----- Original Message ----- 
From: "Firman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <assunnah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, March 22, 2006 5:54 PM
Subject: Re: [assunnah] Mengangkat tangan ketika berdoa


> Assalamu'alaikum
>
> Alhamdulillah dan terimakasih sebelumnya atas cepatnya tanggapan dari 
> teman teman dalam maillis ini tentang keinginan saya mendapatkan kajian 
> kajian sebelumnya dan insyaAllah semoga dapat lebih membantu saya dalam 
> memahami Islam.
>
> tentang mengangkat tangan ketika berdo'a, saya pernah mendapatkan cerita 
> dari guru saya bahwasannya berdoa dg mengangkat tangan diperbolehkan, 
> merujuk dari sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW sebelum Perang 
> BADAR. Nabi mengangkat kedua tangan beliau tinggi tinggi dan berdo'a agar 
> ALLAH SWT memberikan kemenangan.
> Maaf apabila saya tidak dapat menunjukkan referensinya dalam hal ini
>
> Wassalam
>


BERDOA DENGAN MENGANGKAT TANGAN


Oleh
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih


Mengangkat tangan dalam berdoa merupakan etika yang paling agung dan 
memiliki keutamaan mulia serta penyebab terkabulnya doa.

Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu 
dari
hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam 
keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab 
Doa 2/78 No.1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438. 
Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa lafazh hayyun berasal dari lafazh haya' 
yang bermakna malu. Allah memiliki sifat malu yang sesuai dengan keagungan 
dzat-Nya kita beriman tanpa menggambarkan sifat tersebut. Lafazh kariim yang 
berarti Maha Memberi tanpa diminta dan dihitung atau Maha Pemurah lagi Maha 
Memberi yang tidak pernah habis pemberian-Nya, Dia dzat yang Maha Pemurah 
secara mutlaq. Lafazh an yarudahuma shifron artinya kosong tanpa ada 
sesuatu. [Mur'atul Mafatih 7/363]

Dari Anas Radhiyalahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam tidak berdoa dengan mengangkat tangan kecuali dalam shalat Istisqa. 
[Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa' 2/12. Shahih Muslim, kitab Istisqa' 3/24].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa hadits tersebut tidak menafikan berdoa 
dengan mengangkat tangan akan tetapi menafikan sifat dan cara tertentu dalam 
mengangkat tangan pada saat berdoa, artinya mengangkat tangan dalam doa 
istisqa' memiliki cara tersendiri mungkin dengan cara mengangkat tangan 
tinggi-tinggi tidak seperti pada saat doa-doa yang lain yang hanya 
mengangkat kedua tangan sejajar dengan wajah saja.

Berdoa dengan mengangkat tangan hingga sejajar dengan kedua pundak tidaklah 
bertentangan dengan hadits di atas sebab beliau pernah berdoa mengangkat 
tangan hingga kelihatan putih ketiaknya, maka boleh mengangkat tangan dalam 
berdoa hingga kelihatan ketiaknya, akan tetapi di dalam shalat istisqa 
dianjurkan lebih dari itu atau mungkin pada shalat istisqa kedua telapak 
tangan diarahkan ke bumi dan dalam doa selainnya kedua telapak tangan 
diarahkan ke atas langit.

Imam Al-Mundziri mengatakan bahwa jika seandainya tidak mungkin menyatukan 
hadits-hadits diatas, maka pendapat yang menyatakan berdoa dengan mengangkat 
tangan lebih mendekati kebenaran sebab banyak sekali hadits-hadits yang 
menetapkan mengangkat tangan dalam berdoa, seperti yang telah disebut Imam 
Al-Mundziri dan Imam An-Nawawi dalam Syarah Muhadzdzab dan Imam Al-Bukhari 
dalam kitab Adabul Mufrad. Adapun hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari 
'Amarah bin Ruwaibah bahwa dia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat tangan 
dalam berdoa, lalu mengingkarinya kemudian berkata : "Saya melihat 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak lebih dari ini sambil 
mengisyaratkan jari telunjuknya. Imam At-Thabari meriwayatkan dari sebagian 
salaf bahwa disunnahkan berdoa dengan mengisyaratkan jari telunjuk. Akan 
tetapi hadits di atas terjadi pada saat khutbah Jum'at dan bukan berarti 
hadits tersebut menafikan hadits-hadits yang menganjurkan mengangkat tangan 
dalam berdoa. [Fathul Bari 11/146-147].

Akan tetapi dalam masalah ini terjadi kekeliruan, sebagian orang ada yang 
berlebihan dan tidak pernah sama sekali mau meninggalkan mengangkat tangan, 
dan sebagian yang lainnya tidak pernah sama sekali mengangkat tangan kecuali 
waktu-waktu khusus saja, serta sebagian yang lain di antara keduanya, 
artinya mengangkat tangan pada waktu berdoa yang memang dianjurkan dan tidak 
mengangkat tangan pada waktu berdoa yang tidak ada anjurannya. Imam Al-'Izz 
bin Abdussalam berkata bahwa tidak dianjurkan mengangkat tangan pada waktu 
membaca doa iftitah atau doa diantara dua sujud. Tidak ada satu haditspun 
yang shahih yang membenarkan pendapat tersebut.

Begitupula tidak disunahkan mengangkat tangan tatkala membaca doa tasyahud 
dan tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan kecuali waktu-waktu yang 
dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengangkat 
tangan. [Fatawa Al-Izz bin Abdussalam hal. 47].

Syaikh Bin Bazz berkata bahwa dianjurkan berdoa mengangkat tangan karena 
demikian itu menjadi penyebab terkabulnya doa, berdasarkan hadits Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu 
kepada hamba-Nya yang mengankat kedua tangannya (meminta-Nya), Dia 
kembalikan dalam keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Hadits Riwayat Abu 
Dawud].

Dan sanda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik dan
sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti 
memerintahkan kepada para rasul, Allah berfirman.

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang 
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya 
kepada-Nya kamu menyembah". [Al-Baqarah : 172].

Dan firman Allah : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, 
dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang 
kamu kerjakan". [Al-Mukminuun : 51]

Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang lusuh mengangkat kedua tangannya 
ke arah langit berdoa : 'Ya Rabi, ya Rabbi tetapi makanannya haram, 
minumannya haram dan pakaiannya haram serta darah dagingnya tumbuh dari yang 
haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan .?" [Shahih Muslim, kitab Zakat 
3/85-86]

Tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan bila Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam tidak mengangkat kedua tangannya pada waktu berdoa seperti 
berdoa pada waktu sehabis salam dari shalat, membaca doa di antara dua sujud 
dan membaca doa sebelum salam dari shalat serta pada waktu berdoa dalam 
khutbah Jum'at dan Idul fitri, tidak pernah ada hadits yang menyebutkan 
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat tangan pada waktu 
waktu tersebut.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah panutan kita dalam segala 
hal, apa yang ditinggalkan dan apa yang dilaksanakan semuanya suatu yang 
terbaik buat umatnya, akan tetapi jika dalam khutbah Jum'at khatib membaca 
doa istisqa', maka dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa sebagaimana 
yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallah 'alaihi wa sallam. [Shahih 
Al-Bukhari, bab Istisqa', bab Jamaah Mengangkat Tangan Bersama Imam 2/21].

Dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa setelah shalat sunnah tetapi lebih 
baik jangan rutin melakukannya karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam tidak rutin melakukan perbuatan tersebut dan seandainya demikian, 
maka pasti kita menemukan riwayat dari beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam 
terlebih para sahabat selalu menyampaikan segala tindakan dan ucapan beliau 
baik dalam keadaan mukim atau safar.

Adapun hadits yang berbunyi :

"Artinya : Shalat adalah ibadah yang membutuhkan khusyu' dan berserah diri, 
maka angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah : Ya Rabbi, ya Rabbi". [Hadits 
Dhaif, Fatawa Muhimmmah hal. 47-49].

Dan tidak dianjurkan mengangkat tangan dalam membaca doa thawaf sebab Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkali-kali melakukan thawaf tidak ada satu
riwayatpun yang menjelaskan bahwa beliau berdoa mengangkat tangan pada saat 
thawaf.

Sesuatu yang terbaik adalah mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa
sallam dan sesuatu yang terburuk adalah mengikuti perbuatan bid'ah.

Cara Mengangkat Tangan Dalam Berdoa.

Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah 
kedua tangan diangkat hingga sejajar dengan kedua pundak, dan beristighfar 
berisyarat dengan satu jari, adapun ibtihal (istighasah) dengan mengangkat 
kedua tangan tinggi-tinggi. [Sunan Abu Daud, bab Witir, bab Doa 2/79 No. 
14950. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud].

Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata bahwa saya melihat Ibnu Umar berdoa di 
Al-Qashi dengan mengangkat tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya 
dan kedua telapak tangannya dihadapkan ke arah wajahnya. [Dishahihkan oleh 
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/147. Dinisbatkan kepada AL-Bukhari dalam 
kitab Adabul Mufrad tetapi tidak ada].

Ketahuilah Bahwa Doa Istisqa' Memiliki Dua Cara

Pertama.
Mengangkat kedua tangan dan mengarahkan kedua telapak tangan ke wajah, 
berdasarkan dari Umair Maula Abi Al-Lahm bahwa dia melihat Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam berdoa istisqa di Ahjari Zait dekat dengan Zaura' sambil 
berdiri mengangkat kedua telapak tangannya tidak melebihi di atas kepalanya 
dan mengarahkan kedua telapak tangan ke arah wajahnya. [Sunan Abu Daud, 
kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh 
Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035].

Kedua
Mengangkat tagan tinggi-tinggi dan mengarahkan luar telapak tangan ke arah 
langit dan dalam telapak tangan ke arah bumi. Dari Anas bahwa beliau melihat 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa saat istisqa dengan 
mengangkat tangan tinggi-tinggi dan mengarahkan telapak tangan sebelah dalam 
ke arah bumi hingga terlihat putih ketiaknya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat 
bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani 
dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035].


[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam 
Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 61-69 terbitan 
Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin Lc]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=93&bagian=0








--------------------------------------------
Website Anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke