--- In asosiasi-warnet@yahoogroups.com, "Taufiq A. Rachman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Mungkin saya bisa menambahkan.......
> 
> Dilihat dari sisi manapun, setiap bisnis pastinya menguntungkan.
> Pertimbangan seseorang melakukan bisnis adalah untuk profitabilitas
> walaupun (mungkin) terselip niat amal baik.
> 
> Dilema memang jika kita berbicara soal warnet. Tujuan orang berbisnis
> warnet bermacam2, namun yang jelas mengejar profit margin yang ada.
> Disatu sisi, perangkat seperti komputer dan Operating System (OS)
> merupakan beban berat di investasi awal.
> 
> Yah, kalau mau berfilosofi sedikit, mungkin dasar awal membuat warnet
> sekarang harusnya diniatkan dengan baik. Dalam artian gunakanlah jalur
> yang benar-benar legal. Jangan jadikan alasan minimnya dana investasi
> untuk berbuat yang tidak legal.
> 
> Merubah Speedy Warnet menjadi Speedy Office bisa dikatakan tindakan
> illegal atau curang. Karena memang itu bukan jalannya, ada alasan
> knapa Telkom membuat 2 layanan tersebut.
> 
> Begitupun dengan OS, berhitunglah mana OS yang menguntungkan buat
> anda, jangan warnet yg didirikan dengan dana terbatas dijadikan
> eksperimental. Jika lingkungan ternyata lebih berat ke OS Windows,
> pikirkanlah bagaimana membelinya, jangan sekali2 berfikir untuk
> membajak.
> 
> Jika memang perhitungan awal anda tidak mampu untuk membeli OS Windows
> sedangkan Demand yang ada adalah Windows Minded, jangan berfikir untun
> membeli Bajakan......
> Lebih baik cari solusi lain seperti membeli secara kredit, membeli
> lewat leasing..... tetapi jika semua tidak didapatkan...... JANGAN
> MEMAKSAKAN UNTUK MEMBUKA WARNET.
> 
> Lain halnya jika anda memang berniat untuk memberi edukasi tentang
> linux di warnet anda kepada Demand Windows tersebut, maka
> bersabarlah.... tawakal, dan tekun. Memang rintangan banyak di awal
> untuk memberi edukasi, tetapi lambat laun itu akan membuahkan hasil
> seperti yg terjadi dengan rekan2 saya di daerah yg sudah me-linux-kan
> warnetnya dan juga me-linux-kan masyarakatnya.
> 
> So..... mungkin mulai sekarang pengusaha warnet harus lebih kritis
> dalam persiapan usahanya, coba untuk memastikan semuanya dengan
> fixed-cost dan jangan berfikir untuk bertindak curang misalnya dengan
> menggunakan bajakan atau memainkan versi bandwith. Karena efek yg
> diterima dari tindakan curang itu bisa berakibat sangat FATAL.
> Pastikan pada saat survey lokasi benar2 sesuai dengan kebutuhan
> lingkungan, jangan memaksakan untuk membuka hanya karena di lingkungan
> tersebut tidak ada warnet. Perdalam lagi mencari informasi seputar
> lingkungan yg akan kita bangun warnet, siapa tau di lingkungan
> tersebut pernah ada warnet namun gagal karena lingkungan tersebut
> memang tidak produktif bagi warnet.
> 
> Mungkin hanya ini dulu tambahan dari saya, mohon maaf jika ada kata2
> yg menyinggung.
> Selebihnya mungkin ada rekan2 lain yang mau menambahkan..... :-)
> 
> Salam
> MPIQ
>

Ikut menambahkan sedikit.

Secara umum saya setuju dengan garis besar yang saudara Mpiq
sampaikan. Namun untuk soal 'memainkan versi bandwidth', menurut saya
tidak bisa dilakukan dari sisi konsumen, karena untuk produk Speedy
paket Office dan Warnet memang sudah mereka (Telkom) bedakan QoS nya.
Konsumen tinggal pilih jenis layanan yang mereka rasa paling cocok,
lewat pertimbangan dari sisi harga, kualitas & kesesuaian antara
kebutuhan dan kecukupan bandwidth, dan lain-lainnya. Konsumen
mendapatkan apa yang mereka bayar. Warnet-warnet yang menggunakan
paket Office, mungkin sebagian besar adalah warnet-warnet kecil dengan
jumlah layar dibawah 10, dan pendapatan yang nggak seberapa. Kalaupun
ini dipermasalahkan sebagai hal yang illegal, untuk saat ini menurut
saya adalah 'kesalahan' yang harus bisa dimaklumi. Saya sendiri
cenderung berpendapat, tidak hanya warnet yang kesulitan untuk
survive. ISP-ISP lokal pun besar kemungkinan mengalami kesulitan
serupa, karena BUMN-BUMN dan/atau kapital-kapital lainnya, mulai main
retail, membidik pasar end-user. Ibarat toko grosiran sekaligus
ngewarung. Menurut saya, hal inilah yang menjadi salah satu faktor
menurunnya pendapatan warnet, selain faktor lainnya yang telah
diungkapkan oleh teman-teman yang lain. Sekarang, individual user
makin mudah mengakses internet. Pilihan makin banyak. Tehnologi
berkembang terus. Dari yang paling murah (free), seperti memanfaatkan
fasilitas hotspot di mall-mall, sampai online lewat operator selluler
di rumah, ataupun menggunakan paket personal Speedy (quota based &
time based), makin mudah didapatkan. Paket Speedy time based, kalau
dihitung perjam sudah sampai harga rata-rata warnet, yaitu Rp 4000,-
perjam. Malah kelebihan pemakaiannya sekitar Rp 1500,- perjam. Nggak
tau bakal seperti apa kedepannya, tapi saya kira, demi monopoli dan
sistem kapital, yang tengah sibuk penetrasi ke pengguna akhir, membuat
UKM-UKM yang mau jualan koneksi (Warnet, ISP, dll) berpikir lebih
keras lagi dibanding sebelumnya, hehehe.

Salam
Febi Ismail Sunny



Official Web Site : http://www.awari.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/asosiasi-warnet/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/asosiasi-warnet/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke