sejarah menjadi
elemen utama dalam novel adalah karena ia menjadi media yang
dipergunakan untuk memperkuat unsur-unsur fiktif di dalam karya.
Sejarah tidak menjadi elemen penting di sini meskipun ia mengambil
porsi yang sangat signifikan. 

        Bagaimanapun, karya Viddy
ini bukanlah novel sejarah seperti tujuan utamanya ia dibuat, melainkan
sebuah kisah fiksi silat berlatar sejarah yang menurut kritikus sastra
dan dosen Universiti Malaysia Mohamad Saleeh Rahamad: telah menjalankan
perannya sebagai karya sastra yang membangunkan jiwa manusia untuk
sadar akan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Meski begitu,
penulis pentalogi Gajah Mada Langit Kresna Hadi, melihat kisah Raden
Ahmad ini sebagai karya yang menempatkan pembaca untuk memahami sejarah
tanpa pernah berniat mempelajarinya. 

           Data Buku :          Judul: Pendekar Sendang Drajat (Pesisir Utara 
Majapahit di Abad Ke-16)           Penulis: Viddy AD Daery            Terbit : 
Mei 2009            Penerbit: Pustaka Alvabet            ISBN: 978-979-30       
    Ukuran: 11,5 x 18            Cover: Soft Cover           Halaman: 236       
      Berat Buku: 350 gram            Kategori: Fiksi Sejarah    Komentar Anda 

        Akses email lebih cepat. 
 Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang 
dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)


      Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke